KOHATI; Konsep Independent Women dan Muslimah Insan Cita
nusainsider.com — Definisi klise tentang KOHATI sebagai wadah keperempuanan untuk berproses bagi HMI-Wati di HMI tentu tidak perlu diulas panjang lebar lagi.
Namun meskipun begitu masih ada opini liar dari sebagian publik dan kader internal HMI sendiri bahwa KOHATI bukan sekedar sayap kanan HMI melainkan wadah khusus agar eksistensi HMI-wan dalam mengakomodir HMI tidak terusik, sebab seperti yang kita tau semakin cerdas perempuan maka potensi untuk berkompetisi dengan laki-laki akan semakin memungkinkan.
Dari hal tersebut mulai muncul kegamangan persepsi apakah KOHATI hanya independen di ruangnya sendiri karena pemberian HMI? Atau memang layak berkompetisi dengan potensi masing-masing beracuan pada prinsip independensi organisasi?
Konsep Independent Women
Dikutip dari buku The Independent Woman: Extracts From The Second Sex karya Simone de Beauvoir (2018), independent woman merupakan sosok dari seorang perempuan mandiri dan dapat menghadapi kerasnya dunia. Secara singkat perempuan dikatakan mandiri secara dua hal, yaitu mandiri secara pemikiran dan finansial, dua hal ini merupakan aspek penting.
Mandiri pemikiran adalah kunci penanaman konsep hidup kemana arah prosesnya akan dilabuhkan, selain itu perempuan yang mandiri pemikiran akan inklusif dengan gagasan baru tanpa takut pendiriannya dipengaruhi pendapat orang lain.
Kemudian mandiri finansial, terlepas dari aturan agama manapun perempuan wajib mandiri dalam pemasukan ekonomi agar hidupnya tidak bergantung sepenuhnya kepada orang lain, memang benar jika ada stigma klasik di masyarakat bahwa perempuan tangguh jawab orang tuanya sebelum menikah dan tanggung jawab suaminya setelah menikah, namun bukankah perlu antisipasi kenyataan terburuk sebab orang tua dan pasangan bisa meninggalkan kapanpun.
Muslimah Insan Cita
KOHATI dan HMI merupakan satu kesatuan dalam mewujudkan lima kualitas Insan Cita yaitu Insan Akademis, Insan Pencipta, Insan Pengabdi, Insan yang bernafaskan Islam dan insan yang bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah, dilansir dari buku Bintang ‘Arasy: Tafsir Filosofis – Gnostik Tujuan HMI Karya Said Muniruddin (2014)
Bukan sebagai wadah persaingan, KOHATI dan HMI harus selalu selaras dan bersinergi dalam mencapai tujuan tersebut dan menepis opini liar ditengah maraknya arus kepentingan individu. Meskipun dalam perjalanannya banyak intrik politik dan intervensi oknum yang menciderai namun kadernya harus paham akan peranannya sesuai khittah dan kodrat masing-masing, bersaing secara sehat untuk kemajuan. Baik HMI-Wan dan HMI-Wati memiliki kewajiban yang sama untuk berkontribusi.
Muslimah Insan Cita adalah output dari perkaderan KOHATI HMI yang tidak hanya membentuk independen women namun perempuan yang juga dibekali ilmu keislaman yang kaffah.