SUMENEP, nusainsider.com — Komitmen Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, dalam mendorong keterlibatan komunitas lokal dalam pengembangan sektor pariwisata mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk Aktivis Aliansi Pemuda Reformasi Melawan (ALARM).
Aktivis ALARM menilai langkah ini sebagai terobosan brilian dalam memperkuat peran pemuda dan masyarakat lokal, terutama dalam pelaksanaan event pariwisata yang digelar di destinasi milik Pemerintah Kabupaten Sumenep.

Andriyadi, salah satu pemuda Sumenep yang aktif dalam kegiatan komunitas, menyampaikan bahwa pelibatan pemuda dalam pengelolaan wisata telah terbukti memberikan dampak positif, seperti yang terjadi di Pantai Lombang.
Menurutnya, sejak beberapa tahun terakhir komunitas pemuda dan masyarakat Lombang telah menjalankan berbagai kegiatan pariwisata secara swadaya, tanpa dana atau dukungan langsung dari pemerintah.
“Komunitas di Lombang mampu mempertahankan daya tarik wisata dengan kreativitas yang dimiliki. Mereka mengandalkan urunan antaranggota untuk menyelenggarakan event yang menarik dan memikat pengunjung,” ujar Andriyadi kepada nusainsider.com, Selasa (8/4/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan berbasis komunitas ini bertujuan tidak hanya untuk meramaikan destinasi, tetapi juga menjaga stabilitas Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata.
Kendati tanpa sokongan anggaran, semangat gotong royong yang tumbuh di tengah masyarakat menjadi kunci keberhasilan agenda pariwisata tersebut.

“Ini bukti bahwa pemuda bisa menjadi penggerak sektor wisata lokal,” imbuhnya.
Andriyadi yang akrab disapa Andre itu berharap, pemerintah ke depan lebih memberi perhatian dan dukungan nyata bagi komunitas yang sudah terbukti berkontribusi dalam memajukan pariwisata daerah.
Menurutnya, kehadiran komunitas bukan hanya sebagai pelengkap, tetapi sebagai garda terdepan yang mampu berinovasi dan menghidupkan kembali minat wisatawan terhadap destinasi-destinasi lokal.
“Sudah saatnya komunitas diakui sebagai bagian penting dari pembangunan pariwisata. Apresiasi harus diberikan secara konkret, tidak hanya sebatas wacana,” tuturnya dengan tegas.
Sementara itu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengungkapkan komitmennya untuk mengubah arah kebijakan pengelolaan wisata daerah, termasuk Pantai Slopeng, agar tidak lagi dikelola langsung oleh pemerintah.
Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah ke depan akan lebih fokus pada peran sebagai regulator, bukan sebagai pelaksana teknis pengelolaan destinasi wisata.
“Kita ingin lebih mengoptimalkan potensi lokal,” ujarnya dikutip bangsapedia.com terbitan senin 7 April 2025 saat menghadiri Festival ketupatan 2025 di Pantai Slopeng Sumenep.
Fauzi sapaan akrabnya menjelaskan bahwa dengan menyerahkan pengelolaan kepada pihak ketiga atau komunitas, pemerintah dapat lebih mudah mengatur regulasi serta meningkatkan efisiensi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor pariwisata.
Langkah ini menurutnya sekaligus menjadi strategi jangka panjang untuk mengembangkan pariwisata yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan berdampak langsung bagi masyarakat sekitar.
“Dengan keterlibatan masyarakat, terutama komunitas pemuda, agenda pariwisata akan lebih berwarna, kreatif, dan dekat dengan kebutuhan serta budaya lokal,” katanya.
Fauzi juga menambahkan bahwa peran Dinas Pariwisata tidak lagi sebagai penyelenggara event, melainkan sebagai fasilitator yang membantu merancang arah program dan memberikan dukungan teknis.
“Komunitas bisa menjadi pelaksana event, sementara dinas cukup memfasilitasi dan mengarahkan agar kegiatan berjalan dengan baik dan terukur,” pungkasnya.
Pernyataan Bupati ini menjadi sinyal kuat bagi para pelaku komunitas bahwa ruang keterlibatan mereka terbuka lebar, bahkan menjadi bagian dari skema strategis pembangunan daerah.
Dengan keterlibatan aktif komunitas, kegiatan wisata tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga menjadi sarana pembangunan ekonomi kreatif serta pelestarian budaya lokal.
Semangat kolaborasi antara pemerintah dan komunitas lokal diharapkan mampu memperkuat daya saing wisata Sumenep di kancah regional dan nasional.
Bukan tidak mungkin, jika dikelola serius dan berkesinambungan, pendekatan ini akan membawa Sumenep sebagai salah satu destinasi unggulan berbasis masyarakat di Indonesia.
Penulis : Syaif