SUMENEP, nusainsider.com — Protes Keras kepada Bupati Sumenep Ra Achmad Fauzi Wongsojudo, SH., MH Akhir-akhir ini disebut sebagai Bupati Tong-tong oleh penyair kawakan dari Kota Keris, Deni Puja Pranata yang dibacakan secara terbuka di publik mendapat Tanggapan dari Keluarga besar Tong-tong di Timur daya.
Pasalnya, Protes tersebut tidak pantas disampaikan penyair kawakan dengan bahasa penghakiman seolah menyudutkan Kreativitas dan seni pemuda se-kabupaten Sumenep.
Padahal, Tanpa adanya Musik Tong-tong di kabupaten Sumenep maka peningkatan ekonomi masyarakat lokal (red. UMKM) akan Stagnan dan atau tidak akan mengalami peningkatan secara Ekonomi “Kata Suryadi, Pelatih Grup Musik Tong-tong Mega Remmeng kepada media nusainsider.com, Jumat 27 September 2024.
Buktinya, setiap kegiatan yang dimeriahkan oleh musik Tong-tong akan selalu dipadati Ribuan penonton baik dari kalangan Pemuda hingga Orang tua.
Hal tersebut tentunya menambah pemasukan ekonomi bagi UMKM yang membuka Stand dilokasi tempat keramaian. Selain dari pada itu, dengan Musik Tong-tong mampu menyatukan Masyarakat sekaligus membawa suasana sedih menjadi bahagia, “Imbuhnya.
Adi sapaan akrabnya berterimakasih kepada Bupati Sumenep mewakili Grup musik Tong-tong telah menghidupkan kembali Seni musik ini yang sejak 2019 sempat terhenti karena Covid-19.
Semoga Bapak Bupati Achmad Fauzi tetap sabar ditengah Cacian serta Protes apapun dari Orang yang tidak Suka kepadanya. Namun kami akan tetap mendukung segala kebijakannya yang berpihak kepada pemberdayaan Ekonomi dan peningkatan Kreativitas dan Seni Pemuda se-kabupaten Sumenep, “Tutupnya.
Diketahui, Dalam protesnya, Deni Puja Pranata mengatakan jika perhelatan kesenian tradisional itu terlalu banyak dalam satu tahun terakhir.
“Dimana-mana tongtong, pagi siang malam tongtong. Berapa banyak tongtong dalam setahun terakhir ini. Pemuda-pemuda latihan musik. Demam tongtong ini mengakar ke desa kecamatan ya. Masa bisanya cuma ngadakan tongtong?” Protes Deni Puja Pranata, Kamis (26/9/2024) kemarin.
Penulis : Dre