SUMENEP, nusainsider.com — “Usaha Tidak pernah mengkhianati Hasil,”Begitulah ungkapan Lia Istifhama usai menerima Penghargaan Tokoh Inspiratif Penggerak Literasi
Bukan Politisi Biasa, Anggota DPD RI Terpilih Ini Raih Penghargaan Tokoh Inspiratif Penggerak Literasi.
Bukan Politisi Biasa, itulah yang layak disematkan pada aktivis perempuan yang kini sudah ditetapkan sebagai anggota DPD RI Terpilih dengan raihan suara tertinggi ketiga nasional untuk kategori non petahana dalam Pemilu 2024, Dr. Lia Istifhama, S.Sos., S.H.I., S.Sos.I., M.E.I.
Betapa tidak? Beragam penghargaan pernah diraih senator yang memiliki tagline peran CANTIK itu. Diantaranya, 22 (Dua Puluh Dua) Tokoh Muda Inspirasatif Jawa Timur 2020 dari Forum Jurnalis Nahdliyyin, Penggerak Perempuan Bidang Pertanian dari DP3AK Jatim, Indonesia Next Future Leader 2024 dalam ajang Indonesia Award Magazine, dan sebagainya.
Terbaru, tepatnya pada Jumat (12/7/2024) malam, keponakan Gubernur Jatim 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa itu pun merairaih Penghargaan Tokoh Inspiratif Penggerak Literasi dalam gelaran ‘Radar Surabaya Awards 2024’ di Hotel Vasa Surabaya.
Penghargaan itu pun diberikan secara langsung oleh Direktur PT Radar Media Surabaya Lilik Widyantoro kepada ning Lia, sapaan akrab Lia Istifhama.
Mengenakan jilbab coklat susu dengan balutan kebaya berwarna hitam, ibu dua anak itu tampak cantik dan anggun. Terlebih, senyum pun selalu ditebarkan oleh perempuan yang memang dikenal sebagai aktivis, penulis, dan akademisi.
“Alhamdulillah saya sangat bersyukur atas capaian ini. Dengan harapan, bisa menjadi salah satu anak bangsa yang terus konsisten mencintai dan menjaga budaya membaca serta menulis apapun yang menjadi gagasan pribadi, untuk kemudian diniati sebagai karya edukasi untuk bangsa ini,” terangnya di depan awak media, Jumat, 12 Juli 2024.
Ia pun mengutip quotes dari ulama Islam, diantaranya imam Al khatib al Baghdadi dan sang Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari.
“Imam al Baghdadi menyampaikan bahwa ‘Mengarang (Membuat tulisan) dapat memperkuat hafalan dan mencerdaskan hati. Tulisan mengasah kecerdasan, memperindah ungkapan bahasa mendatangkan daya ingat yang baik, dan pahala yang banyak, serta nama pengarang akan kekal sepanjang masa.
Kemudian KH Hasyim Asy’ari, menyampaikan bahwa ‘Orang yang menorehkan tinta di atas kertas untuk menulis apa yang dia kehendaki, syair, cerita yang diperbolehkan atau apapun bentuknya tidak boleh ada yang menolak karyanya. Apalagi kalau ada yang menulis tentang ilmu syariah dan ilmu ilmu alat seperti Bahasa Arab yang jelas berguna, maka tentu semestinya tidak ditolak.
Maka setidaknya dari kedua pesan bijak beliau, kita distimulus untuk terus memperkaya tulisan. Namun tulisan sendiri, tidak mungkin terbentuk jika kita enggan membaca. Oleh sebab itu, dunia literasi harus kita cintai, “Jelasnya
Masih menurut Lia Istifhama, Buta aksara membuat manusia tidak bisa melihat kebenaran dan keindahan. Buta literasi membuat manusia tidak memiliki kemampuan untuk sejahtera.
“Perkembangan zaman menghantarkan kita pada kemajuan, terutama karena adanya teknologi, tetapi kemajuan itu pula memberikan kepada manusia tantangan baru. Banyak hal berubah, dinamika sosial berubah, kebutuhan berubah dan perubahan itu perlu diiringi oleh kecakapan manusia dalam literasi.”pungkasnya.
Itulah sosok Lia Istifhama, politisi yang ‘out Of the box’ dengan terus menunjukkan kiprahnya mencintai dunia literasi sebagai bagian dari hidupnya. Tak heran, hampir setiap hari tulisannya mejeng di berbagai media massa baik cetak maupun elektronik.
Sebut saja, diantara beberapa artikel yang ditulisnya tanpa plagiat, yaitu ‘SENI’ Berpolitik Secara Holistik’, ‘Penguatan ‘ILMU’ Anak Dalam Era Digitalisasi’, ‘Pondasi Spirit ‘CINTA’ Dalam Pendidikan Anak’, ‘Kepemimpinan dalam Pengejawantahan Karakter ‘PEREMPUAN’, ‘Pemuda Ber-Spirit SANTRI Di Era Digitalisasi’, ‘Nahdlatul Ulama dan Pondasi Spirit Kebangsaan’, dan ‘Bangun Peran Tanpa Jabatan’.
Selain itu, ia menyempatkan menulis buku, baik secara tunggal maupun kolektif dengan rekan-rekannya, seperti: Before After Tsunami Aceh: Trilogi dan Tragedi, Resiliensi Korban Pelecehan Seksual: Sudut Pandang Sosial Dan Ekonomi Islam, Hikmah Ramadlan: Penelusuran Hadis, Beda Agama Hidup Rukun, Berkisah Tentang Hati, 2022, Pendidikan dalam pandangan Islam, Membingkai Pendidikan Bangsa, dan Pendidikan Islam dalam Guncangan Post Truth.
Penulis : Mam