SUMENEP, nusainsider.com — Tragedi mewarnai penutupan lomba Karapan Sapi se-Madura bertajuk Pakar Sakera dalam rangka memperebutkan Piala Bupati Cup 2025 di Lapangan Giling, Desa Pangarangan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep.
Insiden terjadi pada Minggu, 22 Juni 2025 sekitar pukul 17.20 WIB, ketika pagar tembok pembatas di sisi timur lapangan, tepat di garis finis, tiba-tiba roboh dan menimpa sejumlah penonton yang berada di bawahnya.

Akibat kejadian tersebut, empat orang mengalami luka-luka. Satu di antaranya, atas nama Sueb (60), warga Desa Aeng Merah, Kecamatan Batuputih, dinyatakan meninggal dunia usai sempat mendapat perawatan intensif di RSUD dr. H. Moh. Anwar.
Korban kedua, Aldi (35), warga Batuputih Laok, tidak mengalami luka luar, namun mengeluhkan nyeri hebat di bagian punggung dan masih dirawat intensif di rumah sakit yang sama.
Korban ketiga adalah Sudahnan (55), warga Desa Tenunan, Kecamatan Manding, mengalami luka robek pada mata kaki kanan dan juga masih dalam penanganan tim medis RSUD Moh. Anwar.
Sementara korban keempat, Ahmad Baidi (40), warga Desa Rajun, Kecamatan Pasongsongan, menderita patah tulang di paha kanan. Ia juga menjalani perawatan intensif di RSUD Moh. Anwar.
Kejadian bermula saat lomba Karapan Sapi berlangsung dari pukul 08.00 WIB hingga babak final sekitar pukul 17.30 WIB. Antusiasme masyarakat yang tinggi menyebabkan penonton memadati seluruh sisi lapangan.
Banyak dari penonton memilih menaiki pagar tembok di sisi timur untuk menyaksikan laga final. Meskipun panitia telah berulang kali mengimbau agar tidak menaiki pagar, peringatan tersebut tidak diindahkan.
Sekitar pukul 17.20 WIB, pagar tembok sepanjang 25 meter dengan tinggi 4 meter itu tiba-tiba ambruk. Tembok tersebut diketahui sudah dalam kondisi miring dan rapuh karena usia yang tua dan minim perawatan.
Empat korban yang tertimpa pagar segera dievakuasi oleh panitia, petugas pengamanan, dan warga ke Puskesmas Pamolokan untuk mendapatkan pertolongan pertama sebelum dirujuk ke RSUD Moh. Anwar.
Sueb, salah satu korban yang sempat mengalami sesak napas dan dalam kondisi kritis, dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis rumah sakit pada pukul 19.40 WIB.
Pihak kepolisian yang berada di lokasi segera melakukan pengamanan dan mensterilkan area robohnya pagar. Mereka juga turut membantu proses evakuasi korban.
Kapolsek setempat memastikan bahwa kegiatan lomba Karapan Sapi berlangsung aman dan kondusif tanpa adanya insiden pertengkaran antarpenonton maupun peserta.
Pagar yang roboh diketahui berbatasan langsung dengan Masjid Al-Muhajirin di sisi timur Lapangan Giling. Pagar itu memang sudah dalam kondisi kurang layak dan tidak pernah direhabilitasi dalam beberapa tahun terakhir.
Polisi masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti robohnya pagar, meskipun dugaan awal mengarah pada kelebihan beban akibat banyaknya penonton yang menaikinya saat final berlangsung.
Pemerintah daerah diharapkan segera mengevaluasi sistem keamanan dalam penyelenggaraan event besar seperti ini, agar tidak terjadi lagi insiden serupa di masa mendatang.
Penulis : Dre