SUMENEP, nusainsider.com — Pesta Demokrasi yang digelar pada 14 Februari 2024 kemarin menyisakan banyak polemik yang merusak Demokrasi dan Perpolitikan di Wilayah Jawa Timur, utamanya Kabupaten Sumenep, Minggu 18 Februari 2024.
Diketahui, dalam data Sirekap KPU ada ketidaksesuaian antara CPleno dengan Chasil yang di upload ke Sirekap KPU. Hal itu tentunya menjadi polemik yang merusak citra Demokrasi dengan melakukan MarkUp pada input data.
Tokoh masyarakat Kecamatan Batang-batang menyampaikan bahwa ketidaksesuaian data Sirekap tersebut terjadi di TPS 3 Dusun tekay Desa Legung barat kecamatan Batang-batang yang tercantum Hak pilihnya hanya 195.
Sementara Rinciannya, Paslon 01 Anis-Muhaimin mendapatkan 92 Suara, Paslon 02 Prabowo-Gibran mendapatkan 872 dan Paslon 03 Ganjar-mahfud mendapatkan 2 suara.
Pertanyaannya, apakah ini salah input data apa diemprut? Ya Robbi… Kasihan negeriku, “Imbuhnya Kyai Junaidi kepada Media nusainsider.com Minggu 18 Februari 2024.
Dimata orang kecil seperti kami, simple. Cukup Jujur dan amanah termasuk transparansi juga utama. Kalah menang itu bagian lain Dari perjuangan dan atau permainan dalam berdemokrasi.
Agar kita tak termasuk golongan ad’aful iman, (red. Lemahnya iman) maka menjadi niscaya bagi orang-orang beriman dan terdidik yang mencintai negarinya, untuk tidak mendiamkan sebuah kemungkaran, pengkhianatan demokrasi berupa apapun termasuk penyalahgunaan wewenang, intimidasi dan kecurangan yang terjadi dalam pemilu yang notabene bagian dari gawe negara yang kita cintai.
Bicaralah yang benar meski hanya berupa ‘suara Tanpa kuasa’, “Pungkasnya.
Cukup i’tou kulli dzi haqqin, haqqohu. Berikan setiap hak kepada yang punya Haq.
Jika Paslon 1 mengebiri hak paslon 2. atau Paslon 3 mengambil hak paslon 2 atau sebaliknya Maka kembalikanlah pada tempatnya masing-masing.
Kalahlah dengan kalah terhormat Menanglah dengan kemenangan terhormat niscaya baldatun Thoyyibatun penuh keberkahan akan kita gapai bersama, “Tambahnya.
Sementara itu, Aktivis Pemuda Timur daya mengecam tindakan manipulasi data yang dilakukan panitia Penyelenggara diberbagai sektor hingga kepentingan-kepentingan sepihak yang dilakukan.
Jelas, Demokrasi mulai dikotori oleh kepentingan elit dan kekuasaan yang menghambur-hamburkan uang ‘Money Politik’ untuk pemenangan salahsatu calon.
Belum lagi intervensi dari tingkat atas hingga tingkatan menengah yang berupaya untuk kemenangan calon yang diusung dengan cara ancaman dan cara-cara biadab lainnya, “Jelasnya Andriyadi kepada media nusainsider.com melalui akun whatsappnya
Bahkan, aktivis Lulusan Malang tersebut berharap Bawaslu sebagai pengawas Pemilu bekerja independen guna memeriksa KPU dan melakukan Forensik IT (red. Sirekap)
Sebab jika hal tersebut dibiarkan, maka demokrasi di Sumenep akan terkotori dan kedepan akan ada pelaporan dari TIM maupun caleg yang merasa di curangi, “Tutupnya.
Penulis : Mif