SUMENEP, nusainsider.com — Usai viralnya pemberitaan Kondisi proyek pompa air tanpa motor (PATM) yang berlokasi di Lebbeng Barat, Pasongsongan, Sumenep yang hingga kini masih menjadi perbincangan dikalangan Aktivis, Pengamat dan Advokat.
Dugaan korupsi itu juga menuai kritik dan respons dari warga Lebbeng Barat, Pasongsongan secara langsung.
Salah satu warga Lebbeng Barat, Pasongsongan inisial OB ikut angkat suara terkait kondisi PATM yang sudah ambruk.
Menurut OB, sebagai warga yang tinggal di sekitar lokasi proyek, pihaknya menyesali kondisi PATM yang kini gagal beroperasi.
“Ambruknya pembangunan PATM tersebut akibat kurangnya dinas dalam menganalisa tempat lokasi yang dijadikan sebagai tempat proyek, sehingga bahan-bahan yang dialokasikan ke proyek tersebut kurang maksimal,” kata OB, Selasa, 11 Juni 2024.
OB berkata, sebelum proyek dikerjakan seharusnya lokasi yang akan dijadikan tempat PATM itu disurvei terlebih dahulu. Misal, kata dia, menganalisa dampak besarnya arus air di wilayah objek proyek tersebut.
“Kalau menganalisa ketika proyek selesai, maka sama halnya bohong,” tambahnya.
Ia menilai, kurangnya perhatian dan keseriusan penuh terhadap hasil yang telah dilakukan selama pembangunan PATM, menyebabkan proyek tersebut beroperasi dengan gagal.
“Sangat disayangkan, Mas. Anggaran miliaran hanya menambah sampah di Pasongsongan serta mencemari sungai,” ujarnya.
Warga lainnya Inisial En asal Desa Perancak, Pasongsongan, Sumenep juga menyesali adanya pembangunan proyek PATM tersebut.
Pasalnya, proyeksi yang peruntukannya digunakan warga Desa Lebbeng Barat, Pasongsongan dan tiga desa sekitarnya untuk mengoptimalkan kinerja lahan pertanian yang mafhum dilanda kekeringan tatkala musim kemarau, batal beroperasi dan tuai kekecewaan
“”Empat desa yang dimaksudkan adalah Desa Lebbeng Barat, Lebbeng Timur, Prancak dan Desa Montorna,”Tutur Erfan, warga Desa Prancak Pasongsongan,” Senin (10/6/2024).
En juga menyebutkan bahwa dibangunnya proyek PATM ini hasilnya tidak bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat utamanya untuk mengaliri air ke lahan pertanian
“Proyek PATM ini hasilnya tidak dapat mengaliri lahan pertanian seluas 106 hektar. Jadi, buat apa adanya PATM itu?,”Tanyanya lebih lanjut.
Lebih lanjut, OB mengaku sangat mendukung langkah yang akan diambil para aktivis untuk mendesak Polda Jatim agar segera menetapkan para tersangka dugaan korupsi proyek PATM tersebut.
Sementara itu, Chainur Rasyid, mantan kepala PUSDA Sumenep saat dikonfirmasi media ini enggan memberikan keterangan meskipun sudah ditemui sejumlah media di kediamannya, Senin 10 Juni 2024 pukul 16.00 Wib
Penulis : Pur