SUMENEP, nusainsider.com — Keberadaan wisata di kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur di pertanyakan sejumlah aktivis, Salahsatunya Aktivis Forum Analisis Kebijakan dan Transparansi Anggaran (Fakta Foundation), Sabtu 12 Agustus 2023.
Pasalnya, sejumlah wisata yang di kelola Pemerintah Kabupaten sumenep, mulai dari Pantai wisata lombang, Pantai wisata Slopeng, Museum Keraton, pulau Gili labak dan pulau Giliiyang penyumbang PAD Ratusan Juta setiap tahunnya terkesan dibiarkan serta tidak ada perkembangan.
Misalnya destinasi wisata Pantai Lombang yang sudah menjadi salah satu ikon pariwisata Sumenep yang dikelola Pemerintah Daerah sampai hari ini jauh dari harapan masyarakat setempat, “kata Nur Hayat, Aktivis Fakta kepada media nusainsider.com, Jum’at 11 Agustus 2023.
Pantai Lombang merupakan salah satu aset wisata dengan penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) tertinggi di kabupaten Sumenep.
Setiap tahunnya, Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) wisata pantai lombang tembus hingga mencapai 100juta lebih hingga 200juta, akan tetapi dari segi Infrastruktur, Sarana dan Prasarana serta Grand Desain wisata pantai lombang hingga saat ini tidak ada kejelasan.
“Padahal setiap tahun, anggarannya sudah di masukkan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) kabupaten sumenep bervariasi, “herannya.
Hayat sapaan akrabnya menyayangkan wisata penyumbang PAD tertinggi kepada daerah justru di biarkan Stagnan dan kumuh serta hanya dijadikan alat untuk menambah pemasukan ke daerah, sementara pengembangannya hingga saat ini masih Nihil.
Pihaknya mempertanyakan anggaran Tahun 2022 terkait pemeliharaan pantai lombang sebesar Rp. 166,914,449 di realisasikan kemana dan tahun ini juga mendapat kucuran kembali sebesar Rp. 87,034,074.
“Harusnya dengan anggaran fantastis tersebut, wisata pantai lombang sudah ada perubahan, nah ini masih tetap seperti 20 tahun lalu”, jelasnya.
Ditambahkan, pihaknya mengecam dinas terkait yang dinilai tidak progres dalam mengelola wisata di sumenep.
Selain itu, banyak yang disampaikan Banggar terkait keberadaan anggaran dan kegiatan kepariwisataan. Termasuk, masalah pengembangan pariwisata di Kabupaten ujung Timur Pulau Madura ini.
Bahkan juga, kepala disbudporapar hanya cerdas minta tambahan anggaran tapi bodoh dalam merealisasikannya. Misalnya seperti, Kalender event dan santri interpreneur yang hanya sebagai bancakan, “tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas kebudayaan pemuda Olahraga dan pariwisata (Disbudporapar) sumenep, Mohammad Iksan dikonfirmasi media ini sejak jumat, 11/23 pukul 14.57 Wib hingga di telephone melalui akun whatsappnya pada sabtu 12/23 pukul 08.24 Wib idak ada respon meskipun dalam keadaan berdering dan terbaca.