SUMENEP, nusainsider.com — Wisata Pantai Lombang kembali menjadi magnet bagi ribuan pengunjung saat libur panjang berlangsung, tepatnya pada Ahad malam hingga Senin malam, 6–7 April 2025. Suasana ramai terlihat sejak malam menjelang Ahad.
Pantauan langsung nusainsider.com menunjukkan, keramaian pengunjung mulai terlihat dari arah barat panggung hiburan hingga ke area kemah pemuda lokal yang terbentang sepanjang lebih dari 250 meter. Area tersebut dipadati pengunjung yang menikmati suasana malam.

Yang paling mencolok, kerumunan besar terlihat di sekitar kemah pemuda. Di tempat ini, para wisatawan larut dalam alunan musik, atraksi, serta kilau lampu mainan yang dipasang para pemuda lokal, menambah semarak suasana.
Tak berhenti di malam hari, lonjakan pengunjung terus berlanjut hingga Senin pagi. Sekitar pukul 07.45 WIB, area Pantai Lombang makin padat oleh kedatangan pengunjung dari berbagai daerah di Madura dan sekitarnya.
Keramaian berlangsung hingga Senin malam, tepatnya pukul 19.26 WIB. Kepadatan pengunjung terbentang sejauh kurang lebih 2,5kilometer, dari arah timur hingga ke barat Pantai Lombang, menandai puncak perayaan momen Ketupatan.
Para pemuda dari berbagai daerah membawa ketupat dan hidangan lainnya, menikmati suasana khas Pantai Lombang sambil bersantai di bawah rindangnya cemara udang dan hembusan angin pantai yang sejuk, menciptakan suasana syahdu.

Kemeriahan tersebut dilengkapi oleh atraksi penutup dari kelompok kemah pemuda lokal, yang menjadi pusat perhatian ribuan pasang mata. Musik dan pertunjukan kecil menambah nilai hiburan yang tak ditemukan di tempat lain.
Salah satu pengunjung, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa Pantai Lombang selalu menjadi destinasi yang ramai setiap tahunnya. Baginya, daya tarik Lombang sangat berbeda dibandingkan wisata lainnya di Sumenep.
Ia menilai, keramaian ini menjadi bukti bahwa Pantai Lombang memiliki kekuatan tersendiri yang tak tergantung pada dukungan penuh dari pemerintah kabupaten. Bahkan tanpa event resmi Pemkab, pengunjung tetap datang berbondong-bondong.
“Kurang tahu saya Mas, apa rahasia wisata ini sehingga setiap tahun tetap dikunjungi ribuan lebih pengunjung,” ungkapnya sembari tersenyum heran melihat antusiasme yang begitu besar dari masyarakat.

Diketahui, dalam pemberitaan sebelumnya, salah satu pemuda lokal, Wirdan, menyoroti pentingnya peran pemuda dalam menyemarakkan Pantai Lombang, khususnya dalam momen Ketupatan yang menjadi agenda rutin setiap libur panjang pasca Idulfitri.
Menurut Wirdan, banyak pemuda dengan sukarela menyumbangkan waktu, tenaga, bahkan dana pribadi demi menjaga keberlangsungan dan kemeriahan suasana wisata. Mereka membangun tenda, membuat pertunjukan, dan menyediakan hiburan.
Beberapa kelompok pemuda bahkan rela menyewa sound system bernilai puluhan juta rupiah. Semua dilakukan demi menciptakan atmosfer positif bagi para wisatawan, tanpa mengharapkan imbalan apa pun dari pemerintah daerah.
“Bayangkan, mereka menyumbangkan kreativitas dan semangat hanya untuk membangun atmosfer positif. Pemkab jangan sampai tutup mata,” ujarnya dalam wawancara yang dimuat media ini, Sabtu 5 April 2025 lalu.
Wirdan menyarankan agar Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Sumenep tidak tinggal diam dan segera mengambil langkah nyata dalam mengapresiasi kontribusi pemuda lokal tersebut.
Menurutnya, pemerintah bisa menginisiasi kompetisi tenda kreatif antar pemuda atau memberikan penghargaan khusus kepada kelompok paling aktif dalam menyukseskan kegiatan wisata. Ini bisa menjadi motivasi tersendiri bagi para pemuda.
“Kalau mereka diberi penghargaan, semangatnya akan lebih besar lagi. Kita jangan biarkan semangat seperti ini padam begitu saja,” sambung Wirdan, mengingatkan pentingnya regenerasi pemuda dalam sektor wisata lokal.
Ia menilai, penghargaan bukan sekadar bentuk apresiasi, tapi juga strategi untuk menjaga keberlanjutan wisata. Jika pemuda terus terlibat aktif, maka potensi pariwisata Lombang akan semakin berkembang dari tahun ke tahun.
Wirdan menegaskan, tanpa kontribusi pemuda, Pantai Lombang hanya akan menjadi tempat biasa tanpa keunikan. Kehilangan kekhasan ini bisa berimbas besar pada turunnya jumlah kunjungan dan berdampak langsung pada pendapatan asli daerah (PAD).


“Diakui atau tidak, kemah pemuda lokal itu daya tarik utama. Bahkan tanpa event besar, mereka mampu jaga kemeriahan. Ini bukti nyata,” pungkasnya, dengan nada optimis terhadap masa depan wisata Pantai Lombang.
Pantai Lombang selama ini dikenal dengan panorama khas cemara udang, garis pantai yang panjang, serta ombaknya yang bersahabat. Tapi di balik itu, ada peran komunitas yang diam-diam menjadi pondasi utama daya tariknya.
Momentum libur panjang seperti Ketupatan menjadi bukti kekuatan wisata berbasis komunitas. Ketika semangat gotong royong dan kreativitas diberi ruang, hasilnya bukan hanya keramaian, tetapi juga pengalaman wisata yang berkesan.
Para pengunjung yang datang pun tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga interaksi sosial yang akrab. Mereka duduk bersama di pasir, berbagi ketupat, bernyanyi, dan tertawa. Hal ini menjadi nilai tambah yang jarang ditemukan diperhitungkan, “Tuturnya.
Wirdan sapaan akrabnya berharap, Dukungan terhadap pemuda lokal diharapkan tidak hanya datang dari masyarakat, tetapi juga dari pemerintah daerah, agar wisata Pantai Lombang dapat terus tumbuh secara berkelanjutan dan menjadi ikon wisata unggulan di Sumenep.
Tantangan ke depan tentu akan lebih besar. Namun jika sinergi antara pemuda, masyarakat, dan pemerintah terus terjalin, bukan tak mungkin Pantai Lombang bisa menjadi destinasi wisata nasional yang diperhitungkan, “Harapnya.
Penulis : Dre