SUMENEP, nusainsider.com — sengkarut kasus meninggalnya bayi baru lahir di Puskesmas batang-batang usai dilakukan pengambilan sampel darah program Skrining Hipotiroit kongenital (SHK) hampir Usai.
Diketahui, Aksi ketiga kalinya dari Ratusan pemuda dan masyarakat untuk mendesak Bupati sumenep memberhentikan Bidan dan Kapus Batang-batang dijawab langsung Bupati sumenep melalui Video Call (VC) dihadapan Massa aksi Garda Raya Bersama Masyarakat.
Copot sekarang. Copot bidan windu dan Kepala Puskesmas Batang-batang sekarang jangan menunggu hingga besok.
Saya sudah tidak sanggup lagi melihat orang itu disana, karena keponakan saya, Itu saja. “Ungkapnya keluarga korban, Anwar dalam Video Call bersama Bupati Sumenep Ra Achmad Fauzi Wongsoyudo didepan Massa aksi dan Pihak kepolisian.
Sementara itu, Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo menyampaikan melalui sambungan Virtual kepada Asistennya yang di sambungkan di hadapan Massa aksi.
Kemarin kan sudah Unras? Untuk mekanisme terkait apa yang menjadi point tuntutan keluarga dan pemuda, nanti setelah pihaknya datang dari luar kota ada mekanismenya bukan main hilangkan-hilangkan.
Nanti kita ajukan mekanismenya, bukan langsung apa kata Bupati. Pihaknya akan memanggil Dinas terkait terlebih dahulu, karena nanti kalau saya langsung geser-menggeser saya yang salah.
Yang terpenting apa yang menjadi point tuntutannya akan saya rapatkan ketika besok datang. Kita paham apa yang di inginkan keluarga, “pungkasnya Bupati sumenep di hadapan Massa aksi, Jumat 8 Desember 2023.
Akan saya proses mekanismenya, tidak usah ramai-ramai lagi. Kita sudah paham dan akan dikabari hasilnya kepada perwakilan Pemuda nantinya,” Tutupnya.
Lebihlanjut anwar menegaskan bahwa dirinya bersama pemuda akan menunggu pernyataan bupati Dalam waktu 5x24Jam serta akan terus memperjuangkan dan menuntut keadilan untuk kematian keponakannya.
“Saya tunggu pak, kami tidak butuh janji tapi bukti”, Imbuhnya Anwar saat Video Call dengan Bupati Sumenep.