SUMENEP, nusainsider.com — Puluhan aktivis dari Dear Jatim Sumenep menggelar aksi protes di Gedung DPRD Sumenep pada Kamis malam, 6 Maret 2025.
Mereka menuntut transparansi serta pemberantasan korupsi, khususnya terkait dugaan penyimpangan dana Pokok Pikiran (Pokir) DPRD Sumenep.

Koordinator aksi, Rabith Warsiqi, dalam orasinya menyoroti dugaan praktik jual beli dana Pokir yang seharusnya diperuntukkan bagi rakyat.
“Dana Pokir malah diperjualbelikan dengan fee mencapai 40%,” tegasnya.
Selain itu, massa juga mengungkap berbagai dugaan korupsi lainnya, termasuk pemotongan bantuan Tenaga Kerja Mandiri (TKM) dari Kemenaker RI.
Bantuan yang seharusnya Rp5 juta per pekerja, diduga dipotong hingga Rp4 juta.
Dugaan penyimpangan tunjangan profesi guru serta praktik ijon proyek di Dinas PUTR dengan fee 30%-40% turut menjadi sorotan dalam aksi tersebut.

Namun, aksi mereka tidak mendapat tanggapan dari anggota DPRD Sumenep. Tidak satu pun wakil rakyat yang menemui demonstran, membuat massa semakin kecewa.
Dear Jatim menegaskan akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. Mereka juga menyerukan agar bulan Ramadhan dijadikan momentum membersihkan negeri dari praktik kezaliman, termasuk korupsi, demi pemerintahan yang bersih dan berintegritas.
Penulis : Mif