SUMENEP, nusainsider.com — Selama dua periode menjabat sebagai Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, Achmad Fauzi Wongsojudo tercatat hanya melakukan pengadaan dua unit mobil dinas.
Langkah ini terbilang berbeda dari kebanyakan kepala daerah yang kerap mengganti kendaraan dinas dengan unit baru demi kenyamanan atau citra jabatan.

Bupati Fauzi justru memilih tetap menggunakan mobil dinas lama dan mengalihkan anggaran pengadaan kendaraan baru untuk kepentingan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Sumenep, Suharjono, kepada wartawan, Sabtu (12/04/2025).
“Selama dua periode menjabat, Bupati Achmad Fauzi hanya mengadakan dua mobil dinas merek Hyundai. Ini adalah informasi penting yang perlu diketahui masyarakat,” ungkap Suharjono.
Ia merinci dua mobil dinas tersebut adalah Hyundai IONIQ Signature AT berwarna hitam dengan nomor polisi M 1541 VP dan Hyundai Santa Fe Gasoline tahun 2021 bernomor polisi M 1 TP.
Keduanya merupakan mobil dinas resmi yang digunakan selama masa kepemimpinan Bupati Fauzi.

“Hyundai IONIQ Signature AT dibeli tahun 2021, begitu juga Santa Fe Gasoline. Tidak ada mobil baru lagi setelah itu,” jelasnya.
Sementara itu, keberadaan mobil dinas lain seperti Mercedes-Benz (Mercy) dan Pajero menurut Suharjono merupakan pengadaan dari bupati sebelumnya.
“Mobil Mercy dan Pajero itu adalah peninggalan dari kepemimpinan sebelumnya, bukan pengadaan masa Bupati Achmad Fauzi,” tegasnya.
Saat ini, mobil Pajero dimanfaatkan sebagai kendaraan dinas Wakil Bupati. Sedangkan Mercy hanya digunakan dalam acara-acara protokoler tertentu.
“Mobil Mercy biasanya dipakai saat menerima tamu-tamu kehormatan, seperti kunjungan menteri atau pejabat penting dari luar daerah dan pusat,” ungkapnya.
Pada periode keduanya, Bupati Fauzi secara tegas mengambil sikap untuk tidak melakukan pengadaan kendaraan dinas baru.
Ia menilai pengadaan kendaraan bukanlah prioritas mendesak, terlebih mobil dinas yang digunakan masih dalam kondisi baik.
“Bupati lebih fokus pada penataan pemerintahan yang baik dan pemenuhan harapan pembangunan bagi masyarakat,” terang Suharjono.
Ia menambahkan bahwa kebijakan ini adalah cerminan dari kesadaran dan komitmen Bupati dalam mengelola anggaran daerah secara efisien dan tepat sasaran.
“Kendaraan dinas masih bagus dan layak pakai, jadi tidak perlu ganti baru. Ini bentuk efisiensi anggaran yang nyata,” imbuhnya.
Menurutnya, anggaran yang seharusnya digunakan untuk pengadaan mobil baru bisa dialihkan untuk program yang berdampak langsung pada masyarakat.
Bahkan, tidak sedikit dari pejabat atau tamu luar daerah yang mengapresiasi sikap sederhana dan bijak dari Bupati Achmad Fauzi.
Langkah ini dianggap sejalan dengan semangat pelayanan publik yang bersih, efisien, dan mengedepankan kepentingan rakyat.
“Bupati tidak hanya bicara soal efisiensi, tapi benar-benar melakukannya,” puji Suharjono.
Dengan hanya dua unit mobil dinas resmi yang dimiliki selama dua periode, Bupati Fauzi menunjukkan bahwa jabatan tidak harus diiringi dengan kemewahan.
Sebaliknya, ia menempatkan amanah sebagai pengabdian kepada masyarakat, bukan sebagai peluang menikmati fasilitas negara secara berlebihan.
“Ini menjadi contoh bagi kepala daerah lain bahwa kebijakan sederhana bisa membawa dampak besar jika dilakukan dengan konsisten,” tutup Suharjono.
Penulis : Wafa