Sulaisi Abdurrazaq ; Wartawan-Pengamat Seratus Ribuan

- Pewarta

Senin, 25 Desember 2023 - 08:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto. Ilustrasi

Foto. Ilustrasi

Wartawan-Pengamat Seratus Ribuan

Oleh: Sulaisi Abdurrazaq

banner 325x300

nusainsider.com — KOMENTAR itu penting, asal berbobot. Jangan ngawur dan konyol kayak orang kopler.

Saya hindari komentari masalah di luar perkara yang masuk ke meja kerja saya.

Tapi, terkait TKD Kolor Kecamatan Kota Sumenep, TKD Cabbiya dan Talango Kecamatan Talango Sumenep tahun 1997 saya cermati ada pengamat becek seratus ribuan yang sering komentari saya di media.

Media-media yang memuat, sejak awal menjadikan satu pengamat becek ini sebagai narasumber tunggal, medianya tak pernah konfirmasi saya.

Pada kasus lain, saya pernah beri peringatan seorang wartawan yang sekaligus jadi narasumber di media, karena suka ngawur dan konyol. Seminggu kemudian ditangkap polisi akibat sabu-sabu. Dia meringkuk di balik jeruji.

Ternyata, ada juga wartawan-pengamat pemakai sabu, Pengamat kopler, dan Becek.

Dalam kasus ini, mau tahu yang saya sebut wartawan-pengamat seratus ribuan?

Media-media seperti Gempar Data, CMN dan Berita Viral menyebutnya Rasyid Nahdiyin. Tapi dalam dokumen saya nama aslinya adalah Abd Rasid.

Baca Juga :  Wow! Kurniadi Ungkap Keterlibatan Sosok Mantan M1 dengan Raja Properti Bumi Sumekar

Saya Penasehat Hukum di media Gempar Data, tapi kalau cara kerjanya begini, saya beri kartu kuning. Jika terpaksa saya akan minta agar dihapus saja status saya sebagai Penasehat Hukum di Gempar Data.

Perkara yang saya tangani perkara besar, yang menentukan nasib banyak orang. Harus ada edukasi hukum dalam perkara ini, bukan lelucon.

Media itu wajib memberi edukasi, kroscek data, lakukan analisis. Kalau mau komentar ngawur bisa gunakan media sosial, jangan kanal berita. Itu merusak kehormatan profesi jurnalistik.

Tidak jelas mengapa media-media menyematkan kata Nahdiyin di belakang nama Rasid. Apakah supaya terkesan dia nahdiyin supaya disegani, atau kemana arahnya.

Saya ingin menyebut Abd Rasid ini wartawan-pengamat seratus ribuan, karena rekam jejaknya becek, suka ngamen seratus ribuan ke beberapa Kades.

Thierry Henry, seorang atlet sepak bola profesional, harus gantung sepatu dulu sebelum memutuskan menjadi pengamat sepak bola dengan bayaran termahal di Inggris.

Abd Rasid mengambil posisi peran ganda, wartawan sekaligus pengamat kebijakan publik. Ngawur lagi. Tak seperti Thierry Henry yang dibayar, Abd Rasid harus ngamen agar dapat seratus ribu.

Saya bilang ngawur karena komentarnya ngelantur, tidak berbasis data, jauh dari fakta, nyebut nama saya saja salah, apalagi bahas hukum. Beritakan pra-peradilan minta jaksa objektif. Padahal tidak ada kaitan dengan jaksa. Pengamat kebijakan publik yang dikomentari kasus hukum. Menyesatkan sekali.

Kalau Abd Rasid mau tahu bagian mana yang menyesatkan, nanti saya beber, berikut dokumen elektronik yang tercecer di meja saya, baik bukti transfer maupun record yang membuktikan dirinya wartawan-pengamat yang becek.

Baca Juga :  Garda raya Desak Kapus Batang-batang Mundur Buntut Galeri Dosa Sejak Menjabat

Saya ingatkan oknum jurnalis yang paling rajin menulis kasus TKD. Jika tulisanmu tidak objektif, tidak berdasar data dan sumber yang benar, saya khawatir jurnalis lain marah.

Jurnalis yang marah bisa saja memunculkan video oknum wartawan yang sedang menghitung duit hasil memalak.

Video berdurasi panjang itu diambil di posko rumah salah satu koordinator. Langkah itu bisa menjadi cermin kemarahan jurnalis lain yang merasa kehormatan dirinya sebagai jurnalis dirusak oleh wartawan-pengamat yang becek.

Jika tidak tobat, saya khawatir nanti cidera. (*)

Loading

Berita Terkait

Diduga Terjadi Penyalahgunaan BBM Bersubsidi, Emha Bayjuri Kecam Kinerja SPBU Paberasan dan Legung
Polres Sumenep Ungkap Kasus Perjudian Jenis Kartu Bingo dan Amankan Lima Warga Batang-Batang
Bekerjasama dengan USAID LPKP Jatim, Bappeda Sumenep Gelar Diskusi Pencegahan Perkawinan Anak
Akibat Pengobatan Alternatif, Masyarakat Gili Iyang Tertipu Lebih 100 Juta. Ini Identitas Pelaku
Diduga Merusak Lahan Warga, 5 Oknum Aparat Desa Badur Ditetapkan Tersangka dan Ditahan Polisi
Serukan Keadilan untuk Neneng, Aliansi Masyarakat Peduli Geruduk Mapolres Sumenep
APK Pasangan FAHAM Diduga Dirusak OTK, Bawaslu Sumenep Sampaikan Hal Ini
Merasa ditipu Oknum Apel Jabaan-Manding, Warga setempat Akan Laporkan Penggelapan Uang

Berita Terkait

Jumat, 29 November 2024 - 22:13 WIB

Diduga Terjadi Penyalahgunaan BBM Bersubsidi, Emha Bayjuri Kecam Kinerja SPBU Paberasan dan Legung

Selasa, 5 November 2024 - 20:47 WIB

Polres Sumenep Ungkap Kasus Perjudian Jenis Kartu Bingo dan Amankan Lima Warga Batang-Batang

Rabu, 23 Oktober 2024 - 17:07 WIB

Bekerjasama dengan USAID LPKP Jatim, Bappeda Sumenep Gelar Diskusi Pencegahan Perkawinan Anak

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 11:37 WIB

Akibat Pengobatan Alternatif, Masyarakat Gili Iyang Tertipu Lebih 100 Juta. Ini Identitas Pelaku

Rabu, 16 Oktober 2024 - 20:42 WIB

Diduga Merusak Lahan Warga, 5 Oknum Aparat Desa Badur Ditetapkan Tersangka dan Ditahan Polisi

Selasa, 15 Oktober 2024 - 14:03 WIB

Serukan Keadilan untuk Neneng, Aliansi Masyarakat Peduli Geruduk Mapolres Sumenep

Minggu, 13 Oktober 2024 - 18:45 WIB

APK Pasangan FAHAM Diduga Dirusak OTK, Bawaslu Sumenep Sampaikan Hal Ini

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 19:22 WIB

Merasa ditipu Oknum Apel Jabaan-Manding, Warga setempat Akan Laporkan Penggelapan Uang

Berita Terbaru