SUMENEP, nusainsider.com — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan petani srikaya. Berbagai langkah strategis telah disiapkan guna memastikan produktivitas dan kualitas buah srikaya tetap terjaga.
Salah satu upaya utama yang dilakukan adalah memberikan bantuan pertanian serta mendorong pengembangan sentra produksi. Dengan langkah ini, diharapkan Sumenep semakin dikenal sebagai daerah penghasil srikaya berkualitas tinggi yang mampu bersaing di pasar lebih luas.

Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menegaskan perhatian khusus terhadap sektor pertanian srikaya saat meninjau lokasi Festival Srikaya yang masuk dalam Kalender Event 2025.
Acara ini menjadi ajang promosi sekaligus wadah untuk memperkenalkan potensi buah srikaya kepada masyarakat luas. Dalam kesempatan tersebut, Bupati mendengarkan langsung aspirasi para petani, terutama terkait kebutuhan akan pupuk guna meningkatkan kualitas hasil panen.
“Ini tanaman musiman. Para petani meminta bantuan pupuk gratis, dan nanti akan kami berikan. Mereka bilang, tanpa pupuk kualitas buahnya menurun,” ujar Achmad Fauzi pada Jumat, (14/3/2025).
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah daerah memahami pentingnya dukungan terhadap petani agar produksi srikaya tetap optimal.
Dengan adanya bantuan pupuk, diharapkan kualitas buah yang dihasilkan tetap terjaga dan mampu memenuhi standar pasar.

Selain bantuan pupuk, Pemkab Sumenep juga berencana membuka akses pasar yang lebih luas untuk buah srikaya. Langkah ini bertujuan agar produk lokal tidak hanya beredar di dalam daerah, tetapi juga dapat menjangkau pasar nasional hingga internasional.
Dengan pemasaran yang lebih baik, harga jual srikaya bisa lebih kompetitif, sehingga petani memperoleh keuntungan yang lebih besar. Upaya ini menjadi bagian dari strategi peningkatan kesejahteraan petani dalam jangka panjang.
Pemkab juga tengah mengkaji rencana pembentukan sentra produksi srikaya di Sumenep. Sentra ini nantinya akan menjadi pusat pengolahan dan distribusi hasil panen, sehingga petani memiliki lokasi khusus untuk mengelola produknya sebelum dijual ke pasar.
“Kita akan pikirkan penempatan sentra ini karena panennya hanya pada bulan dua atau tiga, tidak sepanjang tahun,” tambah Bupati Achmad Fauzi.
Dengan adanya sentra produksi, diharapkan hasil panen dapat dikelola lebih baik dan memberikan manfaat maksimal bagi petani.
Keberadaan sentra produksi juga dapat mendorong inovasi dalam pengolahan srikaya, seperti pembuatan produk olahan yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Beberapa ide yang bisa dikembangkan antara lain pembuatan jus srikaya, selai, atau produk turunan lainnya yang memiliki daya tahan lebih lama.
Dengan demikian, petani tidak hanya bergantung pada hasil panen segar, tetapi juga bisa mendapatkan pemasukan dari produk olahan yang lebih variatif.
Pemkab Sumenep berharap dengan berbagai upaya ini, srikaya tidak hanya menjadi komoditas lokal, tetapi juga memiliki daya saing di pasar yang lebih luas.
Dengan peningkatan akses pasar, bantuan pertanian, serta pengelolaan hasil panen yang lebih baik, kesejahteraan petani diharapkan semakin meningkat. Langkah ini juga sejalan dengan visi pemerintah daerah dalam mendorong pertumbuhan sektor pertanian sebagai pilar utama perekonomian daerah.
Sebagai bentuk dukungan lebih lanjut, Pemkab juga berencana menggandeng berbagai pihak, seperti akademisi, pelaku usaha, dan investor untuk mengembangkan sektor srikaya di Sumenep.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menghadirkan inovasi baru yang mampu meningkatkan daya saing produk lokal. Dengan sinergi yang baik antara pemerintah, petani, dan sektor swasta, Sumenep bisa menjadi pusat produksi srikaya unggulan di Indonesia.
Melalui berbagai kebijakan dan program yang telah dirancang, Pemkab Sumenep optimis bahwa masa depan petani srikaya akan lebih cerah.
Dengan dukungan yang berkelanjutan, para petani diharapkan bisa menikmati hasil panen yang lebih melimpah dan memperoleh kesejahteraan yang lebih baik. Srikaya bukan sekadar buah khas daerah, tetapi juga simbol pertumbuhan ekonomi dan keberhasilan sektor pertanian di Sumenep, “Tutupnya.
Penulis : Dre