MANADO, nusainsider.com — Masa depan Sulawesi Utara adalah Pariwisata terutama pariwisata berkelanjutan yang berbasis Lingkungan dengan berbagai keanekaragaman hayati’.
Demikian disampaikan oleh Dr. Johny Tasirin, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi pada acara ‘afternoon tea’ pada hari Sabtu, 29 Agustus 2023 bersama Dr. Hongjoo Hahm, konsultan ILO Kantor Regional Bangkok dalam rangkain kunjungan ke Manado untuk mempersiapkan pertemuan regional berjudul ‘Regional Forum on Green Jobs in Southeast Asia: Transitioning to a Green and Blue Economy for ASEAN Member States – Learning from North Sulawesi’.

Forum Regional tersebut akan dilaksanakan di Manado pada 26-28 September 2023 dengan melibatkan beberapa negara yang tergabung dalam UN Partnership (Kemitraan PBB) sebagai upaya penanganan perubahan Iklim.
International Labour Organization (ILO) yang merupakan badan PBB menginisiasi forum regional ini untuk melanjutkan dampak positif intervensi proyek Skills for Prosperity (SfP) di Sulawesi Utara selama 2,5 tahun (September 2020 – February 2023).
Proyek tersebut bekerjasama dengan Politeknik Negeri Manado dan Universitas Klabat dalam meningkatkan kapasitas masyarakat di empat desa sekitar pesisir, yaitu Budo, Tiwoho, Marinsow dan Pulisan.
Sukses story tersebut akan kita diskusikan bersama perwakilan beberapa negara yang tergabung dalam kemitraan PBB di ASEAN dan donor potensial yang sudah konfirmasi hadir dalam acara forum tersebut.
Sementara itu Ir. Maurits Mantiri, MM – Walikota Bitung yang turut hadir dalam pertemuan afternoon tea menyoroti bahwa Potensi Bitung dan Sulawesi Utara dengan segala keunikan dan sumber daya alam yang ada semestinya mampu bersaing dengan destinasi-destinasi lain di Indonesia.
Namun demikian beberapa hal yang masih menjadi tantangan adalah konektivitas, pariwisata yang terintegrasi, digitalisasi, akses transportasi serta penerbangan yang masih relative mahal. Hal tersebut juga dirasakan para pelaku pariwisata di Sulawesi Utara.
Sebanyak 25 peserta hadir dalam afternoon tersebut yang dilaksanakan oleh Forlat (Forum Pelatihan Vokasi) DPD Sulut yang bekerjasama dengan ILO, antara lain berasal dari Pemerintah Provinsi Sulut dan Bitung, APINDO, ASITA, BACIRARO, Selamatkan YAKI, Akademisi dari Unsrat dan Polimanado, PHRI, dsb. Forlat adalah wadah berbagi informasi, komunikasi, representasi, konsultasi dan fasilitasi lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia.
Forlat bertujuan menyediakan informasi dan fasilitasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi berkualitas dalam rangka membangun sumber daya Manusia yang kompeten dan berdaya saing tinggi.
Secara umum pembangunan ekonomi di Sulawesi Utara tercantum dalam misi RPJMD 2021-2026, yaitu (1) pembangunan SDM berkualitas, (2) penguatan ekonomi yang bertumpu pada industri pertanian, perikanan, pariwisata dan jasa, (3) pembangunan infrastruktur dan konektivitas, (4) pembangunan daerah berkelanjutan, dan (5) Pemerintah yang baik dan bersih didukung sinergitas antar daerah, demikian disampaikan Elivra Katuuk, SE, ME, Plt Kepala Bapeda Provinsi Sulawesi Utara.
Rahel Rotinsulu, SSTP, MSi, Plt Kepala Dinas Ketengakerjaan Provinsi Sulut menambahkan dalam kerangka pembangunan SDM, Provinsi Sulawesi Utara mempunyai program unggulan, yaitu:
(1) Pemagangan berkualitas baik yang dilaksanakan dalam negeri maupun luar negeri, dan
(2) progarm perlindungan sosial (BPJS) bagi pekerja informal dan sosial keagamaan.
Pada akhir sesi diskusi, Dr. Hongjoo Hahm yang pernah bertugas sebagai Country Manager Bank Dunia selama 2005-2015 menyampaikan 3 hal prioritas dari hasil pengamatan selama di Manado dan berdiskusi dengan beberapa pihak, yaitu: (1) perlunya keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan ekonomi terutama pariwisata berkelanjutan, (2) peningkatan akses kepada lembaga keuangan untuk mendukung permodalan usaha di pedesaan, dan (3) pengelolaan sampah dan plastik dalam mendukung pariwisata berkelanjutan dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat dan penegekan aturan yang tegas.