SUMENEP, nusainsider.com — Aksi kemanusiaan Garda raya ke gedung Dinas Kesehatan pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) sumenep menuntut Kepala Puskesmas Batang-batang dan Bidan Windu diberhentikan dari Puskesmas Batang-batang.
Pasalnya, kondisi bayi tersebut dalam kondisi Sehat saat Melahirkan di Puskesmas Batang-batang pada Rabu 15/11/2023 pukul 00.48 Wib dengan Berat badan 3,5Ton dan dinyatakan Sehat sehingga Hari kamis 16/11 Pukul 09.00 Wib diperbolehkan pulang.
Singkat cerita pihak puskesmas menyarankan Orang tua dan Bayi tersebut agar kembali pada hari Jumat 17/11 guna diambil sample darahnya dan akhirnya keluarga kembali pada Hari sabtu 18/11. Diambillah sampel darah bayi Adellia Aziz Bella Negara dibagian Tumit sebagai Program Skrining Hipotiroit kongenital (SHK).
Namun, usai diambil sampel darahnya, ABN mengalami kondisi menurun pada kesehatannya ditandai dengan Panas dalam dan Memar dibagian tumit.
Nurhayat, Koordinator Garda Raya Pun dengan kesal mendesak Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo untuk turun tangan guna menyelesaikan kasus yang menimpa pada bayi malang asal Dusun Mojung, Desa Tamidung tersebut.
Pasalnya, mereka kecewa dan menganggap Dinkes P2KB Sumenep telah mengindahkan aspirasi massa aksi untuk menangani dugaan malapraktik di Puskesmas Batang-Batang,” teriak Nur Hayat dalam orasinya, Jumat, 1 Desember 2023.
Bupati Fauzi harus mencopot Kepala Puskesmas Batang-Batang dan Bidan Windu.
Ini nyawa, oknum bidan itu telah menyalahi prosedur, tetapi ketika kami menuntut keadilan, kami malah disuguhi prosedur-prosedur,” tegasnya dengan nada yang mulai meninggi.
Koordinator Garda Raya itu mempertanyakan mana lebih penting dan terdesak harga nyawa manusia dibandingkan dengan hal-hal yang prosedural. Pihaknya pun menilai Kabupaten Sumenep Darurat Kesehatan.
“Nyawa atau prosedur. Kami tetap akan menunggu, bertahan di sini untuk menemui Bupati Achmad Fauzi,” kukuhnya Hayat.
Tak berhenti di situ, ia juga menyemprot Polres Sumenep yang telah menerima surat pemberitahuan aksi pun sebagai pihak yang berwenang atas izin keramaian.
Kata Orator Lintas jatim itu, seharusnya Polres Sumenep melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan elemen terkait, agar kepentingan yang bersifat prioritas dapat didahulukan, apalagi yang berhubungan dengan nyawa.
“Kami sudah melayangkan surat 3 hari yang lalu, dan sekarang kami tidak ditemui. Kami hanya ingin bertemu dengan Bupati, karena kebijakan beliau dapat menentukan arah dan nasib warga Batang-Batang dan seluruh elemen masyarakat secara umum, agar kejadian yang serupa tidak terjadi lagi,” pungkas Nurhayat.
Hingga pukul 19.55 Wib Massa aksi Garda raya bersama Masyarakat masih bertahan menunggu Bupati Sumenep namun belum juga ditemui hingga disampaikan Ultimatum.
Kami pemuda dan Masyarakat Garda Raya Meng-ultimatum Bupati Sumenep untuk segera turun tangan mencopot Kepala Puskesmas Batang-batang dan Bidan Windu.
“Jika hingga 5x24Jam Bupati Sumenep belum juga mencopot Kepala Puskesmas dan bidan Windu maka kami akan kembali menggelar aksi dengan massa yang lebih banyak”, Kecamnya Abd Halim dalam Ultimatumnya.