SUMENEP, nusainsider.com — Sebuah video viral yang menampilkan pernyataan pengusaha tembakau asal Pamekasan, H. Khairul Umam, atau yang akrab disapa H. Her, tengah menjadi sorotan publik.
Dalam video tersebut, H. Her menyampaikan imbauan kepada para petani tembakau di Madura dan seluruh Indonesia agar mengurangi jumlah tanaman tembakau tahun ini.

Video tersebut diunggah melalui akun TikTok @MaduraKita pada Kamis (10/4/2025) dan langsung mendapat berbagai tanggapan dari warganet, khususnya dari kalangan petani dan pelaku usaha di sektor tembakau.
Imbauan itu bukan tanpa alasan. H. Her menyebutkan bahwa stok tembakau di berbagai gudang, khususnya di Madura, saat ini masih penuh.
Menurutnya, jika para petani tetap menanam dalam jumlah besar, maka kondisi itu bisa menyebabkan harga tembakau anjlok di pasaran akibat overstock.
“Terutama untuk petani tembakau di Indonesia dan lebih-lebih di Pulau Madura, saya imbau agar menanam tembakau lebih sedikit tahun ini,” ucap H. Her dalam video tersebut.
Ia mencontohkan, jika pada tahun lalu seorang petani menanam 1.000 pohon tembakau, maka pada musim tanam tahun ini cukup menanam setengahnya saja.

“Jika tahun kemarin menanam 1.000 pohon, maka tahun ini tanam 500 pohon saja,” tambahnya.
Menurutnya, keputusan untuk menanam dalam jumlah yang lebih sedikit akan membantu menjaga stabilitas harga tembakau di pasaran.
“Dengan pertimbangan bahwa saat ini pabrik-pabrik tembakau sedang full stock, maka lebih baik menanam sedikit agar harga tetap stabil,” tegasnya.
Pernyataan H. Her menuai perhatian luas, termasuk dari kalangan pengusaha tembakau lainnya. Salah satunya adalah H. Mukmin, seorang pengusaha tembakau asal Kabupaten Sumenep, Madura.
Kepada wartawan nusainsider.com, H. Mukmin menyampaikan kekhawatirannya terhadap kondisi pasar tembakau tahun ini yang berpotensi mengalami penurunan harga.
Ia menjelaskan bahwa stok tembakau lama di gudang masih cukup melimpah, sementara antusiasme petani untuk kembali menanam tembakau justru meningkat.
“Saya khawatir harga tembakau tahun ini bisa jatuh, karena stok lama masih ada dan banyak petani yang mulai semangat menanam lagi,” ujar H. Mukmin.
Pernyataan itu disampaikan pada Selasa malam (8/4/2025), ketika wartawan menemui dirinya di kediamannya di Sumenep.
Menurut H. Mukmin, semangat petani untuk menanam tembakau sebenarnya patut diapresiasi, namun tetap harus diiringi dengan perhitungan yang matang.
Ia menyebutkan bahwa proses menanam tembakau tidaklah sederhana dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
“Menanam tembakau itu ruwet. Banyak biaya yang harus dikeluarkan oleh petani, mulai dari sewa lahan, bibit, hingga perawatan,” jelasnya.
H. Mukmin merasa prihatin jika para petani harus menanggung kerugian karena harga jual tembakau yang rendah akibat kelebihan pasokan.
Ia berharap para petani dapat lebih berhati-hati dan bijaksana dalam menentukan jumlah tanaman yang akan mereka tanam tahun ini.
“Kalau tanam banyak tapi harganya rendah, ya yang rugi petani sendiri. Saya kasihan,” tambahnya lagi dengan nada prihatin.
Kekhawatiran dari para pengusaha tembakau itu juga mencerminkan kondisi pasar tembakau yang rentan fluktuasi, terutama jika tidak ada koordinasi antara petani, pengusaha, dan pihak pabrikan.
Berdasarkan pantauan nusainsider.com, banyak petani di Madura yang tengah bersiap untuk memasuki musim tanam tembakau.
Namun, belum semua dari mereka mengetahui adanya imbauan dari para pengusaha untuk menanam dalam jumlah yang terbatas.
Dari beberapa wawancara dengan petani di daerah Pamekasan dan Sampang, sebagian besar mengaku tetap akan menanam seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Kami belum dengar soal imbauan itu. Kami tanam seperti biasa. Nanti lihat kondisi pasar saja,” ujar M. Hasan, seorang petani tembakau asal Pamekasan.
Sementara itu, Dinas Ketahanan pangan dan Pertanian (DKPP) kabupaten Sumenep masih belum mengeluarkan kebijakan resmi terkait pembatasan jumlah tanaman tembakau untuk musim tanam 2025 ini.
Ia mengaku masih memantau situasi di lapangan dan akan berkoordinasi dengan pengusaha serta asosiasi petani sebelum mengambil langkah lanjutan.
Inong sapaan akrabnya menyebutkan bahwa koordinasi lintas pihak memang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan pasar.
“Kita tidak ingin petani dirugikan. Tapi kita juga harus mempertimbangkan kapasitas pabrik dan stok yang ada,” ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya akan segera mengadakan pertemuan dengan para pemangku kepentingan untuk membahas persoalan tersebut lebih lanjut.
Diketahui, tembakau merupakan salah satu komoditas andalan di Pulau Madura yang setiap tahunnya melibatkan ribuan petani dan pekerja lapangan.
Setiap musim tanam, tembakau menjadi sumber penghasilan utama bagi sebagian besar masyarakat pedesaan di wilayah tersebut.
Namun demikian, fluktuasi harga yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara jumlah pasokan dan permintaan seringkali menjadi kendala utama bagi petani.
Situasi ini menuntut adanya regulasi atau minimal imbauan bersama dari para pelaku industri tembakau agar petani tidak menanggung risiko kerugian sendirian.
Imbauan dari H. Her dan kekhawatiran dari H. Mukmin seolah menjadi peringatan dini bagi para petani agar berpikir dua kali sebelum memulai musim tanam tahun ini.
Harapannya, petani dapat lebih bijak dalam mengambil keputusan dan tetap menjaga kelangsungan ekonomi mereka tanpa terjebak dalam kerugian akibat overproduksi, “Tutupnya.
Penulis : Dre