SUMENEP, nusainsider.com — Bertempat di Taman Andhap ashor Pendopo Agung keraton sumenep, kegiatan pengukuhan dan Pelantikan Pengurus Aliansi Jurnalis sumekar (AJS) Kabupaten sumenep berlangsung Khidmat pada Kamis 10 Oktober 2024 Malam.
Kegiatan tersebut dimulai pada pukul 19.53 Wib yang dihadiri langsung Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo yang sedang menjalani cuti, Plt Bupati Sumenep Dewi Khalifah, jajaran Forkopimda Kabupaten sumenep beserta tamu undangan dari ketua Asosiasi se-kabupaten Sumenep.
Igusty Madani dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan Pengukuhan dan pelantikan yang diselenggarakan tersebut merupakan bagian dari peran AJS dalam mendukung pembangunan Sumenep ke arah yang lebih baik.
“Kami akan terus berusaha untuk membangun Sumenep menuju Sumenep Emas, sekaligus mewujudkan jurnalisme yang lebih profesional dan berkualitas. Sehingga, kehadiran AJS ini untuk menegaskan Peran media sebagai pilar demokrasi yang tidak boleh diabaikan,” ujarnya disela-sela Laporannya.
Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo atas kepemimpinannya selama ini, terutama dalam memimpin Sumenep melewati masa pandemi COVID-19 dengan baik.
“Jasa beliau dalam menahkodai Sumenep di masa sulit seperti pandemi tidak akan kami lupakan, dan berbagai inovasinya selama kepemimpinannya tersebut” tambahnya.
Igusty sapaan akrabnya juga berharap, sosok pemimpin seperti Achmad Fauzi ini perlu dilanjutkan di periode Berikutnya, “Harapnya.
Sementara itu, Dewi Khalifah, Plt Bupati sumenep dalam sambutannya menyampaikan bahwa peran jurnalis di kabupaten sumenep ini sangat dibutuhkan sebagai penyampaian informasi yang sifatnya mengedukasi kepada masyarakat.
Tentu, dengan adanya oknum yang mengaku-ngaku jurnalis akhir-akhir ini perlu menjadi PR kepada para pengurus AJS kabupaten sumenep.
Jangan sampai ada jurnalis-jurnalis yang meng-atasnamakan Jurnalis. Tapi mereka hanya bermodalkan HP Android dengan tujuan untuk menakut-nakuti sampai tingkat kepala desa, itu yang harus dirapikan bersama-sama, “kata Nyai Dewi Khalifah disela sambutannya pada pelantikan dan pengukuhan pengurus AJS kabupaten Sumenep, Kamis (10/9)
Kalau kita ingat Kenapa Allah Swt didalam alqur’an ayat yang pertama turun adalah ‘Iqro'(red. Bacalah). Artinya walaupun pada waktu itu tidak ada media sosial, tetapi Allah Swt mengingatkan kepada kita bahwa sifat membaca itu ada yang dibaca.
Maka tulisan para jurnalis itu adalah bacaan yang akan dibaca, hari ini karena sudah tidak berupa kertas tapi berupa media sosial yang sudah bukan hanya Me-lokal, me-nasional dan meng-internasional. Tapi seluruh mata yang mempunyai HP dan ter-akses ke media sosial, itu akan bisa membaca dan ter-edukasi dengan para tulisan jurnalis.
Oleh karenanya mungkin dari beberapa wartawan yang ada mereka mempunyai tingkat kecerdasan yang berbeda, bagaimana mereka juga menulis dengan bahasa yang mungkin ada yang santun dan ada dengan bahasa Asal-asalan bahkan ada juga dengan bahasa yang Emosi, “Pungkasnya.
Maka tugas AJS kedepan, seberat apapun dan sekeras apapun kritik yang akan disampaikan kepada siapapun. Maka pakailah bahasa yang santun tetapi menyentuh kepada pembacanya.
Bahasa yang santun itu tentu bisa dilakukan dengan cara misalnya mengadakan seminar atau lokakarya. Dikumpulkan para jurnalis bagaimana bahasa itu menyentuh sampai kepada pembacanya tetapi tepat dengan bahasa yang sopan dan santun. InsyaAllah bahasa itu akan sampai kepada pembacanya.
Ia menitipkan kepada AJS, apapun yang diangkat untuk dijadikan berita, tolong Validitas data dahulukan, jangan sampai belum diklarifikasi lalu muncul di media.
Karena kata pepatah, ludah kalau sudah jatuh ke tanah tidak mungkin dijilat lagi. Artinya, bahasa ketika sudah keluar, permohonan maaf tidak bisa diralat lagi, “Jelasnya.
Nyai Eva sapaan akrabnya menekankan kepada para jurnalis agar tetap memiliki data itu yang akurat. klarifikasi itu penting, komunikasi itu penting, lakukan pendekatan dengan baik dan jangan sampai apalagi menyangkut OPD di kabupaten sumenep, mungkin ada temuan lakukan klarifikasi yang sebaik-baiknya dan sedetail-detailnya.
Kalau memang itu perlu di angkat, silahkan di angkat. Tapi setiap yang wartawan tulis itu pasti ada resikonya.
Mudah-mudahan kita semua bisa saling belajar membangun kabupaten sumenep lebih baik ke depan, “Harapnya.
Ditambahkan, kita masih punya PR yang sangat panjang. Banyak kasus yang mengejutkan akhir-akhir ini, salahsatunya maraknya kasus KDRT di kabupaten Sumenep.
Mari kita bersama-sama lakukan sosialisasi undang-undang KDRT dan mengedukasi masyarakat terkait keluarga sakinah Mawaddah warrahmah.
Pihaknya berharap kasus yang terjadi akhir-akhir ini menjadi pembelajaran bagi kita semua agar tidak ada kasus semacam itu dimasa yang akan datang. Mudah-mudahan kabupaten sumenep menjadi daerah baldatun thoyyibatun warabbun Ghafur, “Tambahnya.
Pantauan media ini, Selain pelantikan pengurus AJS, kegiatan tersebut juga menjadi momen penghargaan bagi beberapa tokoh yang dinilai berjasa dalam berbagai bidang. Penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi AJS terhadap dedikasi para tokoh dalam memajukan Sumenep.
Beberapa tokoh yang menerima penghargaan antara lain:
- Said Abdullah sebagai tokoh peduli pendidikan, atas kontribusinya dalam memajukan pendidikan di wilayah Sumenep.
- Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo menerima penghargaan atas upayanya dalam menjaga kebebasan pers selama menjabat sebagai Bupati Sumenep.
- Kapolres Sumenep mendapatkan penghargaan sebagai Bapak Kamtibmas, berkat kerja kerasnya menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Sumenep.
- Kejaksaan Sumenep diberikan penghargaan atas perannya dalam menerapkan Restorasi Justice, yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik hukum secara lebih damai dan berkeadilan.
- Fauzi As menerima penghargaan sebagai pemerhati publik, atas dedikasinya dalam memantau dan memberikan masukan bagi perbaikan pelayanan publik.
- Direktur Bank BPRS BS sebagai penggerak UMKM, atas dukungannya dalam pengembangan usaha kecil dan menengah di daerah.
- Direktur RSUD Sumenep mendapat penghargaan sebagai Ibu Kesehatan, berkat kontribusinya dalam pelayanan kesehatan masyarakat Sumenep.
- Kadis DPMD (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa) dinobatkan sebagai tokoh penggerak desa mandiri, atas perannya dalam membangun dan memberdayakan desa-desa di Sumenep.
Penulis : Dre