Hadiri Musik Keroncong, Achmad Fauzi sebut Seni sebagai Kekuatan Membangun Daerah

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 20:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto. Achmad Fauzi Wongsojudo, SH., MH

Foto. Achmad Fauzi Wongsojudo, SH., MH

SUMENEP, nusainsider.com Pemerhati seni di kabupaten sumenep, Achmad fauzi wongsojudo turut Hadir pada pagelaran Parade musik Keroncong di Halaman Hotel El-malik kabupaten Sumenep, Madura Hawa Timur, Sabtu 12 Oktober 2024 malam.

Turut hadir juga kepala Bappeda Sumenep, Kepala Disbudporapar, Kepala Dispendukcapil, Kepala Dinkes P2KB Sumenep, Dirut Bank BPRS Bhakti sumekar serta Kepala OPD dan Pegawai OPD di kabupaten Sumenep.

Seperti biasa, sebelum menyampaikan sambutannya, Achmad fauzi wongsojudo memberikan santunan anak yatim kepada 10 orang pada pembukaan pagelaran musik Keroncong se-jawa Timur.

banner 325x300

Achmad fauzi wongsojudo dalam sambutannya menyampaikan bahwa pihaknya meskipun Cuti tetap menjadi pemerhati seni.

Terimakasih kepada seluruh panitia, khususnya paguyuban Keroncong yang memiliki semangat yang konsisten dengan keroncongnya sejak dirinya wakil bupati hingga saat ini, “katanya di sela-sela sambutannya, Sabtu 12 Oktober 2024 Malam.

Baca Juga :  Merasa ditipu Oknum Apel Jabaan-Manding, Warga setempat Akan Laporkan Penggelapan Uang

Selamat datang seluruh peserta di kabupaten Sumenep, meskipun saat ini kabupaten sumenep curah hujannya masih rendah dengan situasi cuacanya saat siang hari masih panas.

Musik Keroncong menurutnya secara alunan lagu memiliki ciri khas yang berbeda dari musik-musik lain, kalau keroncong kombinasi musiknya dari timur dan barat.

Ya, mungkin jika Didengarkan sepertinya mudah, tapi Ketukan-ketukannya itu yang susah. Cara menyanyikannya juga harus profesional, karena jika tidak profesional akan keseleo. Beda dengan POP, dangdut dan rock jika keseleo masih bisa diperbaiki dan ditutupi, “Imbuhnya.

Cak fauzi sapaan akrabnya menjelaskan bahwa Yang paling berat dari Musik Keroncong ini adalah cara mengatur nafasnya saat bernyayi dan tidak semua orang bisa menyanyikan musik Keroncong.

banner 325x300

Dirinya mengapresiasi Pamori Sumenep karena telah menjaga musik Keroncong di kabupaten sumenep ini yang sudah mulai terkikis.

Baca Juga :  Lestarikan Leluhur Nenek Moyang, Parade Musik Keroncong Resmi di Mulai Hari ini

Dengan keberadaan mereka (red. Pamori) bisa mewariskan seni musik Keroncong ini kepada generasi penerus, khususnya di kabupaten sumenep, “pungkasnya.

Kalau dulu, musik Keroncong itu di tampilkan orang tua, tapi sekarang generasi GenZ juga mulai mempelajari dan menampilkan musik Keroncong ini, seperti yang tampil tadi siang misalnya.

Dengan adanya yang muda ini, Keroncong modern ini pasti lebih terlihat. Nanti akan berbeda dengan yang dahulu.

Maka harapan kami kedepan, pemkab sumenep dengan kegiatan yang dilaksanakan ini bisa terus dilaksanakan di tahun depan, “Jelasnya.

Lebih lanjut, Karena memang prinsip keadilan harus ada dimana-mana. Maka Semua kesenianan harus difasilitasi untuk memberikan ruang kepada masyarakat sumenep.

Ruang itu harus diberikan, pemkab sebagai fasilitator harus memberikan ruang itu, misalnya dimasukkan ke kalender event. Sehingga, yang tidak suka menjadi suka dan yang tidak tahu menjadi tahu, “Lanjutnya.

Dirinya Mengapresiasi kegiatan yang dihadiri dari berbagai kabupaten di Jawa Timur malam ini.

Tahun depan jangan lagi hanya se-jawa Timur, tapi harus nasional juga.

Sebagai pemerhati seni, ia menjelaskan bahwa seni ini merupakan kekuatan dalam membangun hal apapun di daerah. Karena kalau tidak ada seni, maka akan keras-keras semua.

Orang seni itu biasanya selalu tersenyum seperti tidak ada masalah dan tidak ada apa-apa, karena seni itu lembut, “Tutupnya.

Diketahui, pada pagelaran Musik Keroncong tersebut, panitia akan memberikan penghargaan dengan kategori, Penyaji terbaik sebanyak 5 Grup, Grup Favorit 5 Grup, dan The best winner 8 Grup.

Loading

Penulis : Dre

Berita Terkait

OPINI, UPLAND 2025: Investasi Harapan atau Perang Kepentingan?
Konvensi Nasional SMSI 2025: Apresiasi untuk Polri yang Melayani dan Melindungi
Lomba Puisi dan Pidato Bung Karno Warnai Bulan Juni di Sumenep
Skandal Narkoba Jadi Pelajaran, FPK Tuntut PAW Transparan dan Kredibel
Gelombang Kegaduhan di Partai Nasdem Memuncak, Pembesar Nasdem Murka Penunjukan Akis Jasuli
Elpiji 3 Kg di Sapeken Tembus Rp29 Ribu, Warga Tagih Janji Subsidi Pemerintah
Kasus Chromebook Kemendikbud: Kejagung Cegah Tiga Eks Stafsus Nadiem Makarim
Gelombang Penolakan di Sumenep, Kader NasDem Desak Evaluasi SK Ketua DPD
KPU Sumenep.

Berita Terkait

Jumat, 13 Juni 2025 - 06:38 WIB

OPINI, UPLAND 2025: Investasi Harapan atau Perang Kepentingan?

Kamis, 12 Juni 2025 - 10:07 WIB

Konvensi Nasional SMSI 2025: Apresiasi untuk Polri yang Melayani dan Melindungi

Rabu, 11 Juni 2025 - 13:03 WIB

Lomba Puisi dan Pidato Bung Karno Warnai Bulan Juni di Sumenep

Selasa, 10 Juni 2025 - 13:26 WIB

Gelombang Kegaduhan di Partai Nasdem Memuncak, Pembesar Nasdem Murka Penunjukan Akis Jasuli

Selasa, 10 Juni 2025 - 09:10 WIB

Elpiji 3 Kg di Sapeken Tembus Rp29 Ribu, Warga Tagih Janji Subsidi Pemerintah

Minggu, 8 Juni 2025 - 21:48 WIB

Kasus Chromebook Kemendikbud: Kejagung Cegah Tiga Eks Stafsus Nadiem Makarim

Minggu, 8 Juni 2025 - 15:05 WIB

Gelombang Penolakan di Sumenep, Kader NasDem Desak Evaluasi SK Ketua DPD

Sabtu, 7 Juni 2025 - 22:41 WIB

Penunjukan Kontroversial: NasDem Sumenep di Ujung Perpecahan

Berita Terbaru