SUMENEP, nusainsider.com — Suasana meriah di Lapangan Kerapan Sapi Giling, yang terletak di Jalan Agus Salim, Desa Pangarangan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, mendadak berubah menjadi kepanikan.
Sekitar pukul 17.20 WIB, pagar pembatas (red. Pagar) penonton sisi timur – tepat di garis finish – roboh dan menimpa sejumlah penonton yang sedang menyaksikan babak final lomba sapi golongan menang.

Informasinya, korban berasal dari Kabupaten sampang namun langsung di bawa pulang.
Dan bahkan Insiden tersebut juga mengakibatkan sedikitnya empat orang mengalami luka-luka dan tiga lainnya masih dalam proses identifikasi. Para korban telah dievakuasi dan beberapa di antaranya dirawat di RSUD Moh. Anwar Sumenep.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun, korban luka-luka meliputi SB (60 tahun), warga setempat, yang mengalami sesak napas dan langsung dirujuk ke rumah sakit. AD (35 tahun) dilaporkan mengalami sakit pada bagian punggung akibat tertimpa pagar. Korban lain, SN (55 tahun), mengalami luka robek di mata kaki sebelah kanan. Satu korban lainnya masih menjalani perawatan dan belum dapat dimintai keterangan.
Seorang narasumber yang berada di lokasi meminta agar identitasnya dirahasiakan menjelaskan bahwa insiden terjadi saat puncak acara.
“Ketika final dimulai dan sapi-sapi melesat ke garis finish, pagar di sisi timur tiba-tiba roboh. Banyak penonton yang duduk bahkan berdiri di atas pagar, padahal panitia sudah beberapa kali mengingatkan,” ujarnya kepada media ini, Ahad 22 Juni 2025.
Menurut pengamatan di lapangan, pagar yang roboh merupakan bagian dari pembatas sisi timur arena – area yang paling dekat dengan garis finish dan biasanya menjadi titik kerumunan penonton.
Ironisnya, lapangan ini baru saja direnovasi sekitar dua minggu sebelum acara, dengan anggaran yang disebut-sebut mencapai 200 juta rupiah. Namun, belum ada kejelasan apakah pagar yang roboh tersebut termasuk dalam lingkup proyek renovasi.
“Saya melihat sendiri para penonton naik ke atas pagar, bahkan bergelantungan. Ketika sapi mencapai garis akhir, mereka bersorak dan beberapa mulai melonjak. Saat itu pagar langsung runtuh,” tambah sumber yang sama.
Berikut Link Video Viral di Tiktok KLIK DISINI
Kejadian ini menyoroti lemahnya pengawasan dan pengamanan dalam acara rakyat yang rutin digelar tersebut. Padahal, panitia pelaksana sudah memberikan himbauan dan memperingatkan penonton agar tidak menaiki pagar. Sayangnya, peringatan tersebut diindahkan.
Pewarta masih berupaya melakukan konfirmasi langsung kepada pihak panitia dan penyelenggara kegiatan, yang menurut informasi awal diduga berasal dari kolaborasi dua kepala desa setempat.
Hingga berita ini dinaikkan, belum ada keterangan resmi dari ketua pelaksana maupun pihak penyelenggara.
Kejadian ini menambah daftar panjang insiden yang melibatkan kelalaian dalam penyelenggaraan acara tradisional di daerah. Pihak berwenang diharapkan segera turun tangan untuk melakukan penyelidikan mendalam, termasuk memeriksa kualitas dan tanggung jawab dalam proyek renovasi lapangan.
“Jika pagar ini bagian dari renovasi, perlu ditelusuri siapa pelaksana proyeknya, spesifikasi bahan yang digunakan, serta proses pengawasannya. Apalagi ini menyangkut keselamatan publik,” ujar salah satu pakar yang tak ingin disebutkan namanya.
Di sisi lain, masyarakat berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran penting. Tradisi karapan sapi sebagai warisan budaya Madura semestinya bisa tetap berlangsung, namun dengan jaminan keamanan yang lebih baik.
Peningkatan standar keselamatan dan kedisiplinan penonton menjadi hal yang mendesak untuk diterapkan, terlebih acara ini selalu menyedot perhatian ribuan warga.
Penulis : Wafa