JAKARTA, nusainsider.com — Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) turut memeriahkan peringatan World Press Freedom Day (WPFD) 2025 yang berlangsung di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Komite Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Jurnalisme Berkualitas (KTP2JB), bekerja sama dengan Institute of Journalism (IIJ).

Dengan tema global “Media Sustainability: Strengthening Democracy & Public Trust”, acara ini bertujuan memperkuat peran media dalam menjaga demokrasi dan membangun kepercayaan publik di era digital.
SMSI hadir dengan booth pameran yang menampilkan visi, misi, dan kiprah organisasi sebagai suara media siber daerah yang berdaya saing dan beretika untuk masyarakat global.
Dalam pameran itu, SMSI mengusung empat misi utama. Pertama, memperkuat media siber lokal agar profesional dan kompetitif. Kedua, menjadi mitra strategis dalam literasi digital dan kebijakan pers nasional.
Ketiga, mendorong anggota memproduksi konten jurnalistik yang berkualitas, berimbang, dan bertanggung jawab. Keempat, memperkuat solidaritas antarmedia dan memperluas jejaring kolaborasi lintas daerah.

Melalui poster bertajuk “Suara Media Siber dari Daerah untuk Dunia”, SMSI menegaskan pentingnya media daerah dalam membangun masyarakat yang melek informasi di tengah gempuran digitalisasi.
Booth SMSI didukung oleh berbagai mitra media dan industri perhotelan, seperti Siber Indonesia Network (din.co.id), Pusaran.co, Siberindo.co, serta jaringan hotel seperti Novotel Tangerang, Mercure, Pakons Prime, dan lainnya.
Partisipasi ini memperlihatkan peran strategis SMSI dalam memperkuat eksistensi media siber lokal sebagai elemen penting dalam ekosistem pers nasional dan demokrasi digital.
Ketua Umum SMSI Pusat, Firdaus, menyatakan WPFD bukan hanya seremoni, melainkan momentum reflektif untuk meneguhkan komitmen pers sebagai penyangga demokrasi dan penjaga integritas publik.
“Di era digital, media siber daerah harus menjadi jangkar informasi yang akurat, berimbang, dan beretika,” tegasnya dalam wawancara di lokasi kegiatan.
Menurut Firdaus, SMSI hadir bukan hanya untuk menyatukan suara media daerah, tetapi juga mengangkat martabat jurnalisme yang cerdas, independen, dan berpihak pada kepentingan publik.
“Media yang berkelanjutan adalah media yang dipercaya, dan kepercayaan itu lahir dari integritas tinggi,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa kebebasan pers adalah napas demokrasi dan jurnalisme merdeka adalah cahaya bagi masyarakat. Pers harus menjadi kompas moral di tengah arus informasi digital yang serba cepat.
“Pers yang bebas bukan hanya tentang hak berbicara, tetapi juga tanggung jawab menyuarakan kebenaran untuk dunia, dari Indonesia,” tuturnya penuh semangat.
Firdaus menambahkan, SMSI hadir untuk memastikan bahwa suara dari pelosok negeri tidak hanya terdengar, tetapi juga dihargai di panggung global.
Ia menegaskan, kekuatan jurnalisme tidak hanya datang dari pusat informasi dunia, melainkan juga dari desa-desa dan kabupaten yang bekerja dengan hati dan nurani.
Dalam kesempatan tersebut, Firdaus berbincang dengan beberapa tokoh pers nasional seperti Ketua KTP2JB Suprapto Sastro Atmojo, Guntur Saragih, Alex Suban, Sasmito, dan Frans Surdiasis. Momen ini juga diabadikan dalam sebuah foto bersama.
Ketua KTP2JB Suprapto Sastro Atmojo menyampaikan keinginan untuk menjalin sinergi lebih lanjut dengan SMSI sebagai organisasi media siber terbesar di Indonesia, bahkan di dunia.
Penulis : Mif