SUMENEP, nusainsider.com — Pengurus cabang pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) kabupaten Sumenep soroti Bobroknya pemerataan pembangunan, pelayanan kesehatan, Infrastruktur kepulauan, Kemiskinan dan Ketimpangan Sosial hingga Gaungkan Mosi Tidak Percaya kepada pemerintah kabupaten Sumenep.
Setelah menyampaikan Orasinya selama 30 Menit, aksi mahasiswa ditemui perwakilan Bupati sumenep Diantaranya kepala Disbudporapar, Kabakesbangpol dan sekdis Bappeda serta pejabat Pemkab lainnya.
Agus Salim dalam Orasinya menyampaikan bahwa kabupaten Sumenep merupakan daerah Maritim yang memiliki Sumber kekayaan melimpah, baik dari Sumber daya alam daratan maupun kepulauan. Hal itulah yang menjadi sumber pencaharian masyarakat kabupaten Sumenep, baik petani yang didaratan maupun Nelayan yang ada di kepulauan.
Namun, sumber kekayaan alam yang dimiliki pemerintah sumenep itu tidak bisa dimaksimalkan secara masif sehingga kabupaten Sumenep tetap bertahan sebagai daerah termiskin ke-3 Se Jawa Timur sejak tahun 2014 hingga saat ini sudah Tahun 2025,”Kata Ketua cabang PMII Sumenep dalam orasinya di jalan menuju Pemkab sumenep, Kamis 9 Januari 2025.
Agus sapaan akrabnya menjelaskan bahwa kedatangan PC PMII Sumenep ini sebagai langkah menyampaikan Problematika kemiskinan yang stagnan di kabupaten Sumenep dan akan mempertanyakan kepada Pemangku kebijakan, langkah apa yang sudah dilaksanakan namun tidak membuahkan hasil.
Tentu, hal ini menjadi catatan Buruk (Rapot Merah) pemerintah kabupaten Sumenep hingga saat ini belum menemukan solusi atas peristiwa yang terjadi, “Jelasnya.
Agus sapaan akrabnya menambahkan bahwa program Unggulan pemerintah kabupaten Sumenep tidak sama sekali ada yang mengarah pada pengentasan kemiskinan yang ada di kabupaten Sumenep, sehingga dari program Pemerintah itulah tidak ada fokus yang Bertanggung jawab penuh perihal kemiskinan.
Delapan Program Unggulan Pemerintah Kabupaten Sumenep Diantaranya :
- Penguatan Kompetensi, Peningkatan kesejahteraan Guru sekolah dan Madrasah Diniyah serta Program Beasiswa.
- Peningkatan kualitas Standart pelayanan dan pembangunan kesehatan dasar.
- Mencetak wirausaha santri dan kalangan muda Era Industri 4.0
- Pengembangan ekonomi kawasan dan percepatan ekonomi berbasis desa tematik.
- Mewujudkan kawasan Wisata Madura (Visit Madura) dan pengembangan ekonomi kreatif.
- Tata Kelola Pemerintah yang bersih dan profesional (Smart city)
- Peningkatan penanganan masalah sosial dengan semangat Gotong royong
- Peningkatan Infrastruktur dan Muda Transportasi kepulauan.
Oleh karena itu, PC PMII Sumenep menuntut Pemkab sumenep.
- Revisi program Unggulan yang memang Berorientasi pada Urgensi kebutuhan masyarakat.
- Akselerasi kinerja diseluruh Tubuh pemerintah kabupaten Sumenep.
- Restrukturisasi Dinas (SATKER) satuan kerja yang terlibat dalam melaksanakan Program unggulan, “Tutupnya.
Pantauan Media ini, Para mahasiswa ngotot untuk bertemu langsung dengan Bupati dan menyampaikan aspirasinya tanpa perwakilan. Karena itu, ketika Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep, Moh. Iksan menemui mahasiswa, para pengunjukrasa menolak.
Mereka tetap bersikukuh ingin bicara langsung dengan Bupati, tanpa melalui perwakilan. Setelah disampaikan bahwa Bupati hari ini tidak ada di tempat karena tengah ada urusan dinas di luar kota, mahasiswa tidak percaya.
Mereka meminta diberi kesempatan masuk dan melakukan ‘Sweeping’ kantor Bupati untuk melihat apakah Bupati memang benar-benar tidak ada di tempat karena tugas luar, atau sengaja menghindar karena tidak ingin bertemu dengan mahasiswa.
Cek-cok antara mahasiswa dan petugas keamanan dari Polres sumenep-pun terjadi akibat massa aksi tidak diperbolehkan memeriksa ruangan Bupati Sumenep. Hingga massa aksi menerobos Gerbang pemkab Sumenep bagian barat namun tetap tidak diperbolehkan memeriksa kantor Bupati sumenep tersebut.
Dengan kecewa, Massa Aksi melangsukan aksinya dengan Tahlil didepan Pintu utama akses masuk Ruangan Pemkab Sumenep dan membubarkan dengan tertib serta berjanji akan datang lagi dengan jumlah massa yang lebih besar.
Penulis : Udi