SUMENEP, nusainsider.com — Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumenep akhir-akhir ini getol menyoroti kinerja Bupati Dan wakil bupati sumenep yang dinilai gagal Membawa Dampak Signifikan bagi pertumbuhan ekonomi, pembangunan serta kesejahteraan Umum Masyarakat Sumenep, Kamis 20 Juli 2023 malam.
Pasalnya, dari Bantuan Sosial tidak tepat sasaran, dualisme data kemiskinan, lemahnya pengawasan bantuan di sektor pertanian hingga anjloknya harga hasil pertanian menjadi poin penting PMII sumenep guna diketahui kejelasannya.
Abdul mahmud saat dikonfirmasi media ini memaparkan bahwa Bantuan Sosial tidak tepat sasaran yang disebutkan itu karena adanya temuan di tengah-tengah masyarakat.
Hal tersebut akan menjadi atensi Gerakan PMII Sumenep kedepan agar Bantuan sosial apapun betul-betul tersampaikan kepada masyarakat miskin, “kata ketua cabang PMII Sumenep saat dihubungi media ini, Kamis 20 Juli 2023.
Pencitraan Bupati diberbagai media terkait penurunan Stunting, Program UHC dan kepuasan masyarakat atas kinerja bupati sumenep hanya lelucon yang dikonsep sedemikian rupa ke berbagai Instansi pemerintah.
Misalnya, data kemiskinan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten sumenep, itu bagian dari cara Bupati Sumenep mengelabuhi masyarakat dan aktivis.
“BPS kabupaten Sumenep dinilai bekerja dibawah ketiak Bupati sumenep dan tidak independen sebagai Badan yang dibentuk Negara Republik Indonesia dengan memanipulasi data,”Paparnya.
Lebihlanjut, ia menilai 5 (Lima) program Unggulan Bupati Dan Wakil bupati sumenep diantaranya, Program Universal Health Coverge (UHC), Bursa Kerja 3 kali dalam setahun, Wirausaha Santri, Beasiswa dan Bansos tidak berdampak signifikan terhadap kemiskinan.
Karena dalam pelaksanaannya sering kali tidak tepat sasaran dan tidak terealisasi, “Tegasnya.
Ditambahkan, pihaknya menuding bahwa tingginya angka kemiskinan di Sumenep akibat buruknya kinerja Bupati dan Wakil Bupati. Ia menilai yang dilakukan selama ini hanya kerja-kerja politik untuk meningkatkan popularitas.
Sedangkan program pengentasan kemiskinan justru tidak terealisasi dengan baik.
“Bupati sibuk pencitraan di tik tok, instagram, dan media sosial lainnya. Bupati tidak peduli masyarakatnya masih banyak yang miskin,” Tambahnya.
Sementara itu, pihak media sudah berupaya konfirmasi kepada Bupati Sumenep, tapi hingga berita ini dinaikkan, belum ada respon.