BEM STKIP PGRI Sumenep Kritik Keras, Jangan Jadikan Polri Lembaga Superbodi

Jumat, 9 Mei 2025 - 16:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto. Aksi Demonstrasi Badan Eksekutif mahasiswa (BEM) STKIP PGRI Sumenep didepan gedung DPRD setempat.

Foto. Aksi Demonstrasi Badan Eksekutif mahasiswa (BEM) STKIP PGRI Sumenep didepan gedung DPRD setempat.

SUMENEP, nusainsider.com Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STKIP PGRI Sumenep secara resmi menyampaikan sikap kritis terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Kepolisian Negara Republik Indonesia atau RUU Polri yang tengah dibahas di DPR RI bersama pemerintah.

RUU yang merupakan revisi terhadap Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tersebut dinilai berpotensi mengancam prinsip demokrasi, akuntabilitas, dan supremasi sipil jika tidak dikawal secara ketat oleh masyarakat.

Bappeda Sumenep

Dalam siaran persnya, Presiden Mahasiswa STKIP PGRI Sumenep, Moh. Nurul Hidayatullah, menegaskan bahwa revisi ini memiliki sejumlah pasal kontroversial yang cenderung memperluas kewenangan Polri secara berlebihan dan tanpa kejelasan batas pengawasan.

“Revisi ini bukan memperkuat profesionalisme atau transparansi, tapi justru membuka peluang terjadinya monopoli kekuasaan oleh institusi kepolisian,” tegasnya.

Salah satu pasal yang dikritik keras adalah Pasal 6 yang memperluas wilayah yurisdiksi Polri, termasuk ke ruang siber, kapal berbendera Indonesia di laut internasional, dan pesawat udara. Hal ini dinilai menyalahi filosofi dasar Polri yang seharusnya fokus pada Kamtibmas.

Baca Juga :  Melalui Program Sekolah Lapang, DKPP Sumenep Terapkan Teknik Pertanian Modern

Menurut BEM STKIP, perluasan wilayah seperti ini berpotensi menyebabkan tumpang tindih kewenangan antara Polri dengan TNI, terutama dalam situasi keamanan luar negeri seperti pembajakan pesawat atau kapal di luar teritori nasional.

Pasal lain yang menjadi sorotan adalah Pasal 14 huruf b dan c, yang memberi Polri kewenangan membina dan mengawasi ruang siber serta lalu lintas jalan. Padahal, ruang siber merupakan ranah lintas lembaga, seperti Kominfo, BSSN, hingga TNI.

“Jika semua aspek ruang siber diawasi oleh Polri, maka lembaga lain seperti Kominfo dan BSSN bisa kehilangan peran. Ini justru melemahkan koordinasi lintas sektor,” lanjutnya.

Selain itu, Pasal 14 huruf g dan h yang memberi kewenangan Polri melakukan penyidikan terhadap semua tindak pidana juga dianggap problematik karena mengancam independensi lembaga seperti Kejaksaan, KPK, dan penyidik dari kementerian lain.

Poin lainnya yang disoroti adalah Pasal 16 yang memberi kewenangan Polri memblokir atau memperlambat akses ruang siber dengan dalih keamanan dalam negeri. Menurut BEM, konsep keamanan dalam negeri terlalu luas untuk dijalankan hanya oleh satu institusi.

Baca Juga :  Bupati Sumenep Kembali Fasilitasi Mudik Gratis Santri, Cek Jadwal dan Cara Daftarnya!

Tugas Polri, lanjut siaran pers tersebut, adalah Kamtibmas. Bukan Kamdagri dalam arti luas yang semestinya menjadi urusan bersama banyak kementerian/lembaga seperti TNI, BSSN, Kominfo, BNPB, dan lainnya.

BEM STKIP PGRI Sumenep juga mengkritik pemahaman keliru tim penyusun naskah akademik revisi UU Polri yang menyebut Polri sebagai alat negara di bidang keamanan. Padahal menurut UUD 1945, tugas Polri terbatas pada perlindungan, pelayanan, dan penegakan hukum.

“RUU Polri harusnya diarahkan untuk memperkuat profesionalisme dan kepercayaan publik, bukan memperluas kekuasaan tanpa batas,” tegas Nurul Hidayatullah.

Salah satu rekomendasi BEM adalah agar kewenangan Polri tidak tumpang tindih dengan lembaga lain, serta dibatasi secara jelas melalui kontrol demokratis dan partisipasi publik dalam pembentukan peraturan.

Selain itu, BEM meminta agar masa jabatan Kapolri yang turut direvisi dalam RUU ini disertai dengan mekanisme uji kelayakan terbuka agar tidak menjadi alat kekuasaan politik.

Baca Juga :  Sosok Kadis Ini Kembali Mencuat ke Permukaan Sebagai Calon Kuat Sekda Sumenep

Dalam draf RUU, Polri juga diberi kewenangan untuk menjalankan kegiatan intelijen berskala nasional yang menyentuh isu ideologi, ekonomi, hingga keamanan energi. Ini dinilai terlalu luas dan berpotensi mengambil alih peran lembaga intelijen negara seperti BIN dan BAIS TNI.

“Usulan perluasan wewenang Intelkam hingga mengurusi keamanan nasional jelas melewati batas. Ini menunjukkan kecenderungan menjadikan Polri sebagai lembaga superbodi,” tegas siaran pers itu.

BEM STKIP juga mengusulkan perubahan nama lembaga intelijen Polri dari Baintelkam menjadi Baintelkamtibmas agar tidak disalahartikan sebagai pengemban tugas keamanan nasional secara menyeluruh.

Dalam penutupnya, BEM menyatakan bahwa RUU Polri versi saat ini belum mencerminkan arah reformasi kelembagaan yang benar. Revisi seharusnya memperkuat transparansi dan hak asasi manusia, bukan menjadi alat untuk sentralisasi kekuasaan.

“Kami menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat sipil untuk mengawal pembahasan RUU ini secara kritis. Jangan sampai kekuasaan tanpa batas menggerus demokrasi kita,” tutup Nurul.

Loading

Penulis : Mif

Berita Terkait

Pemerintah dan Akademisi Sepakat: KEK Madura Harus Berbasis Ekonomi Hijau
Seminar Nasional SMSI Kupas KEK Madura: Antara Harapan Ekonomi dan Tantangan Ekologi
Warga Gili Iyang Desak PLN, Target Listrik Normal 20 Desember 2025
Bupati Sumenep Apresiasi Penetapan Gus Dur dan Syaikhona Kholil Sebagai Pahlawan Nasional
Beladiri Polri Jadi Ujian Wajib, 78 Personel Sumenep Bersaing Menuju Pangkat Baru
Jangan Lupa! Besok SMSI Sumenep akan Menggelar Seminar Nasional Bahas Green Economy dan Tantangan Ekologis KEK Madura
Suara dari Pulau Gelap: Warga Saebus Menanti Terang Keadilan Energi
Alfian Marsuto Bongkar Hilangnya Pajak Rokok, Alasan Kemiskinan Sumenep Tak Beranjak
banner 325x300

Berita Terkait

Kamis, 13 November 2025 - 19:36 WIB

Pemerintah dan Akademisi Sepakat: KEK Madura Harus Berbasis Ekonomi Hijau

Kamis, 13 November 2025 - 17:38 WIB

Seminar Nasional SMSI Kupas KEK Madura: Antara Harapan Ekonomi dan Tantangan Ekologi

Kamis, 13 November 2025 - 16:48 WIB

Warga Gili Iyang Desak PLN, Target Listrik Normal 20 Desember 2025

Kamis, 13 November 2025 - 15:23 WIB

Bupati Sumenep Apresiasi Penetapan Gus Dur dan Syaikhona Kholil Sebagai Pahlawan Nasional

Kamis, 13 November 2025 - 10:18 WIB

Beladiri Polri Jadi Ujian Wajib, 78 Personel Sumenep Bersaing Menuju Pangkat Baru

Rabu, 12 November 2025 - 19:59 WIB

Jangan Lupa! Besok SMSI Sumenep akan Menggelar Seminar Nasional Bahas Green Economy dan Tantangan Ekologis KEK Madura

Rabu, 12 November 2025 - 06:12 WIB

Suara dari Pulau Gelap: Warga Saebus Menanti Terang Keadilan Energi

Rabu, 12 November 2025 - 05:54 WIB

Alfian Marsuto Bongkar Hilangnya Pajak Rokok, Alasan Kemiskinan Sumenep Tak Beranjak

Berita Terbaru