Kolaborasi dengan WMS, Nia Kurnia Dorong Perempuan Sumenep Berkarya Lewat Batik Shibori

Kamis, 10 Juli 2025 - 11:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto. Pelatihan Pembuatan Desain Batik, TP PKK kabupaten Sumenep bersama Wirausaha Muda Sumenep (WMS)

Foto. Pelatihan Pembuatan Desain Batik, TP PKK kabupaten Sumenep bersama Wirausaha Muda Sumenep (WMS)

SUMENEP, nusainsider.com Di tengah derasnya arus modernisasi, Kabupaten Sumenep tetap menunjukkan komitmennya menjaga akar budaya. Salah satu wujudnya adalah upaya pemberdayaan perempuan melalui pelatihan batik kontemporer berteknik Shibori.

Kamis pagi, 10 Juli 2025, Sekretariat TP PKK Kabupaten Sumenep tampak semarak. Puluhan perempuan dari berbagai kalangan hadir mengikuti Pelatihan Pembuatan Desain Batik Teknik Shibori, sebuah program yang digagas TP PKK melalui Pokja III.

Bappeda Sumenep

Pelatihan ini merupakan hasil kolaborasi TP PKK Kabupaten Sumenep dengan Wirausaha Muda Sumenep (WMS). Tujuannya jelas: mendorong kaum perempuan untuk aktif berkarya, memperkuat ekonomi keluarga, dan melestarikan budaya.

Kegiatan dibuka langsung oleh Ketua TP PKK Sumenep, Ny. Hj. Nia Kurnia Fauzi. Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa pelatihan ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan bagian dari gerakan besar pemberdayaan perempuan berbasis budaya.

“Pelatihan ini adalah wujud komitmen kami dalam membangun ekonomi kreatif perempuan. Kami ingin batik Sumenep tak hanya cantik, tapi juga khas, bernilai, dan mampu bersaing secara global,” ujar Nia penuh semangat.

Teknik Shibori sendiri merupakan metode ikat celup asal Jepang yang menghasilkan motif unik melalui proses pelipatan, penjepitan, dan pencelupan. Motif-motif yang dihasilkan bersifat eksklusif karena tak bisa diulang dua kali.

Baca Juga :  Dari Ojol hingga Tukang Becak, Baznas Bersama Kesra Sumenep Jaga Silaturahmi dalam Keberagaman di Pendopo

Dengan keunikan tersebut, perempuan Sumenep diyakini mampu menciptakan desain batik yang lebih segar dan dinamis. Produk ini berpotensi menembus pasar nasional hingga internasional sebagai wajah baru batik khas Sumenep.

Nia juga menegaskan pentingnya menjadikan batik sebagai media diplomasi budaya.

Menurutnya, batik bukan hanya kain, tapi juga representasi identitas daerah yang mampu bercerita ke seluruh penjuru dunia.

“Citra Sumenep bisa dibangun lewat batik. Oleh-oleh yang dibawa wisatawan bisa menjadi duta budaya, membawa cerita, dan memperkenalkan identitas lokal secara elegan,” tegasnya.

Tak hanya fokus pada motif, pelatihan ini juga mengusung misi lingkungan. Para peserta diperkenalkan pada penggunaan pewarna alami yang lebih ramah lingkungan, sebagai bagian dari proses produksi yang beretika.

“Batik kita harus tidak hanya indah tapi juga beretika. Dengan pewarna alami, kita menjaga bumi tanpa mengurangi kualitas estetika,” ucap Nia menginspirasi.

Ia pun mendorong para peserta untuk memanfaatkan momen pelatihan ini sebaik-baiknya. Peningkatan kualitas diri dan produk disebutnya sebagai kunci utama agar batik Sumenep bisa bersaing di pasar yang lebih luas.

Baca Juga :  Nanti Malam! Budaya Madura dan Tapal Kuda akan Menyatu di Malam Spektakuler Madura Culture Festival 2025 Sumenep

Tak lupa, Nia mengajak seluruh stakeholder terkait untuk turut ambil bagian dalam mendukung gerakan ini.

Ia menyebut pentingnya peran Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan, serta lembaga keuangan dalam penyediaan akses pembiayaan.

“Sering kali masalahnya bukan ide, tapi modal. Maka saya harap dukungan dari pemerintah daerah dan lembaga keuangan terus mengalir agar para perempuan pelaku batik ini bisa berkembang,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan mimpi besarnya: melihat batik Sumenep menghiasi etalase butik ibu kota, galeri nasional, hingga catwalk internasional. Menurutnya, hal itu bukan hal mustahil.

“Kalau batik kita bisa tampil di peragaan busana dunia, itu bukan mimpi. Tapi harus dimulai dari sini, dari ibu-ibu yang tekun berkarya dari rumah,” tutur Nia, yang dikenal aktif dalam gerakan pemberdayaan perempuan.

Pelatihan ini turut dihadiri oleh jajaran pengurus TP PKK Kabupaten Sumenep, perwakilan dinas terkait, serta narasumber profesional yang ahli dalam dunia batik dan pewarnaan alami.

Kehadiran berbagai pihak menegaskan bahwa pelatihan ini bukan seremoni belaka. Ia menjadi langkah awal membentuk ekosistem ekonomi kreatif berbasis budaya, dengan perempuan sebagai ujung tombaknya.

Baca Juga :  Usung Tema Stand 'Loteng Masa Kejayaan', Bappeda Sumenep Sabet Penghargaan Best Booth pada Penutupan MNV 2024

Antusiasme peserta terlihat jelas sepanjang pelatihan. Mereka tak hanya belajar teknik Shibori, tetapi juga memahami filosofi di balik motif, pentingnya inovasi desain, serta strategi pemasaran di era digital.

Salah satu pemateri, Busaki, menjelaskan bahwa batik bukan hanya soal motif. “Batik adalah ekspresi jiwa, warisan sejarah, dan media komunikasi budaya. Setiap guratan motif punya cerita dan makna tersendiri,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa keberhasilan batik lokal menembus pasar besar sangat bergantung pada inovasi desain dan konsistensi produksi.

Edukasi dan pelatihan seperti ini sangat dibutuhkan untuk menjembatani potensi dan peluang pasar.

Melalui kegiatan ini, TP PKK Kabupaten Sumenep membuktikan konsistensinya dalam memperkuat peran perempuan dalam pembangunan. Budaya dijadikan jembatan, ekonomi kreatif sebagai tujuan utamanya.

Langkah ini diharapkan menjadi titik tolak kebangkitan batik Sumenep sebagai identitas daerah yang kuat dan membanggakan. Dari desa kecil, lahir karya besar yang mampu bersaing di tengah arus global, “Tutupnya.

Loading

Penulis : Wafa

Berita Terkait

Meriah! Komunitas Pemuda “Rudal” Hadirkan Ketoprak dan Musik Tong-tong Legendaris di Sumenep
Bupati Fauzi Beri Tunjangan dan BPJS Ketenagakerjaan kepada 1.225 Guru Ngaji
Bupati Sumenep Tekankan Transparansi dan Inovasi dalam Pengelolaan Dana Desa
Video Adi Prayitno Soal Jalan Rusak Meledak di Medsos, Kades Bragung Beri Penjelasan
Pemuda “Rudal” Gerakkan Ekonomi Legung Timur Lewat Ketoprak dan UMKM
Pemerintah dan Akademisi Sepakat: KEK Madura Harus Berbasis Ekonomi Hijau
Seminar Nasional SMSI Kupas KEK Madura: Antara Harapan Ekonomi dan Tantangan Ekologi
Warga Gili Iyang Desak PLN, Target Listrik Normal 20 Desember 2025
banner 325x300

Berita Terkait

Jumat, 14 November 2025 - 15:29 WIB

Meriah! Komunitas Pemuda “Rudal” Hadirkan Ketoprak dan Musik Tong-tong Legendaris di Sumenep

Jumat, 14 November 2025 - 13:22 WIB

Bupati Fauzi Beri Tunjangan dan BPJS Ketenagakerjaan kepada 1.225 Guru Ngaji

Jumat, 14 November 2025 - 11:24 WIB

Bupati Sumenep Tekankan Transparansi dan Inovasi dalam Pengelolaan Dana Desa

Jumat, 14 November 2025 - 08:17 WIB

Video Adi Prayitno Soal Jalan Rusak Meledak di Medsos, Kades Bragung Beri Penjelasan

Kamis, 13 November 2025 - 22:11 WIB

Pemuda “Rudal” Gerakkan Ekonomi Legung Timur Lewat Ketoprak dan UMKM

Kamis, 13 November 2025 - 17:38 WIB

Seminar Nasional SMSI Kupas KEK Madura: Antara Harapan Ekonomi dan Tantangan Ekologi

Kamis, 13 November 2025 - 16:48 WIB

Warga Gili Iyang Desak PLN, Target Listrik Normal 20 Desember 2025

Kamis, 13 November 2025 - 15:23 WIB

Bupati Sumenep Apresiasi Penetapan Gus Dur dan Syaikhona Kholil Sebagai Pahlawan Nasional

Berita Terbaru