SUMENEP, nusainsider.com — Akibat ada gertakan Anarkis Kepala Dinkes P2KB Sumenep kepada massa aksi, Garda Raya kembali melanjutkan aksi digedung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep.
Kedatangannya tersebut meminta Bupati sumenep untuk turun tangan mengatasi polemik yang terjadi di Puskesmas Batang-batang dan sikap anarkis kadinkes kepada massa aksi.
Puluhan pocong di ikat digedung Pemkab Sumenep sebagai bukti bahwa ada banyak tumbal yang dipersembahkan Puskesmas Batang-batang akhir-akhir ini, “kata Massa aksi, A Sattar dalam orasinya di Gedung Pemkab Sumenep.
Hingga berlangsung hampir 1 Jam, aksi demontrasi pemuda Garda raya tersebut belum juga ditemui Bupati Sumenep hingga akhirnya terjadi bentrok antara massa aksi dan pihak kepolisian.
Sementara, perwakilan Pemkab sumenep saat menemui massa aksi menyampaikan bahwa Pemkab akan mengevalusi kejadian tersebut, akan tetapi harus ada laporan dan melewati mekanisme dan aturan yang ada.
Apalagi ini yang tertera adalah tandatangan Bupati sumenep dan saya tidak bisa menandatangani ini, “Imbuhnya.
Lebihlanjut, 5 (Lima) perwakilan massa aksi akhirnya mengkroscek ke gedung Pemkab sumenep namun tidak ada seorangpun didalam gedung mewah tersebut.
Gedung se-mewah ini tidak ada yang menghuni, kan lucu? Apalagi sekarang bukan hari libur dan bukan jam istirahat, “kata massa aksi usai mengkroscek ke Gedung Pemkab sumenep.
Hingga pukul 16.48 Wib belum ada tanda-tanda Bupati sumenep akan menemui massa aksi hingga kekecewaannya memuncak membuat gedung pemkab sumenep di segel dan bertuliskan ‘SUMENEP DARURAT KESEHATAN’.
Ditambahkan, Anarkisme Kepala dinkes kepada massa aksi untuk mengetahui orang yang mau membunuhnya sehingga ia melangkah maju seolah menantang massa aksi adalah perbuatan yang sangat disayangkan.
Pejabat publik mencerminkan sikap selayaknya preman membuktikan bahwa ia berpihak pada orang yang salah. Padahal kedatangan kami kesini bukan mau mengajak berkelahi melainkan meminta keadilan atas kematian keponakan saya, “Pungkasnya anwar saat dikonfirmasi sejumlah media, Jumat 1 Desember 2023.
Ia menyatakan bahwa kematian keponakannya itu tidak dalam kewajaran, sehingga pihaknya bersama masyarakat dan pemuda meminta pertanggungjawaban kepada Dinkes untuk mencopot kepala puskesmas dan bidan windu.
“Saya petani Pak, kalau mau Bertengkar dengan saya sangat disayangkan. Saya banyak musuh di Luaran sana dan tidak ada artinya bertengkar dengan dia”, tutupnya.
Usai itu, Agus dikonfirmasi oleh para wartawan mengenai sikapnya yang kurang etis tersebut.
Menurut Agus, sikapnya adalah untuk menanggapi perkataan demonstran yang katanya ingin membunuhnya. “Saya ingin bertanya kenapa saya ingin dibunuh, apa kesalahan saya. Tidak ada yang kebal hukum di sini, semua sama,” katanya.
Kemudian saat disinggung perkembangan penanganan kasus tersebut, Agus sendiri ragu atas keputusan RSI Kalianget untjk merujuk bayi tersebut ke RS Sampang.
Menurutnya, dari hasil klarifikasi itu, Puskesmas Batang-Batang telah menerapkan pengambilan sampel darah bayi dengan cara suntik tumit sudah sesuai aturan.
“Setelah diperiksa dia (bayi) dan diambil sampelnya dia pulang, sehari berikutnya dia kembali lagi lalu dirujuk ke RSI Kalianget.”
“Nah dari RSI ini kenapa dirujuk ke RSI Sampang, nah RSI ini tidak bisa menjawab dasarnya apa. Jadi kami tidak mau lempar tanggungjawab mohon maaf.” tegas Agus.