JATIM, Nusainsider.com — Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Menko Polhukam Mahfud MD menghadiri haul ke-30 Syekh Nawawi Al-Bantani di Pesantren Tanara, Banten, Jumat (19/5).
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah mengajak semua masyarakat untuk meneladani sifat-sifat Syekh Nawawi yang merupakan buyut dari Wapres Ma’ruf Amin.
Dia menjelaskan sosok ulama yang terlahir dengan nama Muhammad Nawawi itu sempat mengenyam pendidikan di Kota Makkah, lalu kembali ke Tanah Air berdakwah mengobarkan perlawanan terhadap penjajah Belanda.
“Syekh Nawawi ulama yang nasionalisme dan intelektualnya tinggi, pemikiran-pemikiran beliau juga memberikan pengaruh untuk perkembangan Islam di dunia. Sifat-sifat beliau patut kita teladani bersama,” ujar Khofifah.
Kegigihan Syekh Nawawi dalam melawan penjajah membuatnya mendapatkan tekanan, pembatasan ruang gerak, dan pengusiran dari Belanda.
Namun, perjuangannya tak berhenti di situ. “Beliau menyaksikan praktik-praktik ketidakadilan, kesewenang-wenangan, dan penindasan Belanda kepada rakyat Indonesia saat itu. Beliau berdakwah mengobarkan semangat melawan penjajah,” katanya.
Syekh Nawawi juga berperan dalam mencetak kader-kader patriotik. Perjuangan yang dilakukannya memang tidak dalam bentuk revolusi fisik, tetapi lewat pendidikan menumbuhkan semangat kebangkitan dan jiwa nasionalisme.
“Banyak ulama besar Indonesia yang merupakan murid atau santri beliau, kemudian dalam upaya penyebaran agama Islam di Indonesia juga mengajarkan nasionalisme, seperti Syaikhona Kholil Bangkalan, Hadratus Syekh Kiai Hasyim Asy’ari pendiri NU juga Kiai Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah,” ucapnya.
Menurutnya, Syekh Nawawi adalah intelektual yang sangat produktif dalam menulis kitab. Mantan Menteri Sosial RI itu menyebut tidak kurang dari 115 kitab yang telah ditulis ulama besar asal Banten tersebut.
Di antaranya kitab-kitab di bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis. Dengan kedalaman ilmu yang, murid syekh Nawawi Al-Bantani datang dari berbagai penjuru dunia.
“Santrinya Syekh Nawawi ini dari berbagai negara, pemikiran dan keilmuannya tentu diadopsi banyak ulama dunia. Tentu itu memberikan pengaruh terhadap pengembangan ilmu dan keislaman dunia,” tuturnya.
Maka dari itu, Khofifah mengajak semua masyarakat untuk meneladani ulama besar dunia asal nusantara ini. Menjadi ulama besar dengan keilmuan tinggi pun tetap memiliki nasionalisme yang kuat.
“Dari beliau kita bisa mengambil teladan dan hikmah bagaimana proses dakwah, produktivitas, keilmuan dapat berjalan berseiring dengan kuatnya nasionalisme menjaga keutuhan bangsa dan negara,” imbuhnya.
Sementara itu, Wapres Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa kakek buyutnya adalah orang yang menguasai berbagai bidang ilmu.
“Beliau ini adalah orang yang menguasai tidak hanya satu bidang ilmu, tetapi seorang generalize yang menguasai semua ilmu dan tentu kitabnya tersebar di mana-mana,” ungkapnya.
Salah satu pemikiran Syekh Nawawi adalah penafsirannya terhadap salah satu ayat dalam Al-Qur’an berkaitan dengan perang. Namun, ayat tersebut ditafsirkan tentang bagaimana mengantisipasi hal-hal yang berpotensi membawa bahaya.
Hal tersebut dapat diimplementasikan bagaimana menjaga diri dari keadaan bahaya, termasuk menjaga diri dari pandemi Covid-19 melalui vaksin dan protokol kesehatan.
“Asalnya ayat ini tentang perang, oleh Syekh Nawawi ditafsir wajibnya kita bersiap-siap dari semua bahaya yang diduga akan datang, kita harus mengantisipasinya,” jelasnya