JATIM, nusainsider.com — Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, menghadapi tantangan besar dalam menyediakan pasokan energi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Salah satu energi penting yang digunakan oleh masyarakat adalah Liquefied Petroleum Gas (LPG), yang digunakan untuk memasak dan keperluan domestik lainnya.
Namun, akhir-akhir ini kelangkaan LPG telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Tantangan ini semakin diperparah dengan manajemen Pertamina, perusahaan yang bertanggung jawab atas pasokan energi di negara ini.

Kelangkaan Gas LPG atau Liquefied Petroleum Gas yang digunakan masyarakat untuk memasak telah menjadi masalah nasuonal yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Kelangkaan tersebut terjadi disejumlah daerah di Indonesia, sehingga situasi tersebut mendapat sorotan dari sejumlah pihak utamanya kalangan aktivis dan mahasiswa.
Sebagaimana kritikan yang disampaikan Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Jawa Timur melalui Pers Rilis yang ditandatangani oleh Moh. Lutfi Ketua Bidang Eksternal dan Moh. Firman Sekretaris Bidang Eksternal, pada selasa, 09 Agustus 2023.
Dalam keterangannya, PMII Jatim menyebut kelangkaan LPG tersebut disebabkan manajemen Pertamina yang kurang baik, perusahaan yang bertanggung jawab atas pasokan energi di Indonesia.
“ini semakin diperparah, kelangkaan Gas LPG ini membuat masyarakat resah di sejumlah daerah” pesannya.
Kelangkaan LPG tersebut juga disebut sebagai efek dari ketergantungan yang berlebihan pada Pertamina sebagai satu-satunya pemasok utama. Sehingga menimbulkan Monopoli pasar yang menghambat kompetisi dan peningkatan infrastruktur dan pelayanan.
“Selain itu, kurangnya investasi dalam fasilitas produksi dan distribusi juga telah berdampak negatif terhadap ketersediaan LPG” sambungnya.
Bagi PMII Jatim, Kelangkaan LPG menjadi sumber frustrasi bagi jutaan rumah tangga di seluruh Indonesia. Masyarakat harus menghadapi antrian panjang di agen-agen LPG dan seringkali harus menunggu berjam-jam hanya untuk mendapatkan tabung gas yang sangat dibutuhkan.

“Situasi ini mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat, mengganggu produktivitas, dan menyebabkan ketidakstabilan harga di pasar gelap” Tegas Moh. Luthfi.
Lebih jauh berkaitan dengan lebutuhan di masa depan, Aktivis mahasiswa ini juga mendorong penggunaan kompor listrik dalam jangka Panjang
“Dengan perencanaan yang matang dan edukasi yang efektif, kami mendorong penggunaan kompor listrik sebagai alternatif kelangkaan gas LPG kedepan” tutur Moh. Firman Sekretaris Bidang Eksternal PMII Jatim
Untuk itu menurut Firman, PKC PMII Jawa Timur memandang perlu adanya perubahan dan percepatan dalam mengatur dan mengelola serta manajemen struktur hulu hilir yang harus di lakukan oleh Pertamina dalam menjawab problematika kelangkaan LPG.
“PKC PMII Jawa Timur berkomitmen penuh mendorong Pertamina untuk melakukan upaya hulu hilir menginisiasi adanya energi alternatif lain sebagai bentuk langkah konkret dalam mewujudkan efisiensi energi yang lebih ramah lingkungan” tandasnya.
Berikut Pers Rilis yang diterima media nusainsider.com KLIK DISINI