SUMENEP, nusainsider.com — Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) terus mengintensifkan program tanam padi untuk mendukung upaya swasembada pangan nasional.
Upaya tersebut dilakukan dengan mengoptimalkan potensi lahan pertanian di seluruh wilayah, baik daratan maupun kepulauan. Hingga kini, kegiatan tanam padi telah mencakup 25 dari 27 kecamatan yang ada di Kabupaten Sumenep.

Total capaian luas tanam padi hingga April 2025 mencapai 16.131,13 hektare. Angka ini mencerminkan keseriusan pemerintah daerah dalam meningkatkan ketahanan pangan lokal secara berkelanjutan.
Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, menyampaikan bahwa seluruh potensi lahan terus dimaksimalkan. Tujuannya untuk memastikan ketersediaan pangan tetap terjaga di tengah berbagai tantangan global.
“Capaian ini merupakan bagian dari program ketahanan pangan daerah yang terus kami dorong,” ujar Chainur, Rabu (23/4/2025).
Ia menyebut bahwa perluasan lahan dan peningkatan produktivitas menjadi fokus utama.
Dari 27 kecamatan di Sumenep, hanya Kecamatan Giligenting yang hingga kini belum bisa melaksanakan tanam padi. Hal ini karena kondisi geografis dan keterbatasan sumber daya pendukung.

“Kecamatan yang belum, akan segera kami dorong untuk menyusul,” tegasnya.
Menurutnya, perluasan areal tanam menjadi bagian penting dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan nasional.
Pemerintah Kabupaten Sumenep sendiri menargetkan luas tanam padi mencapai 25.081 hektare hingga akhir tahun 2025. Target ini sejalan dengan kebijakan nasional di bawah pemerintahan Prabowo-Gibran.
Upaya ini bukan hanya ditujukan untuk menjaga pasokan pangan, tetapi juga mendukung peningkatan kesejahteraan petani sebagai aktor utama dalam produksi pangan daerah.
“Ini bagian dari strategi memperkuat ketahanan pangan dan mendukung program swasembada nasional,” jelas pria yang akrab disapa Inung itu.
Dalam mewujudkan target tersebut, DKPP melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI, kelompok tani, serta penyuluh pertanian lapangan (PPL). Sinergi lintas sektor ini menjadi kunci keberhasilan program.
“Kolaborasi semua elemen sangat penting. Tanpa dukungan mereka, sulit untuk mencapai hasil optimal,” sambungnya.
Monitoring lapangan juga terus dilakukan secara berkala oleh DKPP. Monitoring tersebut dilakukan guna memastikan seluruh proses berjalan sesuai rencana, mulai dari tahap persiapan lahan hingga distribusi sarana produksi pertanian.
Dengan pendekatan ini, pemerintah berharap produksi padi di Sumenep dapat terus meningkat, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas hasil panen.
DKPP juga menyiapkan berbagai skema pendampingan bagi petani, termasuk pelatihan teknis, akses benih unggul, hingga penguatan kelembagaan kelompok tani.
Upaya tersebut bertujuan untuk mendorong adopsi teknologi pertanian modern yang lebih efisien dan ramah lingkungan di kalangan petani lokal.
Di tengah ancaman perubahan iklim dan fluktuasi harga pasar, pendekatan adaptif dan berbasis data menjadi strategi utama Pemkab Sumenep dalam merancang kebijakan pangan.
Sumenep juga berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga beras di tingkat lokal. Dengan begitu, masyarakat tetap mendapatkan akses terhadap kebutuhan pangan pokok secara terjangkau.
Selain itu, perluasan lahan tanam padi diyakini mampu mengurangi ketergantungan pada pasokan beras dari luar daerah, khususnya dalam menghadapi musim paceklik.
Program ini sekaligus menjadi langkah konkret untuk menurunkan angka kemiskinan melalui peningkatan pendapatan petani dan distribusi hasil panen yang lebih merata.
Chainur menambahkan, pihaknya terbuka terhadap evaluasi dan masukan dari semua elemen masyarakat agar program ini semakin tepat sasaran dan berkelanjutan.
“Kami ingin memastikan semua kebijakan yang kami jalankan memberikan manfaat langsung bagi petani dan masyarakat luas,” tegasnya.
Sebagai kabupaten dengan wilayah kepulauan terbanyak di Madura, tantangan geografis Sumenep memang tidak ringan. Namun, DKPP menilai potensi yang ada masih sangat besar untuk digarap.
Pemerintah daerah juga tengah menjajaki kerja sama dengan pihak swasta untuk investasi pertanian, khususnya dalam hal pengolahan pascapanen dan distribusi hasil pertanian.
Dengan strategi menyeluruh ini, Sumenep menegaskan posisinya sebagai daerah penyangga pangan penting di wilayah Madura. Program ini juga mencerminkan komitmen pada kemandirian ekonomi daerah.
“Kami ingin menjadikan pertanian sebagai sektor andalan yang benar-benar mensejahterakan masyarakat,” pungkas Chainur Rasyid.
Penulis : Dre