JAWA TIMUR, nusainsider.com — Selangkah lagi, dua kader NU yang sama-sama alumni UINSA (red. dulu IAIN Sunan Ampel Surabaya), menuju parlemen. Adalah Dr. Lia Istifhama, calon DPD RI Jatim, dan gus Ryadlus Sholihin Firdaus, M.Pd., calon DPRD Kota Probolinggo yang berangkat dari Dapil III (Tiga) Kecamatan Wonoasih.
Jika tidak ada aral melintang, gus Riyadl yang maju dari Gerindra, dipastikan lolos sebagai anggota DPRD terpilih dengan raihan suara 1.773 suara, sedangkan Dr. Lia Istifhama sampai saat ini (26/2) masih bertengger di posisi ketiga dari empat kursi senator Jatim menurut real count sementara KPU. Maka, keduanya pun selangkah menuju parlemen.
Uniknya, dua kader NU tersebut ternyata memiliki hubungan dekat layaknya keluarga sendiri. Ning Lia, sapaan akrab keponakan Khofifah, merupakan putri dari KH Masykur Hasyim, mantan Komandan Banser Jatim yang juga pendiri Ponpes Raudlatul Banin wal Banat Surabaya.
Sedangkan gus Riyadl, pengasuh Yayasan Badrut Tamam Wonoasih Probolinggo, saat menimba ilmu di IAIN Sunan Ampel, ‘nyantri’ di Ponpes Raudlatul Banin wal Banat. Alhasil, keduanya pun bak saudara.
“Saya dengan ning Lia sudah seperti saudara. Saat saya kuliah, ning Lia merupakan adik Angkatan di kampus, tapi di dunia asrama atau pondok saat saya nyantri sambil kuliah, ning Lia adalah ‘ning’. Ketika menjadi seorang ‘ning’ yang turut mengawasi lingkungan asrama saat itu, ning Lia memang orangnya sangat humble, tidak ada jarak dengan semua yang nyantri, bahkan sangat akrab ibarat teman sudah lama.”Imbuhnya Gus Riyadl kepada media ini, Senin 26/2/2024.
Meski begitu, ning Lia sosok yang tegas. Karakter yang dimilikinya, insyaAllah tidak lepas dari mendiang ayahandanya, Kiai Masykur Hasyim. Kiai Masykur sosoknya tegap.
Kalau bicara, lantang. tapi hatinya sangat pemaaf,” terangnya.
Sedangkan ning Lia, secara terpisah mengaku bersyukur ketika mendengar mantan ‘santri’ ayahanda melenggang sebagai anggota dewan.
“Mas Riyadl, yang saya kenal, sangat pintar bicara, diskusi. Susah dikalahkan kalau sudah adu argument, ada aja cara menguasai diskusi. Dan karena sekarang sudah mau jadi anggota dewan, wah pasti semakin vokal nanti,” terang ning Lia dengan nada humoris.
Pengurus PW Fatayat NU dan juga PW LTN NU Jatim tersebut juga menambahkan bahwa lolosnya mereka berdua adalah berkah sebagai kader NU.
“InsyaAllah, lolosnya kami nanti, diamini nggih. Merupakan berkah kami sebagai kader NU, warga nahdliyyin. Banyak doa dan ikhtiar positif yang kami coba lakukan selama proses dan ini yang menjadi identitas pengingat kami agar kelak jika benar-benar menjabat wakil rakyat, bisa amanah membawa kemaslahatan,” jelas Doktoral UINSA tersebut.
Penulis : Mam
Editor : Ali