SUMENEP, nusainsider.com — Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia melalui Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat berikan bantuan Bibit bawang merah Program upland project 2023 di dua Kecamatan, Diantaranya Rubaru dan Pasongsongan, Sabtu, 17 Juni 2023.
Diketahui, bantuan bibit bawang merah itu bersumber dari Anggaran Kementerian Pertanian Tahun 2023 kepada kelompok tani (Poktan) sebanyak 120 Ton dengan poktan sebanyak 60 (enam puluh), dibagi 2 (dua) ton setiap kelompok tani. Sementara Penerima bantuan tersebut terdiri dari 60 Poktan yang ada di Kecamatan Rubaru dan Pasongsongan.
Bagi petani, Pemerintahan yang sudah berusia tiga Tahun ini dinilai cukup berhasil dalam menangkap apa yang menjadi kebutuhan petani saat ini.
Yang paling dirasakan petani sebagai ujung tombak penyediaan bahan pangan adalah adanya berbagai bantuan yang disalurkan kepadanya.
Seperti yang diungkapkan oleh Sudahnan, salah seorang petani yang berdomisili di banasare kecamatan Rubaru, Sumenep.
Menurutnya, tahun ini baru petama kalinya ia bersama petani lainnya di kelompoknya mendapatkan bantuan bibit bawang merah dari Pemerintah Kabupaten sumenep.
Bantuan ini disalurkan pada bulan juni, dan saat ini sudah memasuki usia dua minggu pasca tanam dan rencananya akan dipanen pada bulan September mendatang.
“Ada 1 Ton kelompok saya tanam bibit bawang merah pada luas lahan 2 Hektar dan saya lihat pertumbuhannya bagus karena varietas yang diberikan juga merupakan varietas unggul kabupaten sumenep dan jenis ini setiap tanam 1 kilo bisa menghasilkan minimal 8 kilo bawang merah,” kata sudahnan, Ketua Poktan Restu Baru, Desa Banasare kepada media ini.
Olehnya itu, Sudahnan mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Bupati Sumenep dan DKPP Sumenep yang telah memberikan bantuan bibit bawang merah ini secara gratis, apalagi waktu penyalurannya juga dinilai tepat waktu.
“Kami sangat bersyukur dengan adanya bantuan dari Pemerintah, karena ini penanaman bawang merah saat ini saya yakin hasilnya bagus jika dipelihara dengan baik, ” ujarnya.
Sementara itu, Arif Firmanto mengatakan, pengembangan bawang merah UPLAND Project dimulai sejak tahun 2021 yang difokuskan di Desa Basoka, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Dalam perkembangannya, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumenep memperluas ke Kecamatan Pasongsongan yang berlokasi di empat desa.
“Memang projek UPLAND kita perluas sampai Kecamatan Pasongsongan, meskipun di Kecamatan Pasongsongan tidak semua desa, hanya empat desa. Pertama yang kita pilih, karena masih awal perluasan, semoga tahun 2023 lebih maksimal lagi,” ujar Arif.
Arif sapaan akrabnya mengatakan, meski masih banyak catatan untuk perbaikan program tersebut, tapi secara keseluruhan terbilang sukses.
Target dari program Upland, petani bukan hanya sukses menanam bawang merah, tapi tugas lain dari DKPP bersama tim adalah mengubah pola pikir masyarakat supaya mau bertani untuk mendukung ketahanan pangan daerah.
“Sekarang sudah mulai terlihat, masyarakat yang awalnya tidak mau bertani, sekarang sudah banyak yang mau bertani, termasuk anak-anak muda. Ini yang perlu kita banggakan bersama,” katanya.
Kecamatan Rubaru saat ini menjadi pusat produksi bawang merah di Kabupaten Sumenep, dengan luas areal tanam mencapai 1.300 hektar, dan produktivitas sebesar 8 ton per hektar. Petani setempat bisa menanam bawang merah sebanyak 3 kali dalam setahun, yaitu pada Februari-Maret, Mei-Juni, dan Oktober-November.
Keberadaan bawang merah Rubaru saat ini kian diminati konsumen. Hal ini karena aromanya memiliki ciri khas tersendiri yang sangat cocok untuk bawang goreng.
Lebihlanjut, Kordinator Jabatan Fugnsional-KJF Penyuluh Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan pertanian Sumenep Dewa Ringgih mengakungkapkan, bawang Rubaru lebih mahal dibandingkan bawang merah lainnya.
Bahkan ada beberapa sentra bawang yang menanam varietas Rubaru. Alasannya, aromanya lebih harum. Bahkan sudah meluas hingga Jawa Tengah, termasuk di Jawa Timur sendiri.
Dalam perkembangannya, petani yang membudidayakan bawang merah di Sumenep terus meluas, tidak hanya di Kecamatan Rubaru, namun juga kekecamatan lain seperti, Kecamatan Ganding, Guluk-guluk, Lenteng, Batang-batang, Batuputuh dan Bluto yang sudah dilakukan uji coba, alhamdulillah hasilnya memuaskan semua.
Perlu diketahui varietas bawang merah Rubaru yang ditanam petani merupakan varietas lokal yang berasal dari seleksi kultivar lokal Sumenep Madura dan terbukti tahan disegala cuaca. Varietas ini juga tahan terhadap penyakit Fusarium dan Alternaria, serta serangan hama ulat grapyak (Spodoptera Exigua).
“Saat varietas lain gagal panen akibat cuaca buruk, Rubaru bahkan memiliki anakan lebih banyak dua kali lipat dibanding bawang merah varietas lain,” ujarnya.
Selain itu, Rubaru dapat beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai medium baik pada musim hujan maupun musim kemarau, dengan potensi hasil umbi kering sekitar 14-17 ton/ha. Melihat potensi yang besar tersebut, diperlukan juga penataan manajemen perbenihan oleh pemerintah, petani dan penangkar untuk memenuhi kebutuhan tanam, sehingga faktor keterbatasan benih tidak menjadi penghambat, “Tutupnya.