SUMENEP, nusainsider.com — Salah satu kelompok tani di Desa Batudinding, Kecamatan Gapura, Sumenep, mencatat sejarah baru dalam dunia pertanian lokal.
Mereka melakukan tanam padi bersama dengan menerapkan teknologi digital, termasuk penggunaan drone dalam penyebaran pupuk.

Langkah ini menjadi yang pertama kali di Kabupaten Sumenep dan disebut sebagai awal dari transformasi sistem pertanian konvensional menuju digitalisasi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep, Chainur Rasyid, menyampaikan apresiasinya terhadap inovasi tersebut.
Menurutnya, kegiatan ini sangat sesuai dengan arahan pemerintah pusat yang mendorong percepatan transformasi digital di sektor pertanian.
“Inovasi ini mendorong para petani untuk tidak tertinggal dalam penggunaan teknologi. Ini juga mendukung ketahanan pangan secara menyeluruh,” jelas Chainur rasyid saat ditemui media nusainsider.com diruang kerjanya pada kamis 17 April 2025.
Penanaman padi menggunakan mesin transplanter memang sudah lama dikenal para petani. Namun, penggunaan drone untuk penyebaran pupuk adalah hal yang baru.

“Kalau mesin tanam atau transplanter itu sudah umum. Tapi penggunaan drone untuk sebar pupuk, ini yang luar biasa dan baru di kabupaten Sumenep,” tambahnya.
Teknologi drone dalam kegiatan pertanian ini diterapkan pada lahan sawah seluas 0,5 hektare milik salahsatu kelompok tani Desa Batudinding.
Penyebaran pupuk yang dilakukan dengan drone memberikan efisiensi waktu dan tenaga, serta meningkatkan ketepatan dalam proses pemupukan.
Selain efisiensi, teknologi ini juga menunjukkan bahwa petani mulai siap beradaptasi dengan perubahan zaman.
Menurut pak Inong, hal ini menjadi proyek percontohan agar para petani tidak gagap teknologi (gaptek) dan mulai terbiasa dengan inovasi baru.

“Petani harus mau dan siap menghadapi teknologi. Saat ini adalah waktunya untuk berubah,” katanya.
Penggunaan drone dinilai sangat membantu petani dalam meningkatkan produktivitas karena teknologi ini mampu bekerja cepat dan presisi.
“Bayangkan saja, satu hektare bisa diselesaikan dalam waktu singkat dengan hasil penyebaran yang merata,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa ke depan, DKPP akan terus mendorong petani untuk terbuka terhadap perubahan dan menggunakan berbagai teknologi digital.
“Teknologi seperti ini akan kami kembangkan secara bertahap ke desa lain di kabupaten Sumenep,” ungkapnya.
Pak Inong, sapaan akrab Chainur Rasyid, juga menekankan pentingnya peran generasi muda dalam pertanian digital.
Menurutnya, petani milenial sangat potensial menjadi motor penggerak pertanian modern di masa depan.
“Generasi muda lebih mudah menyerap teknologi. Ini peluang besar untuk mereka berkontribusi dalam pertanian,” tuturnya.
Ia berharap adanya transfer pengetahuan dan teknologi dari kegiatan percontohan ini ke kelompok tani lainnya.
“Kalau kelompok tani Batudinding bisa, kelompok lain pasti bisa juga,” imbuhnya.
Langkah DKPP ini juga mendapat dukungan dari Bupati Sumenep yang aktif mendorong kemajuan sektor pertanian daerah.
“Terima kasih kepada Bupati yang selalu mendukung inovasi DKPP dalam meningkatkan kesejahteraan petani,” ucapnya.
Transformasi digital ini juga selaras dengan arahan Menteri Pertanian yang menargetkan perubahan dari pertanian konvensional ke pertanian modern.
Dengan adanya pemanfaatan teknologi digital, diharapkan produktivitas pertanian di Sumenep bisa meningkat secara signifikan.
Menurut pak Inong melanjutkan, kemajuan teknologi yang begitu pesat merupakan peluang emas bagi petani untuk naik kelas.
“Dengan alat seperti drone, petani bisa lebih cepat, hemat biaya, dan hasilnya pun lebih maksimal,” ungkapnya.
Tujuan akhirnya adalah menciptakan ekosistem pertanian yang adaptif terhadap perkembangan teknologi.
Dalam waktu dekat, insyaallah beberapa desa lain juga akan dijadikan lokasi uji coba untuk pemanfaatan teknologi serupa.
“Ini bukan sekadar proyek, tapi bagian dari perubahan besar dalam pertanian kita,” ujar Chainur menutup pernyataannya.
Penulis : Wafa