SUMENEP, nusainsider.com — Usai Pagelaran Event Layangan LED dan Festival Ketupatan yang diselenggarakan di wisata Pantai Lombang pada 15-16 April 2024. Sejumlah Tokoh, Politisi, Aktivis dan Wartawan mulai soroti pelaksanaan kalender Event yang dinilai hanya Ceremonial dan Tidak memberikan dampak apapun sesuai tujuan yang ada.
Andriyadi, Aktivis ALARM Sumenep Menyampaikan bahwa kegiatan Event Wisata yang diselenggarakan sejak tahun 2019 dikenal dengan sebutan ‘Visit Years’ hingga terakhir saat ini Tahun 2024 dikenal dengan ‘Sumenep pentahelix’ hanyalah sebagai cara pemkab menguras Anggaran pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Kalaupun Tujuannya untuk menarik wisatawan mancanegara agar berwisata ke sumenep atau memperkenalkan wisata Sumenep ke wisatawan luar Madura, apakah Wisata di Sumenep sudah pantas dikenalkan?
Anggaran Milyaran rupiah yang dikucurkan dari APBD Sumenep setiap tahun, sejak 2019 hingga 2024. Enam tahun lamanya Anggaran Event di realisasikan, apakah ada dampak signifikan kepada masyarakat lokal baik dari sisi Ekonomi dan atau perbaikan pariwisata? “, Kata Aktivis Sumenep kepada media nusainsider.com, Jumat 19 April 2024.
Ada banyak wisata di Sumenep yang sangat menarik dan punya potensi besar dengan keindahan dan keberpihakan alam. Misalnya, Pulau oksigen Giliiyang yang mendapatkan penghargaan sebagai kadar oksigen terbaik kedua dunia, Kampung kasur pasir dan pantai lombang yang konon pasirnya bisa menyembuhkan penyakit kulit dan terapi.
Semuanya punya potensi besar untuk menarik wisatawan mancanegara agar berwisata ke Sumenep, hanya saja Sumenep masih belum siap karena Kepala Disbudporapar dari tahun ke tahun tidak sesuai dengan kualitasnya mengembangkan pariwisata yang ada.
Terbukti, Grand desain pariwisata sejak 2019 hingga tahun 2024 ini belum juga rampung dan ter-cover sehingga membuat pariwisata yang dikelolanya kocar-kacir serta Stagnan dari sisi pembangunan dan sebagainya, “Imbuhnya.
Harapannya, Bupati sumenep harus mampu membaca kualitas pemimpin Organisasi perangkat daerah (OPD) dibawah kepemimpinannya tersebut.
Tanamkan pada mereka (red. Kepala OPD) khususnya Disbudporapar Sumenep bahwa Amanah itu tidaklah mudah, yang mudah hanyalah menghabiskan anggaran dengan cara paling sederhana”, Harapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Sumenep menggambarkan bahwa sejumlah kegiatan yang telah diadakan sejak awal tahun 2024 dianggap tidak hanya kurang bermanfaat, tetapi juga tidak berdampak ekonomi kepada masyarakat Sumenep, terutama para pelaku UMKM.
“Kesannya ya cuma seremonial saja. Karena tidak ada dampak yang jelas terhadap tujuan utamanya, yaitu peningkatan ekonomi masyarakat melalui UMKM dan lainnya,” Tegas Akis Jasuli kepada sejumlah wartawan saat ditemui diruang kerjanya, Jumat (19/4/2024).
Dalam upaya memperbaiki situasi yang dinilai memprihatinkan tersebut, Komisi IV DPRD Sumenep berencana untuk mengambil langkah tegas dengan melakukan koreksi dan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan Kalender Event yang telah dilaksanakan oleh Pemkab Sumenep.
“Kami pasti akan memanggil Diaspora, terkait dengan Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep,” Tandasnya.
Politisi Partai Nasdem ini juga menyatakan, bahwa kegiatan event yang telah berlangsung, cenderung mengejar jumlah peserta dan mengabaikan kualitas. Dia juga menyuarakan kekecewaannya terhadap manajemen dana yang dianggap tidak efektif.
“Kami menilai banyak kegiatan event itu kurang memiliki kualitas. Bahkan, dana yang digunakan untuk pelaksanaan event ini seperti terbuang sia-sia,” Tukasnya.
Selain itu, Akis juga menyoroti bahwa sejumlah event yang telah dilaksanakan tidak hanya gagal mempromosikan identitas etnik Sumenep ke luar daerah dengan baik, tetapi juga dinilai tidak mampu menarik minat wisatawan untuk datang ke Sumenep.
“Selama ini saya perhatikan, event yang digelar tidak mampu menarik minat wisatawan ke Sumenep,” ujarnya.
Dalam upaya kerasnya untuk membuat perubahan, Akis memperdebatkan bahwa event-event yang diselenggarakan harus memiliki dampak yang lebih besar dan bernilai tinggi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.
“Dampaknya harus dirasakan bukan hanya oleh orang Sumenep saja, tetapi juga oleh wisatawan dari luar. Ini adalah saatnya untuk melakukan perubahan yang berarti,” pungkasnya.
Penulis : Mif