SUMENEP, nusainsider.com — Penyuluh Pertanian Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur Gelar Penyuluhan terkait pembuatan Tekhnik Elisitor Biosaka, Selasa 17 Januari 2022.
Diketahui, Elisitor biosaka adalah salah satu program inovatif yang dimasifkan Kementerian Pertanian Republik Indonesia untuk menghasilkan kualitas pertanian yang optimal serta cara pembuatannya tidak menguras banyak tenaga.

Penyuluh Pertanian, Kecamatan Ganding, Linda Ariesta Muhfidah menyampaikan bahwa pembuatan elisitor biosaka cukup diproses dengan mengumpulkan lima jenis tanaman liar yang sehat.
Lima jenis tanaman liar tersebut dikumpulkan dalam satu kepalan tangan. Kepalannya dikuatkan secara perlahan. Lalu, masukkan tangan bersama lima jenis tanaman liar ke dalam air dua liter selama 20 menit, Kemudian disaring dan dimasukkan ke dalam botol, Ungkapnya Kepada Media ini.
“Kumpulkan lima jenis tanaman liar yang sehat, tak bintik-bintik, tak berduri, tak berlendir dan daunnya bagus-bagus. Genggam lima jenis tanaman liar itu, kuatkan secara perlahan. Sembari dikepal, masukkan ke dalam air dua liter. Tak lama, cukup 20 menit. Setelah itu saring, lalu tuang ke botol,” ungkap Linda terperinci, Selasa (17/01/2023).
Menurutnya, ada banyak manfaat manakala menyemprotkan tanaman di lahan pertanian dengan elisitor biosaka.
Salahsatu Di antaranya adalah mengefisiensi pemakaian pupuk, mempercepat proses pertumbuhan tanaman, mengoptimalkan warna daun pada tanaman dan memperkuat daya ketahanan tanaman.

“Paling bermanfaat sebenarnya adalah mampu mengefisiensi pemakaian pupuk,” ucap Linda, menegaskan.
Selain itu, tanaman yang disemprotkan dengan elisitor biosaka, mampu memperkuat daya tahan.
Meski dinilai mampu mempercepat pertumbuhan tanaman, biosaka tidak serta merta bisa digunakan dengan kadar berlebih. Setiap jenis tanaman, memiliki takaran penggunaan biosaka yang berbeda-beda.
“Setiap jenis tanaman di lahan pertanian, tak serta merta bisa disemprotkan biosaka dengan kadar berlebih. Masing-masing tanaman memiliki kadar penggunaan biosaka berbeda-beda,” imbuhnya Linda.
Setelah melakukan beberapa percobaan, takaran tepat penggunaan biosaka untuk tanaman pangan, setidaknya menyediakan biosaka sebanyak setangki berisi enam belas liter.
“Konsentrasi penyemprotan untuk tanaman pangan seperti jagung, setangki berisi enam belas liter itu sudah bisa,” kata Linda lebih lanjut.
Sedangkan kadar penggunaan biosaka untuk tanaman hortikultura setidaknya menyediakan empat puluh mili liter dalam satu wadah.
“Jika kadar penyemprotan di atas digunakan pada tanaman holti, maka efeknya seperti terbakar. Maka, penggunaan biosaka dengan kadar yang tepat untuk tanaman hortikultura, sedikitnya menyediakan setangki berisi empat puluh mili liter biosaka,” tandas Linda.
Pihaknya menjamin, tidak ada resiko buruk yang dialami para petani di lahan pertaniannya, apabila elisitor biosaka digunakan dengan kadar yang tepat dan akurat.
“Dijamin, tidak akan ada resiko buruk,” pungkas Linda.
Sebagaimana diketahui, sosok Linda Ariesta Muhfidah adalah salah satu penyuluh pertanian yang bergerak di bawah kendali Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Ganding.
Tentunya BPP Kecamatan Ganding diketahui berada dalam naungan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep.