SUMENEP, nusainsider.com — Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo Berikan piagam penghargaan kepada Polres dan Kodim 0827/Sumenep pada Kegiatan Temu Ramah yang diselenggarakan Dinas ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) atas kerjasama Dukungan Pembangunan ketahanan Pertanian dan kedaulatan pangan.
Penghargaan tersebut diberikan Bupati Sumenep kepada Kapolres dan Kodim 0827/Sumenep bertempat di Pendopo agung Keraton Sumenep, Kamis 23/1/2025.
Terimakasih kepada bapak Kejari yang terus mengawal berkaitan dengan Aturan-aturan dalam rangka Konsultasi seluruh program kebijakan pemerintah serta implementasi masyarakat agar tidak melanggar aturan.

Berbicara Soal Komiditi maka berbicara beberapa hal utamanya potensi, dengan potensi yang sangat besar dikabupaten Sumenep adalah Sektor pertanian, Maka pertumbuhan ekonomi juga harus menjadi atensi penekanan.
Kabupaten Sumenep ini memiliki Potensi yang sangat Besar, dengan Potensi yang sangat besar itulah maka pertumbuhan ekonomi di angka 5,35 Persen diatas Nasional. Salah satu penyumbang terbesarnya adalah di sektor Pertanian.
Dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), sektor pertanian itu bukan hanya sekedar pertanian Agroculture dan peternakan tetapi didalamnya juga perikanan sebagai satu bingkai dalam PDRB pertanian, “Kata Achmad Fauzi, Bupati sumenep di sela-sela Sambutannya Kamis (23/1)
Kita ketahui bersama Ketahanan pangan bertujuan sebagai salahsatu komoditi penting suatu daerah sebagai suatu hal yang harus dijamin kecukupannya. Bahkan, kualitas mutu pangan harus dipastikan benar-benar layak dan aman.

Pertanian Sumenep akan sulit maju bila tidak diikutkan dengan sistem pertanian modern, yang mana alat dan mesin pertanian (alsintan) di era saat ini sudah semakin modern.
Di luar negeri misalnya menebar pupuk sudah menggunakan pesawat tanpa awak atau drone,” ujarnya.
Menurutnya, penggunaan teknologi dalam pelaksanaan kegiatan pertanian dinilai sangat efektif dan efisien di era saat ini, oleh karena itu dibutuhkan kontribusi petani milenial hadir dalam mempercepat transformasi tersebut.
Bukan berarti pertanian tradisional ditinggalkan begitu saja, masih ada sebagian petani menerapkan metode itu, tetapi hampir mayoritas sudah menggunakan pola mekanisasi.
“Merubah budaya petani butuh waktu, dan ini tidak terlepas dari peran para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang setiap saat berkomunikasi dengan petani sebagai mitra kerja,” ucapnya.

Mengingat perkembangan teknologi semakin pesat, maka solusi pertanian ke depan sudah harus menggunakan digitalisasi mulai dari kegiatan menggarap hingga penjualan hasil produksi.
“Menarik minat kalangan pemuda masuk ke sektor pertanian diawali dengan menciptakan sirkulasi keuntungan secara ekonomis, kemudian berproduksi dengan literasi digital teknologi terbaru dengan menyiapkan infrastruktur pendukung, hal ini sedang dilakukan pemerintah untuk menjawab tantangan-tantangan itu,” Tutupnya.
Penulis : Mif