SUMENEP, nusainsider.com — Minimnya aktivitas sosial dan kemasyarakatan di wilayah Timur Daya Kabupaten Sumenep mendapat sorotan tajam dari kalangan pemuda setempat.
Mereka menilai kondisi tersebut sangat memprihatinkan dan dapat berdampak negatif bagi masa depan wilayah pesisir itu.

Menurut mereka, wilayah Timur Daya tampak sepi dari kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat, seolah-olah tidak ada program yang dapat ditunjukkan sebagai bukti kepedulian terhadap warga. Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius.
Mas Praja Iskandra, Ketua Aliansi Indonesia Raya (Adonara) Timur Daya, menyatakan bahwa kurangnya kegiatan yang menyentuh kemaslahatan umat menjadi pemicu renggangnya hubungan antara pemimpin wilayah dan masyarakat sekitar.
“Seharusnya, wilayah pesisir yang indah dan penuh potensi ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Bukan malah terkesan dibiarkan mati suri tanpa sentuhan program yang menyentuh langsung kehidupan warga,” ujar Mas Praja.
Ia menambahkan bahwa keharmonisan antara pemimpin wilayah dan masyarakat perlu dibangun melalui kegiatan nyata yang bersifat gotong royong dan mempererat hubungan sosial. Jika dibiarkan terus seperti ini, ketimpangan akan semakin terasa.
“Kami menginginkan ada kegiatan-kegiatan kolaboratif seperti bersih-bersih desa, Jumat Harmonis, atau acara ‘Kopi Paste’ bersama pecinta alam. Ini bukan hanya simbolis, tapi dapat membangun rasa kebersamaan yang kuat,” tegasnya.

Mas Praja juga menegaskan bahwa inisiatif seperti ini bisa dijadikan bahan evaluasi oleh pimpinan lintas sektor di Kecamatan Batang-Batang, termasuk camat, Polsek, Danramil, dan dua puskesmas yang ada di wilayah Timur Daya.
“Kegiatan sosial bukan hanya tanggung jawab satu pihak, tapi harus melibatkan seluruh elemen. Apalagi ini demi mewujudkan visi bupati Sumenep dalam semangat Melayani dan Membangun Bersama Rakyat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan harapannya agar lintas sektor mulai aktif merancang dan melaksanakan kegiatan yang dapat menyentuh langsung masyarakat, khususnya generasi muda yang saat ini haus akan peran dan partisipasi.
“Kami pemuda Timur Daya bukan hanya mengkritik, tapi juga menawarkan solusi. Kami siap bergandengan tangan demi kemajuan wilayah ini. Jangan biarkan potensi besar yang kita miliki sia-sia karena tidak ada aksi nyata,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan seperti ‘Jumat Penuh Kasih’ bisa menjadi momentum mempererat hubungan emosional antara aparat dan masyarakat. Selain itu, ini juga bisa menjadi ajang edukasi dan penyadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan budaya lokal.
“Timur Daya punya pantai yang indah, alam yang memukau, dan masyarakat yang ramah. Sayang kalau semua itu tidak didukung oleh program-program yang menyentuh langsung masyarakat,” kata Mas Praja dengan penuh harap.
Ia juga menyinggung perlunya sinergi antara tokoh masyarakat, pemuda, dan aparat pemerintahan agar wilayah Timur Daya tidak tertinggal dari daerah lain yang lebih maju dalam hal partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
“Jika semua pihak mau duduk bersama dan saling mendengar, saya yakin perubahan bisa terjadi. Jangan sampai masyarakat merasa jauh dari pemimpinnya karena minimnya sentuhan langsung di lapangan,” tuturnya.
Mas Praja menutup pernyataannya dengan ajakan untuk semua elemen bergotong royong membangun wilayah Timur Daya agar lebih maju, harmonis, dan layak menjadi contoh wilayah pesisir yang berdaya dan bersatu.
“Indahnya bersama masyarakat Timur Daya dalam Jumat Penuh Kasih adalah semangat kami. Semoga ini menjadi langkah awal untuk perubahan yang lebih baik,” Tutupnya.
Penulis : Mif