Diduga Dua Kepala Desa Jadi Pelaksana, Karapan Sapi se-Madura dan Insiden Memalukan Terjadi

Minggu, 22 Juni 2025 - 18:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto. Tampak penonton lain mengangkat tumpukan batu yang menimbun korban di lapangan Karapan sapi Sumenep. Sumber : SS Tiktok Berita tak Update

Foto. Tampak penonton lain mengangkat tumpukan batu yang menimbun korban di lapangan Karapan sapi Sumenep. Sumber : SS Tiktok Berita tak Update

SUMENEP, nusainsider.com Suasana meriah di Lapangan Kerapan Sapi Giling, yang terletak di Jalan Agus Salim, Desa Pangarangan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, mendadak berubah menjadi kepanikan.

Sekitar pukul 17.20 WIB, pagar pembatas (red. Pagar) penonton sisi timur – tepat di garis finish – roboh dan menimpa sejumlah penonton yang sedang menyaksikan babak final lomba sapi golongan menang.

banner 325x300

Informasinya, korban berasal dari Kabupaten sampang namun langsung di bawa pulang.

Dan bahkan Insiden tersebut juga mengakibatkan sedikitnya empat orang mengalami luka-luka dan tiga lainnya masih dalam proses identifikasi. Para korban telah dievakuasi dan beberapa di antaranya dirawat di RSUD Moh. Anwar Sumenep.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun, korban luka-luka meliputi SB (60 tahun), warga setempat, yang mengalami sesak napas dan langsung dirujuk ke rumah sakit. AD (35 tahun) dilaporkan mengalami sakit pada bagian punggung akibat tertimpa pagar. Korban lain, SN (55 tahun), mengalami luka robek di mata kaki sebelah kanan. Satu korban lainnya masih menjalani perawatan dan belum dapat dimintai keterangan.

Baca Juga :  Berikut Jadwal dan Besaran THR PNS 2024

Seorang narasumber yang berada di lokasi meminta agar identitasnya dirahasiakan menjelaskan bahwa insiden terjadi saat puncak acara.

“Ketika final dimulai dan sapi-sapi melesat ke garis finish, pagar di sisi timur tiba-tiba roboh. Banyak penonton yang duduk bahkan berdiri di atas pagar, padahal panitia sudah beberapa kali mengingatkan,” ujarnya kepada media ini, Ahad 22 Juni 2025.

Menurut pengamatan di lapangan, pagar yang roboh merupakan bagian dari pembatas sisi timur arena – area yang paling dekat dengan garis finish dan biasanya menjadi titik kerumunan penonton.

Ironisnya, lapangan ini baru saja direnovasi sekitar dua minggu sebelum acara, dengan anggaran yang disebut-sebut mencapai 200 juta rupiah. Namun, belum ada kejelasan apakah pagar yang roboh tersebut termasuk dalam lingkup proyek renovasi.

“Saya melihat sendiri para penonton naik ke atas pagar, bahkan bergelantungan. Ketika sapi mencapai garis akhir, mereka bersorak dan beberapa mulai melonjak. Saat itu pagar langsung runtuh,” tambah sumber yang sama.

Berikut Link Video Viral di Tiktok KLIK DISINI

Baca Juga :  Bupati Sumenep Ajak Komite Sekolah Dukung Pengembangan Kreativitas Siswa

Kejadian ini menyoroti lemahnya pengawasan dan pengamanan dalam acara rakyat yang rutin digelar tersebut. Padahal, panitia pelaksana sudah memberikan himbauan dan memperingatkan penonton agar tidak menaiki pagar. Sayangnya, peringatan tersebut diindahkan.

Pewarta masih berupaya melakukan konfirmasi langsung kepada pihak panitia dan penyelenggara kegiatan, yang menurut informasi awal diduga berasal dari kolaborasi dua kepala desa setempat.

Hingga berita ini dinaikkan, belum ada keterangan resmi dari ketua pelaksana maupun pihak penyelenggara.

Baca Juga :  Disbudporapar Sumenep tertarik Angkat Karya Batik Catra Rutan Kelas II B Sumenep di Ajang Raka-Raki

Kejadian ini menambah daftar panjang insiden yang melibatkan kelalaian dalam penyelenggaraan acara tradisional di daerah. Pihak berwenang diharapkan segera turun tangan untuk melakukan penyelidikan mendalam, termasuk memeriksa kualitas dan tanggung jawab dalam proyek renovasi lapangan.

“Jika pagar ini bagian dari renovasi, perlu ditelusuri siapa pelaksana proyeknya, spesifikasi bahan yang digunakan, serta proses pengawasannya. Apalagi ini menyangkut keselamatan publik,” ujar salah satu pakar yang tak ingin disebutkan namanya.

Di sisi lain, masyarakat berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran penting. Tradisi karapan sapi sebagai warisan budaya Madura semestinya bisa tetap berlangsung, namun dengan jaminan keamanan yang lebih baik.

Peningkatan standar keselamatan dan kedisiplinan penonton menjadi hal yang mendesak untuk diterapkan, terlebih acara ini selalu menyedot perhatian ribuan warga.

Loading

Penulis : Wafa

Berita Terkait

AKP Ninit Gaungkan Budaya Tertib Lalu Lintas di Tengah Layanan Samsat
Bikin Merinding! Suara Emas dan Semangat Lokal Fest Radhiesta 2025 Menggelegar
Panggung Megah, Musik Membara! Fest Radiesta 2025 Bangkitkan Sumenep
Aparat Siaga Penuh! Fest Radhiesta Dapat Pengamanan Ketat di Area GOR A Yani
Tiga Perusahaan Milik HT Disorot! Aktivis ALARM Warning Bea Cukai dan Bupati Sumenep Bertindak
Dokter Spesialis untuk Kangean: Bupati Sumenep Lanjutkan Program Sekolah Kedokteran
Ayo Daftar! Pendidikan Unggul dan Berkarakter di Yayasan Ar-Rahman Sumenep
Runtuh! DPRD Sumenep Ultimatum Kejati Jatim, Kasus BSPS Potensi Berkepanjangan
banner 325x300

Berita Terkait

Sabtu, 19 Juli 2025 - 13:47 WIB

AKP Ninit Gaungkan Budaya Tertib Lalu Lintas di Tengah Layanan Samsat

Jumat, 18 Juli 2025 - 22:58 WIB

Bikin Merinding! Suara Emas dan Semangat Lokal Fest Radhiesta 2025 Menggelegar

Jumat, 18 Juli 2025 - 21:05 WIB

Panggung Megah, Musik Membara! Fest Radiesta 2025 Bangkitkan Sumenep

Jumat, 18 Juli 2025 - 19:27 WIB

Aparat Siaga Penuh! Fest Radhiesta Dapat Pengamanan Ketat di Area GOR A Yani

Jumat, 18 Juli 2025 - 12:18 WIB

Tiga Perusahaan Milik HT Disorot! Aktivis ALARM Warning Bea Cukai dan Bupati Sumenep Bertindak

Kamis, 17 Juli 2025 - 23:27 WIB

Ayo Daftar! Pendidikan Unggul dan Berkarakter di Yayasan Ar-Rahman Sumenep

Kamis, 17 Juli 2025 - 22:51 WIB

Runtuh! DPRD Sumenep Ultimatum Kejati Jatim, Kasus BSPS Potensi Berkepanjangan

Kamis, 17 Juli 2025 - 21:36 WIB

Jawaban Untuk Hambali: Antara TikTok, TikTokan, dan TikTokers

Berita Terbaru