SUMENEP, nusainsider.com — Fakta Foundation bekerjasama dengan LAKPESDAM PCNU Sumenep menggelar pendidikan kritis kebijakan yang dikemas dengan Sekolah Gerakan yang meliputi Mahasiswa dan Pemuda di Kabupaten Sumenep Kamis, (18/01/24).
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari, terhitung sejak Kamis 18/1 sampai Ahad, 21/1/2024 bertempat di Fatimah Internasional Elementary School.
Untuk diketahui, hasil pengamatan dari proses penyusunan kebijakan anggaran di Kabupaten Sumenep belum sepenuhnya bersifat partisipatif dan menjamin terwujudnya anggaran yang pro rakyat miskin dan desa tertinggal.
Presiden Fakta Fondation Nur Hayat menyatakan, bahwa realitas kebijakan penganggaran kita masih memihak “kelompok elit”.
Hal tersebut bisa ditemukan mulai dari fase perencanaan, penyusunan, implementasi sampai monitoring dan evaluasi.
“kurangnya pemerintah terhadap keterbukaan informasi terkait dokumen anggaran terhadap publik, ada hanya sebatas papan informasi umum,
Bahkan dimedia sosial tidak dilakukan update infomasi terkait dokumen anggaran secara menyeluruh” tuturnya.
Tokoh Pemuda Sumenep itu menambahkan, terkait tujuan dari adanya sekolah gerakan tersebut ialah untuk meningkatkan kesadaran kritis pemuda dan mahasiswa terhadap isu-isu publik yang berkaitan dengan anggaran, investigasi, media, dan opini publik, serta advokasi.
“Agar pemahaman masyarakat lebih luas terkait fungsi APBD secara baik. Lebih-lebih untuk menggeser cara-cara pemerintah yang selama ini terkesan tertutup soal anggaran dan realisasinya,” paparnya.
Berbeda dari hal tersebut, Sekretaris Lakpesdam PCNU Sumenep Nurus Syamsi mengungkapkan, dirinya menginginkan teman-teman pemuda dan mahasiswa bisa memiliki kemampuan terkait advokasi kebijakan publik.
Tentu hal ini di dukung oleh bagaimana bisa menguasai media sosial, dan tentu juga dibutuhkan teman-teman bisa mengetahu teori-teorinya opini publik.
“Hasil dari materi ini, kita akan melakukan follow up untuk merancang gerakan media dan opini publik,” pungkasnya.