SUMENEP, nusainsider.com — Dalam upaya mendukung program Swasembada Pangan Nasional, Kapolsek Talango Polres Sumenep Polda Jatim, Iptu Haryono, bersama Koordinator Penyuluh Pertanian (Korluh) Kecamatan Talango, menggelar sosialisasi perawatan tanaman jagung di Dusun Jate Laok, Desa Padike, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep.
Kegiatan ini berlangsung pada Jumat, 21 Maret 2025, pukul 13.00 WIB hingga selesai, dengan fokus utama memberikan edukasi kepada petani terkait teknik perawatan tanaman jagung yang optimal. Sosialisasi ini diadakan di lahan jagung milik Bapak Yasir, salah satu petani di daerah tersebut.

Dalam kegiatan tersebut, Kapolsek Talango, Iptu Haryono menyampaikan bahwa keterlibatan kepolisian dalam kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap ketahanan pangan serta kesejahteraan petani di Kecamatan Talango.
“Kami berharap melalui sosialisasi ini, para petani bisa menerapkan teknik perawatan yang benar sehingga hasil panen meningkat. Hal ini juga sejalan dengan program pemerintah dalam mendukung swasembada pangan,” ujar Iptu Haryono.
Para petani yang hadir menyambut baik kegiatan ini dan berharap adanya pendampingan lebih lanjut agar pertanian mereka semakin berkembang.
Dengan perawatan yang konsisten, diharapkan produktivitas jagung di wilayah Talango meningkat, sehingga dapat berkontribusi dalam ketahanan pangan nasional serta meningkatkan kesejahteraan petani setempat.
Kegiatan sosialisasi ini berlangsung dengan aman dan lancar, menandai sinergi yang baik antara kepolisian, penyuluh pertanian, dan masyarakat dalam membangun sektor pertanian yang lebih maju, “Tuturnya.

Kapolsek Talango bersama Korluh menekankan beberapa aspek penting dalam perawatan tanaman jagung, meliputi:
- Penyulaman
Dilakukan pada 7–10 hari setelah tanam (HST) untuk mengganti benih yang tidak tumbuh atau rusak, guna menjaga keseragaman pertumbuhan. - Penyiangan dan Penggemburan Tanah Dilaksanakan dua kali, pada usia 15–20 HST dan 30–35 HST, guna menghilangkan gulma yang menghambat pertumbuhan jagung serta membantu akar menyerap air dan nutrisi lebih optimal.
- Pemupukan
- Dilakukan dalam tiga tahap:Pemupukan pertama (7–10 HST): Menggunakan pupuk dasar seperti Urea, SP-36, dan KCl.
- Pemupukan kedua (30 HST): Menambahkan Urea dan KCl untuk mempercepat pertumbuhan vegetatif.
- Pemupukan ketiga (45 HST): Menggunakan Urea untuk mendukung pembentukan tongkol dan biji jagung.
- Pengairan dan Drainase
Jagung membutuhkan pasokan air yang cukup, terutama saat fase awal pertumbuhan dan pembentukan tongkol. Jika curah hujan rendah, penyiraman perlu dilakukan, sedangkan jika hujan berlebih, sistem drainase harus diperhatikan agar tanaman tidak tergenang. - Pengendalian Hama dan Penyakit. Hama seperti ulat grayak, penggerek batang, dan kutu daun dapat menyerang tanaman jagung. Untuk mengatasinya, petani disarankan menggunakan pestisida nabati atau kimia sesuai dosis yang dianjurkan. Sementara itu, penyakit seperti bulai dan karat daun dapat dicegah dengan pemakaian benih unggul serta penyemprotan fungisida jika diperlukan.
- Perempelan Tunas Samping Tunas samping yang tumbuh berlebihan dapat menghambat pertumbuhan tongkol utama. Jika diperlukan, perempelan dilakukan agar nutrisi terfokus pada pembentukan tongkol yang lebih besar dan berkualitas.
Penulis : Mif