JATIM, nusainsider.com — Jawa Timur memiliki segudang prestasi dan potensi, termasuk diantaranya adalah lahirnya banyak politisi perempuan dengan segudang prestasi.
Bukan hanya sosok Gubernur Jatim 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa, politisi perempuan yang selalu mencuri perhatian publik-pun, tak terhitung, mulai dari jajaran Menteri, Kepala Daerah, hingga anggota parlemen.
Diantara garis milenial misalnya, ada sosok Dr. Lia Istifhama atau ning Lia. Meraih suara 2.739.123, aktivis sosial tersebut berhasil meraih posisi tertinggi nasional untuk kategori anggota DPD RI terpilih perempuan non petahana. Raihan tersebut pun semakin menguatkan potensi kiprah politisi perempuan di Provinsi yang memiliki jumlah DPT 31 juta saat Pemilu 2024.
Realita ini tentu menjadi atensi publik, tak terkecuali oleh lembaga yudikatif setempat, yaitu Polda Jatim. salah satunya yang dilakukan oleh Kasubdit I Ditintelkam Polda Jatim AKBP Hartono SPd MM, yang menjalin silaturahmi di kediaman anggota DPD RI terpilih, ning Lia Istifhama, yang disebut Ketua DPD RI LaNyalla Mattalitti sebagai Srikandi Senator Jatim
“Melihat hadirnya para politisi perempuan yang memenangkan suara pemilih pada 14 Februari lalu, tentu menjadi peluang harus ada penguatan peran kaum perempuan guna menjaga keharmonisan lingkungan sosial dan politik di tengah masyarakat. Sinergitas sangat penting untuk selalu dibangun, terutama dalam menangkal radikalisme dan meningkatkan moderasi beragama,” terang Hartono, 4/4/24.
Ungkapan Hartono tersebut diamini oleh ning Lia. Putri mantan Komandan Banser Jatim KH Masykur Hasyim tersebut menyampaikan komitmennya untuk turut serta dalam partisipasi penguatan peran perempuan.
“Tentu harapan dari beliau yang ada di lembaga yudikatif, harus mendapatkan gayung bersambut dari lembaga lainnya, misalnya legislatif. Contoh saya sebagai salahsatu unsur di dalam kursi senator, menjadikan harapan tersebut sebagai semangat penguatan sinergitas ke depan.”
Seperti yang selalu saya sampaikan, bahwa kaum perempuan memiliki karakter PESONA, yaitu peduli, strong, dan naluri keibuan, juga peran CANTIK, yaitu cerdas, inovatif, kreatif, maka kedua aspek ini sangat memungkinkan peran nyata yang luar biasa politisi perempuan.”
Ia pun menambahkan keterkaitan peran nyata tersebut dengan moderasi beragama.
“Moderasi beragama misalnya, sangat kuat dibentuk jika ada peran kepedulian kaum perempuan terutama ibu. Mereka ini pondasi modal sosial bagi anak-anak. Cinta kasih dan pola afeksi yang diwujudkan, menjadi nilai penting mengapa kemudian anak-anak menyadari pentingnya mencintai bangsa ini dan memiliki toleransi tinggi jika dihadapkan pada perbedaan maupun diferensiasi sosial beragama.”
Peran politisi, diungkapnya akan lebih luas ketimbang peran seorang ibu di sector privat.
Ketika memiliki jabatan politis, maka kaum perempuan tentu lebih luas lagi perannya. Ia bukan hanya menguatkan modal sosial maupun internalisasi nilai-nilai sosial di tengah keluarga, tapi juga di masyarakat luas. Politisi memiliki kesempatan mengisi berbagai ruang publik, dan itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Apalagi jika ada dukungan dari lembaga yudikatif, maka tidak ada alasan untuk tidak terlibat aktif,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Ditintelkam Polda sendiri, beberapa kali melakukan gebrakan positif di tengah masyarakat. Diantaranya yang dilakukan Dirintelkam Polda Jatim Kombes Dekananto Eko P., SiK MH., dengan membuat Deklarasi dan Penandatanganan Pencanangan Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani Direktorat Intelijen Keamanan Polda Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Penulis : Mam