SUMENEP, nusainasider.com — Aksi pengeroyokan yang terjadi di Desa Campaka, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Kamis (28/8/2025), memicu keprihatinan masyarakat.
Seorang pemuda berinisial M (27), diduga menjadi korban penganiayaan brutal yang dipicu persoalan sepele, yakni adu layangan. Sebuah permainan yang seharusnya menjadi hiburan, justru berakhir dengan tindak kekerasan yang tidak dapat dibenarkan.

Peristiwa itu bermula ketika korban pulang usai menyaksikan pertandingan layangan di ladang warga Desa Lebeng Timur. Saat dalam perjalanan, sejumlah pemuda tiba-tiba menghadang dan menyerangnya dari belakang secara membabi buta.
Korban sempat berusaha bertahan dengan menahan tangan dua pelaku. Namun, pelaku lain datang dari samping dan memukul wajahnya hingga mengalami luka serius.
“Saya dipukul dari belakang. Saya tahu siapa pelakunya,” ungkap M, Sabtu (30/8/2025).
Akibat pengeroyokan tersebut, korban mengalami luka memar di wajah, pelipis kanan, serta leher.
Selain menimbulkan luka fisik, peristiwa ini juga meninggalkan trauma mendalam bagi korban dan keluarganya.
Keluarga korban menegaskan tidak akan tinggal diam. Mereka memastikan laporan resmi akan segera dibuat ke pihak kepolisian.
“Ini sudah keterlaluan. Pelaku harus diproses hukum. Jangan sampai mereka merasa aman,” tegas salah satu anggota keluarga.
Keluarga juga menekankan bahwa tindakan kekerasan atas masalah sepele seperti adu layangan tidak boleh dibiarkan.
Menurut mereka, kasus ini bukan sekadar urusan pribadi, tetapi menyangkut harga diri dan rasa keadilan masyarakat.
“Hukum harus ditegakkan agar kejadian seperti ini tidak terulang. Aparat harus bertindak cepat, tegas, dan tanpa kompromi,” tegasnya.
![]()
Penulis : Wafa

















