SUMENEP, nusainsider.com — Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menunjukkan hasil menggembirakan. Hingga akhir triwulan pertama 2025, capaian PAD telah menembus hampir 30 persen dari target tahunan.
Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep mencatat pemasukan sebesar Rp337 juta hingga Maret 2025. Jumlah tersebut mencapai 28,90 persen dari total target Rp1,128 miliar.

Kepala Disbudporapar Sumenep, Moh. Iksan, mengungkapkan optimismenya atas pencapaian ini. Ia menilai, capaian pada awal tahun memberi sinyal kuat bahwa target PAD sangat mungkin tercapai bahkan terlampaui.
“Ini baru triwulan pertama dan sudah hampir 30 persen. Kami percaya tren positif ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun,” ujar Iksan, Rabu (16/4/2025).
Menurut Iksan, jika tren pertumbuhan pendapatan wisata ini bisa dipertahankan di angka rata-rata 10 persen per bulan, maka Sumenep berpotensi mencetak realisasi PAD hingga 120 persen pada akhir tahun.
“Kalau kontribusinya konsisten setiap bulan, target bukan hanya tercapai, tapi bisa lebih. Yang penting sekarang menjaga momentumnya,” lanjutnya.
Disbudporapar Sumenep terus berupaya mengoptimalkan seluruh potensi destinasi wisata yang dimiliki. Strategi yang diterapkan tidak hanya berfokus pada promosi, tetapi juga penguatan infrastruktur dan atraksi budaya.
Peningkatan sarana dan prasarana destinasi wisata menjadi salah satu perhatian utama. Fasilitas pendukung seperti toilet umum, area parkir, hingga jalur akses terus diperbaiki agar wisatawan merasa nyaman.

Selain itu, Disbudporapar aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan seni dan budaya. Ini menjadi bagian penting dalam meningkatkan daya tarik wisata sekaligus memperkaya pengalaman pengunjung.
“Kami hadirkan pertunjukan seni seperti musik tong-tong, saronen, hingga konser kekinian. Semua itu agar pengalaman wisata tidak monoton,” terang Iksan.
Atraksi budaya tersebut menurutnya mampu menciptakan daya tarik tersendiri. Keberagaman hiburan yang ditawarkan membuat wisatawan memiliki lebih banyak alasan untuk datang dan berkunjung kembali.
Lebih jauh, Iksan menyebutkan bahwa event budaya juga berdampak langsung terhadap ekonomi lokal. Kehadiran wisatawan turut menggerakkan pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) di sekitar destinasi wisata.
“Pariwisata bukan sekadar tempat indah. Ia adalah ekosistem budaya dan ekonomi. Saat ada pertunjukan, UMKM bergerak, seniman tampil, masyarakat pun ikut menikmati hasilnya,” tuturnya.
Kegiatan seni juga menjadi wadah ekspresi bagi para pelaku seni lokal. Ruang tersebut mendorong pelestarian budaya sekaligus membuka peluang ekonomi di sektor ekonomi kreatif.
Disbudporapar pun terus mendorong kolaborasi antara pelaku wisata, seniman lokal, dan masyarakat sekitar. Inovasi dan pelayanan yang prima diyakini menjadi kunci menarik lebih banyak wisatawan.
“Kalau inovasi terus hidup dan pelayanan terjaga, wisatawan akan datang dengan sendirinya. Yang penting konsisten,” tambah Iksan.
Pemerintah daerah berkomitmen menjadikan sektor pariwisata sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi lokal. Oleh karena itu, sinergi antara pemda, pelaku usaha, dan masyarakat terus ditingkatkan.
Menurut Iksan, sinergi tersebut dapat memperkuat posisi Sumenep sebagai destinasi unggulan, baik di tingkat regional Madura maupun Jawa Timur secara keseluruhan.
“Dengan kerja sama yang baik dan semangat bersama, kami yakin Sumenep bisa jadi tujuan wisata utama. Tak hanya indah, tapi juga kaya akan budaya dan pengalaman sosial,” pungkasnya.
Penulis : Wafa