SUMENEP, nusainsider.com — Aksi Demontrasi di depan kantor dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep Membawa Poster “Disbudporapar Gagal” dan “Sumenep Masa Kejayaan Fiktif”, Senin (31/10/23).
Aksi Protes Disbudporapar tersebut berbarengan dengan waktu hari jadi kota Sumenep ke-754 yang mengusung tema Sumenep Masa Kejayaan.
Dalam aksinya itu, Noris Sabit Korlap Aksi menyampaikan protes sejumlah poin kinerja Disbudporapar yang dinilai gagal. Terkait diantaranya pelaksanaan program santri enterpreneur dituding program siluman yang tidak diketahui keberadaan dan hasilnya.
“Program Santri Enterpreneur Hanya merugikan uang daerah” teriakannya.
Selain itu, dalam aksinya menyuarakan penolakan untuk kalender Event tahun 2024 yang dinilai tidak ada korelasinya dengan peningkatan kejayaan rakyat harus diberhentikan.
“Rakyat tidak butuh hiburan, percuma menyediakan festival tapi daya beli masyarakat minim” tegasnya.
Korlap Aksi Pusaka Noris Sabit mengatakan, sejumlah program yang gagal itu di antaranya, pelaksanaan program santri entrepreneur yang sudah berjalan dianggap tidak jelas output-nya dan hanya menghabiskan dana miliaran. Dia menyebut, kegiatan tersebut adalah Program siluman.
Dia menganggap program siluman karena dianggap tidak sesuai dengan jumlah peserta yang mengikutinya, bahkan tidak ada transparansi kepada publik.
“Anggaran program tersebut Rp 1,2 miliar dengan peserta 40 orang. Apa output yang dihasilkan sekarang? Katanya barang, barangnya apa dan dimana,” kesalnya.
Noris Sabit menduga, dana miliaran tersebut dimakan oleh oknum birokrasi yang terlibat di dalamnya.
Selain itu, berkaitan dengan kalender event Sumenep 2023 yang digelar dalam satu tahun penuh. Diapun menyebut gagal, bahkan tidak perlu diadakan lagi untuk tahun berikutnya.
Sebab, dinilai hanya seremonial dan tidak berdampak positif terhadap warga secara menyeluruh. Jika ada, hanya dirasakan oleh masyarakat perkotaan tidak dengan perdesaan.
“Solusinya, menyusun program lain dan wajib melibatkan seluruh masyarakat. Baik perkotaan maupun perdesaan se-Sumenep,” ujarnya.
Dirinya juga mengatakan, Disbudporapar Sumenep tidak mampu mengelola wisata dengan baik. Selama ini, ia menilai mengalami penurunan yang sangat Drastis. Padahal salah satu objek wisata tersebut menyumbang PAD sehingga Perlu ada evaluasi untuk Disbudporapar.
Wisata pantai Lombang sebagai icon wisata unggulan masih tetap stagnan dan sarana prasarananya ambruk bahkan Dermaga yang dibangun pada tahun 2020 Raib tanpa sisa, “tegasnya.
Sementara itu, Kepala Disbudporapar Sumenep, Mohammad Iksan, menangkal tudingan aktivis Pusaka terkait program santri entrepreneur yang disebut fiktif.
Menurutnya, program itu sudah berjalan dengan baik dan bahkan output-nya jelas untuk santri walaupun tidak 100 persen berhasil. Tapi selalu memantau agar peserta bisa mandiri Dan buktinya ada,” elaknya saat menemui massa aksi.
Sementara untuk kalender event, juga sudah berdampak bagus terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumenep. Hal itu didukung dengan berbagai pergelaran yang sudah terlaksana selama ini.
Dan pariwisata sendiri, dirinya membeberkan event yang akan berlangsung pada 3-5 November 2023, yakni festival Dewi Cemara. Sumenep menjadi tuan rumah.
“Dengan ini terbukti, bahwa sektor pariwisata di Sumenep menggeliat. Bahkan, setiap pergelaran selalu melibatkan UMKM,” pungkasnya.