SUMENEP, Nusainsider.com — Ditengah kemajuan tekhnologi, Pemerintah Kabupaten Sumenep masih terus berupaya melestarikan kebudayaan tradisional dengan mengadakan Festival Tan-Pangantanan Dhe’ Nondhe’ Ni’ Nang.
Melalui festival itu, diharapkan Pemerintah Daerah bersama elemen masyarakat untuk mewariskan tradisi, adat istiadat dan nilai-nilai budaya leluhur kepada generasi muda, sehingga kebudayaan tersebut tetap terpelihara.
“Festival Tan-Pangantanan Dhe’ Nondhe’ Ni’ Nang merupakan langkah nyata menjaga kebudayaan tradisional supaya di era saat ini tidak terkikis, bahkan punah oleh kemajuan teknologi,” kata Bupati Sumenep Achmad Fauzi, Kamis (11/05/2023).
Pemerintah daerah dan komponen masyarakat perlu menghidupkan beragam kegiatan bernuansa budaya lokal kepada generasi muda supaya mencintainya, karena saat ini, mereka lebih suka atau mengakrabkan diri terhadap budaya luar daripada budaya lokal.
“Kami ingin semua elemen di daerah dengan festival ini, untuk menguatkan komitmen dalam melestarikan warisan budaya di Kabupaten Sumenep, karena kalau bukan kita siapa lagi yang menjaga dan melestarikannya dan jika tidak dilakukan mulai saat ini kapan lagi,” ungkapnya.
Bupati mengharapkan, kegiatan ini dapat membangun kesadaran orang tua dan guru agar mengenalkannya kepada anak-anaknya sejak dini, agar memacu generasi milenial yang cerdas teknologi dan tetap mencintai budaya sendiri.
“Generasi muda yang menentukan perkembangan dan pelestarian budaya dan seni lokal, sehingga beragam kegiatan seperti Tan Pangantanan ini, sangat penting untuk membekali anak-anak tentang pengetahuan budaya tradisional,” pungkasnya.
Sekedar informasi, Festival Tan-Pangantanan Dhe’ Nondhe’ Ni’ Nang sebagai rangkaian kegiatan Pemerintah Kabupaten Sumenep 2023 bertajuk Masa Kejayaan, dijadwalkan pada Minggu (14/05/2023) pukul 07.00 WIB, di wisata Pantai Lombang Desa Lombang Kecamatan Batang-batang.