SUMENEP, nusainsider.com — Festival Batik Sumenep yang digadang-gadang sebagai ajang promosi budaya dan penguatan UMKM lokal justru menuai kritik tajam dari sejumlah pengrajin batik.
Alih-alih memberi manfaat, acara tahunan tersebut diduga malah merugikan pelaku batik lokal yang selama ini menjadi penjaga warisan budaya Madura.

Salah seorang pengrajin batik ternama di Sumenep, yang enggan disebutkan namanya, mengaku kecewa dengan penyelenggaraan festival tahun ini.
Menurutnya, event besar tersebut seolah hanya “Diborong” oleh pihak tertentu dan desainer luar daerah, tanpa pelibatan adil bagi pengrajin lokal.
“Sangat disayangkan, event besar seperti ini hanya dinikmati segelintir orang. Banyak pengrajin lokal justru hanya jadi penonton, padahal ini festival batik di tanah kami sendiri,” ungkapnya, Sabtu (13/9/2025).
Lebih jauh, pengrajin itu juga mengungkap pengalaman buruk yang pernah dialaminya pada gelaran perdana festival di Kalianget.
Ia mengaku didatangi penyelenggara bersama rekannya pada malam hari untuk meminta bantuan batik.
“Waktu itu mereka bilang butuh delapan kain batik. Saya hanya bisa kasih enam, tapi dijanjikan batik itu akan dijahit dan dipakai model di panggung,” tuturnya.
Namun, janji tersebut tak pernah terbukti. Hingga kini kain batik yang diserahkannya tak kunjung kembali. Bahkan, upaya untuk menghubungi pihak penyelenggara tidak pernah mendapat respons.
“Saya telepon berkali-kali, tidak pernah dibalas. Batik saya hilang sampai sekarang,” ujarnya dengan nada kecewa.
Hingga berita ini diturunkan, pewarta mencoba menghubungi dr. Novi Sri Wahyuni selaku penanggung jawab kegiatan, namun belum ada jawaban meski pesan telah terlihat terbaca dan masuk.
 ![]()
Penulis : Wafa

					






						
						
						
						
						








