SUMENEP, nusainsider.com — Mungkin belum banyak yang tahu tentang cara penanaman dan pemanenan bawang merah varietas lokal Rubaru, yang baru – baru ini sukses merambah pasar internatisional.
Sebab, dalam menanam bawang para petani di Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep, Madura ini, memiliki pengaturan musim tanam dan panen yang berbeda dengan sentra-sentra produksi bawang merah di daerah lain.
Para petani di Kecamatan Rubaru, biasa mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi, apabila menanam bawang diluar prediksi yang biasa dilakukan.
Karena hal itu akan menyebabkan para petani merugi, lantaran hasil produksinya jauh dari yang diperkirakan.
Apalagi, bawang merah yang ditanam merupakan varietas lokal “Rubaru” yang berasal dari seleksi kultivar lokal Sumenep Madura, yang terbukti tahan di segala cuaca.
Varietas ini juga tahan terhadap penyakit Fusarium dan Alternaria, serta serangan hama ulat grapyak (Spodoptera Exigua).
Selain itu, Rubaru dapat beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai medium baik pada musim hujan maupun musim kemarau, dengan potensi hasil umbi kering sekitar 14-17 ton per hektar.
Melihat potensi yang besar tersebut, diperlukan juga penataan manajemen perbenihan oleh pemerintah, petani, dan penangkar untuk memenuhi kebutuhan tanam sehingga faktor keterbatasan benih tidak menjadi penghambat.
Untuk areal tanam di Sumenep sendiri, dibutuhkan benih sekitar 1000 ton per musim tanam.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui BPTP Jawa timur ikut berperan serta, diantaranya menjadi narasumber dalam bimbingan teknologi manajemen perbenihan tahun lalu menjelaskan.
Salah satunya yang diselenggarakan pada hari Sabtu (23/03/2019) lalu di BPP Rubaru Sumenep. Bimtek tersebut dihadiri 30 petani milenial dari Sumenep dan Bangkalan.
“Varietas ini tahan cuaca ekstrim, tahan penyakit layu fusarium, dan kualitasnya tetap baik sampai masuk masa panen walaupun saat musim hujan sekalipun, sehingga harganya tetap tinggi. Saat varietas lain gagal panen akibat cuaca buruk, Rubaru bahkan memiliki anakan lebih banyak dua kali lipat dibanding bawang merah varietas lain,” ungkap Kepala UPT Pertanian Kecamatan Rubaru, Asep Hidayat meniru Hasil pertemuan Tahun Lalu.
Kecamatan Rubaru saat ini menjadi pusat produksi bawang merah di Kabupaten Sumenep, dengan luas areal tanam mencapai 1.300 hektar, dan produktivitas sebesar 8 ton per hektar.
Petani setempat bisa menanam bawang merah sebanyak 3 kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari-Maret, Mei-Juni, dan Oktober-November.
Menurut salah satu petani, Ilyasin, pendapatan yang diperoleh dari hasil tanam bawang merah di Rubaru ini, minimal empat kali lipat dari modal yang dikeluarkannya. Dengan modal 10 juta rupiah, mereka bisa mendapatkan hasil 40 rupiah juta sampai 50 juta rupiah setiap panen.
Nilai tambah lain dari varietas Rubaru adalah produk olahan yaitu memiliki kekhasan lebih crispi, aroma lebih harum, serta lebih enak untuk bawang goreng.
Ditempat yang Berbeda, Sayyidi Ainul Yaqin mahasiswa S2 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menyampaikan bahwa diDalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 2525/Kpts/SR.120/5/2011, menjelaskan bahwa bawang merah varietas Rubaru diakui memiliki beberapa keunggulan, salah satunya adalah ketahanannya terhadap layu Fusarium, penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah.
Hal ini menjadikan bawang merah varietas Rubaru sebagai pilihan utama petani di musim hujan, ketika tanah selalu basah. Di saat petani bawang merah di daerah lain kesulitan menanam, petani bawang merah varietas Rubaru tetap berhasil, yang tentunya meningkatkan nilai jual produknya.
Tidak hanya itu, aroma tajam bawang merah varietas Rubaru membuatnya menjadi pilihan favorit untuk bawang merah goreng. Banyak produsen dari luar daerah Rubaru yang menggunakan varietas ini, meskipun kadang dengan menyebutnya sebagai bawang merah Sumenep, “Imbuhnya.
Namun, ada kelemahan yang perlu diakui, yaitu ukuran umbinya yang relatif kecil, yakni 2,5-2,6 cm untuk setiap umbinya, terutama saat musim kemarau. Hal ini membuat harga bawang merah varietas Rubaru di pasaran seringkali rendah, yakni mencapai Rp5.000/kg.
Dibandingkan dengan varietas lain, seperti bawang merah varietas Manjung dari Pamekasan dengan ukuran umbi yang lebih besar, yakni dengan rata-rata diameter umbi 3,5-3,7 cm, para petani cenderung beralih, “Singkatnya.
Penulis : Mif