PENCITRAAN DAN PERJUANGAN
Catatan ; Toifur Ali Wafa
nusainsider.com — Akhir-akhir ini, Aktivis PMII Dan HMI Getol menyoroti Kepemimpinan Bupati Dan Wakil Bupati Sumenep (Fauzi-Eva) yang dinilai tidak memberikan dampak positif bagi pembangunan, infrastruktur, Kesehatan, kesejahteraan Petani Dan Nelayan, Manipulasi Data Kemiskinan serta hal lain yang bisa di searching di kolom Google.
Sikap kritis Mahasiswa inilah yang kemudian mampu menyeimbangkan ketidakstabilan suasana Kota sumenep yang dihantam Pencitraan Dan Perjuangan. Baik pencitraan yang dipoles oleh Bupati Sendiri atau Oknum-oknum yang berada dibawah Kendali Bupati serta perjuangan murni yang dikibarkan oleh aktivis sumenep PMII Dan HMI.
Tak heran, jika mayoritas aktivis menyebut Sumenep sebagai kota ‘sakti’, sebab manipulasi data kemiskinan disulap sedemikian rupa untuk alat ‘Mengelabuhi’, lalu siapa kira-kira yang mengambil keuntungan diwilayah ini serta siapa pemeran Utama konsep Ini?
Diakun-akun Tiktok, Bupati Fauzi sering melakukan pencitraan hingga lupa cara meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik daratan maupun kepulauan.
Sumenep sebagai kota dengan luas wilayah keseluruhan mencapai 2,093.46 km2, terdiri dari 27 wilayah kecamatan, 334 desa/kelurahan, 126 Pulau, dengan jumlah penduduk 1.135.903 itu terdapat 512ribu lebih penduduk miskin. Hal tersebut mestinya menjadi prioritas bupati sumenep guna mengurangi angka kemiskinan yang setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Sehingganya, paradigma kritis transformatif mahasiswa tidak hanya sekedar teori, akan tetapi diimplementasikan pada Bobroknya 3 tahun kepemimpinan Bupati dan wakil Bupati sumenep yang saat ini getol disuarakan di gedung mewah Bupati.
Tulisan ini murni sebagai pengejawantahan dari sikap dua Organisasi Besar PMII Dan HMI yang saat ini masih komitmen mengawal kebijakan Bupati dan Wakil Bupati sumenep yang dinilai gagal Membangun Sumenep secara Komprehensif.
Tentunya, saya meyakini, gerakan-gerakan serta sikap kritis mahasiswa ini akan kembali digaungkan di halaman kantor Bupati Sumenep hingga mereka menemukan titik terang Arah kepemimpinan Bupati Sumenep seperti apa.
Event-event yang sifatnya ceremonial dan tidak memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat sumenep secara umum, harusnya di evaluasi dan ditinjau ulang. Sebab sejak event Sumenep Visit Years 2019 Hingga Sumenep Masa Kejayaan 2023 hanya pemanis buatan yang membuang-buang anggaran dengan dalih peningkatan UMKM Lokal.
Menurut Anda, Apa saja Hasil Kerja 3 Tahun Kepemimpinan Bupati Dan Wakil Bupati Sumenep?