SUMENEP, nusainsider.com — Pemerintah Kabupaten Sumenep menggelar silaturahmi dengan alim ulama, tokoh agama, dan tokoh masyarakat se-Kabupaten Sumenep.
Acara yang berlangsung di Pendopo Agung Keraton Sumenep pada Ahad, 23 Maret 2025, dalam rangka mempererat hubungan antara pemerintah daerah dan para tokoh masyarakat.

Momentum silaturahmi yang digelar di bulan suci Ramadhan ini sekaligus menjadi ajang memperkuat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat.
Wakil Bupati Sumenep, Kyai H. Imam Hasyim, yang hadir mewakili Bupati Sumenep, Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, menegaskan pentingnya menjaga kerukunan umat beragama.
“Kami mengajak seluruh alim ulama, tokoh agama, dan masyarakat untuk terus menjaga persaudaraan. Kerukunan adalah kunci utama dalam membangun daerah yang harmonis dan sejahtera,” ujar Kyai H. Imam Hasyim dalam sambutannya.
Ia juga menekankan bahwa Pemerintah Kabupaten Sumenep terbuka terhadap kritik dan masukan dari masyarakat demi kemajuan daerah.
“Kami butuh masukan dan kritik konstruktif dari masyarakat agar roda pemerintahan berjalan dengan baik dan sesuai harapan bersama,” Lanjutnya.
Selain sebagai wadah silaturahmi, acara ini juga menjadi forum diskusi antara pemerintah daerah dan para tokoh agama. Beberapa ulama diberikan kesempatan menyampaikan pandangan terkait berbagai isu yang berkembang di masyarakat.

Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Sumenep menyerahkan santunan sebesar Rp 42 juta kepada ahli waris guru ngaji yang telah meninggal dunia.
Bantuan ini diberikan karena almarhum terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan yang didaftarkan oleh Pemkab Sumenep.
Santunan tersebut diserahkan secara simbolis kepada dua ahli waris di Pendopo Keraton Sumenep.
Kyai Imam menjelaskan bahwa sebanyak 3.500 guru ngaji telah terdaftar dalam program BPJS Ketenagakerjaan yang sepenuhnya dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep.
“Alhamdulillah, tahun ini sebanyak 3.500 guru ngaji telah tercover dalam BPJS Ketenagakerjaan, dan semuanya ditanggung oleh Pemkab Sumenep. Kami berharap di tahun mendatang jumlahnya bisa lebih banyak lagi demi kesejahteraan guru ngaji, terutama yang ada di desa-desa,” jelasnya.
Salah satu tokoh agama yang hadir berharap agar pemerintah terus memperhatikan kesejahteraan umat serta menjaga nilai-nilai keislaman dalam kehidupan bermasyarakat.
“Kami berharap pemerintah daerah terus bersinergi dengan ulama dan tokoh masyarakat. Peran kami adalah mendampingi umat, sedangkan pemerintah bertanggung jawab dalam pembangunan,” ungkapnya singkat.
Di tempat yang sama, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdakab Sumenep menjelaskan bahwa acara ini diselenggarakan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2024 tentang APBD Tahun Anggaran 2025 serta Peraturan Bupati Sumenep Nomor 60 Tahun 2024 tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2025.
“Kami mengundang sekitar 800 peserta dari berbagai wilayah, baik dari daratan maupun kepulauan di Kabupaten Sumenep,” ujarnya.
Kegiatan ini bertujuan untuk menampung aspirasi ulama terkait kebijakan daerah di bidang keagamaan, mendorong peran ulama dalam menciptakan harmoni sosial, serta memperkuat nilai-nilai keislaman di masyarakat.
“Pendanaan kegiatan ini bersumber dari APBD Kabupaten Sumenep Tahun Anggaran 2025, yang dikelola oleh Bagian Kesra Setdakab Sumenep,” Tutupnya.
Penulis : Uky