SUMENEP, nusainsider.com — Ada yang menarik saat wartawan http://nusainsider.com bertamu dan bincang santai perdana dalam rangka Silaturahmi bersama Kepala Rutan Kelas IIB Sumenep, M Ridwan Susilo, Kamis, 4 Juli 2024
“Menafkahi keluarga dari dalam penjara“. Bahasa tersebut muncul disela-sela guyonan yang serius bersama Kepala Rutan, Humas Rutan dan Kasubsi Yantah Rutan.
Misalnya, kegiatan Rutin warga binaan selain membaca Alqur’an, Shalat Berjamaah dan program membatik dari kepemimpinan Karutan sebelum dirinya, ia merasa terpacu untuk mengembangkan program kreatif ini bagi para tahanan.

“Sebenarnya ini sudah ada sejak sebelum-sebelumnya, cuma saya tertarik untuk mengembangkannya lagi dan terus mengembangkan lagi,” katanya.
Sasaran produksi batik karya narapidana Rutan Kelas IIB Sumenep ini lebih ia arahkan pada model batik yang disukai anak muda.
“Dengan tampilan-tampilan yang lebih elegan dan cocok lah untuk anak-anak muda,” tuturnya.
Sejumlah upaya ia usahakan untuk mengangkat branding batik hasil produksi para napi Rutan Kelas II B Sumenep. Salah-satunya dengan menggandeng putra-putri Indonesia saat tampil pada ajang bergengsi tingkat regional maupun di tingkat nasional.
Fokus pemasaran, kata M Ridwan sapaan akrabnya adalah dengan cara memanfaatkan ruang promosi di media sosial.
“Kalau ingin tahu, boleh silakan buka facebook atau instagram. Ya, di situ ada namanya Catra Batik Sumenep. Di situ ada produk desain-desain kita,” ungkapnya.
Semua alat membatik disediakan oleh Rutan. Untuk proses satu karya yang bagus biasanya butuh waktu tiga sampai empat hari.

Hasil dari penjualan batik sepenuhnya diberikan untuk napi yang mengerjakan.
“Hanya saja mungkin disisihkan sejumlah nominal untuk kepentingan pembelian bahan ya, untuk produksi selanjutnya,” jelas M Ridwan.

Jadi, walaupun berada dalam masa tahanan, mereka masih sempat ngirim nafkah untuk keluarga mereka yang ada di rumah. Ya, hasil dari kerja mereka membatik itu.
Batik khas karya para napi di Rutan Sumenep ini juga dipasarkan untuk seluruh Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumhan yang ada di Jawa Timur.
“Untuk seragam ya, mas. Itu pesanan per kanwil biasanya sampek minimal 150 pcs. Jadi lumayan lah hasilnya,” katanya.
“Lain lagi jika ada pesanan odong-odong hias, mereka juga masih dapet duit dari kerja itu,” pungkasnya menambahkan.
Sebelumnya diberitakan media http://nusainsider.com Desainer Handal inisial HM yang tidak mau diungkap nama aslinya menyampaikan bahwa Catra diambil dalam bahasa Sansekerta, artinya Payung kebesaran raja.
Jadi, Kita ini Raja. Tidur di jagain, Makan di Siapin, kemana-mana di kawal. Apa bedanya kita dengan Pejabat, tidak ada, “katanya kepada sejumlah media saat dikonfirmasi di Rumah produksi Rutan Sumenep, Kamis 4 Juli 2024.
Misalnya pada pagelaran pameran desa wisata kemarin, kita dijagain mas takut kabur kan. Tidur, dikunci dan dijaga dari Luar. Makanya kita beri nama label Produksi batik kami dengan sebutan ‘Catra’.
Terkait desain, itu muncul dari pikiran dan penglihatan. Pikiran saya dan apapun yang saya lihat dan apapun yang muncul akan langsung saya gambar untuk dijadikan lukisan batik.
“Saya dapat wayang, langsung di gambar wayang. Dapat bunga, saya gambar bunga, dapat keris, saya gambar keris. Saya habis nonton film Geisha, saya angkat jadi batik”, Imbuhnya sembari memperlihatkan Katalog hasil lukisannya.
Penulis : Mif