Woman Movement UNIVFEST 2025: Perempuan Bergerak, Perubahan Dimulai

Rabu, 23 Juli 2025 - 22:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto. Kegiatan Woman Movement UnivFest 2025

Foto. Kegiatan Woman Movement UnivFest 2025

SUMENEP, nusainsider.com Aula As-Syarqawi Universitas Annuqayah dipenuhi semangat perubahan pada Rabu (23/07), saat Seminar Woman Movement bertajuk “Breaking the Glass Ceiling: Mendobrak Stereotip Gender dalam Era Modern” digelar sebagai bagian dari UNIVFEST 2025.

Kegiatan ini merupakan salah satu agenda unggulan yang diinisiasi oleh BEM Universitas Annuqayah.

Bappeda Sumenep

Seminar tersebut dihadiri oleh seluruh mahasiswa putri serta tamu undangan dari Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Annuqayah.

Seminar ini menjadi ruang edukatif dan inspiratif yang menyoroti urgensi kesetaraan gender serta pentingnya peran perempuan dalam pembangunan sosial, pendidikan, dan keagamaan.

Hadir sebagai keynote speaker, Dr. Esti Sri Rahayu, S.P., M.P., dari BPSDM Provinsi Jawa Timur. Ia mengulas tajam konsep glass ceiling batas tak terlihat yang masih membelenggu perempuan di berbagai sektor strategis.

Baca Juga :  Sumenep Mendunia Lewat Harmoni Budaya, Bupati Fauzi Terima Penghargaan SMSI Award 2025

Dr. Esti menegaskan pentingnya peningkatan kapasitas diri dan rasa percaya diri perempuan agar mampu menembus hambatan struktural tersebut dan berperan aktif di ruang publik.

Materi berikutnya disampaikan oleh Ibu Nunung Fitriana, M.Pd., yang mengangkat perbandingan historis antara kondisi perempuan pra-Islam dan era modern. Ia menyampaikan bahwa perempuan masa kini memiliki peluang lebih luas untuk berdaya.

Dalam paparannya, Ibu Nunung mengkritisi arah feminisme liberal di Barat yang cenderung menjadikan laki-laki sebagai lawan. Ia mendorong perempuan Indonesia untuk tetap berpijak pada nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.

“Perempuan Indonesia tak perlu menyaingi laki-laki, tapi menyempurnakan kekurangannya. Seperti Ibu Kartini, kita bisa berdaya dengan ilmu, tanpa meninggalkan akar budaya,” ungkapnya di tengah antusiasme peserta.

Menambah kedalaman perspektif, Nyai Nafidzatin Nadhor, S.Ag., menyampaikan refleksi dari sudut pandang keislaman.

Baca Juga :  Astaga! Imbas Citra Presiden RI Dikotori, DPRD Sumenep Akan Panggil Kapus Pamolokan

Ia menegaskan bahwa Islam tidak membatasi perempuan, justru datang untuk memuliakan dan mengangkat derajat mereka.

“Islam datang justru untuk mengangkat derajat perempuan. Maka, menjadi berdaya adalah bagian dari amanah keislaman,” ujarnya lantang, menggugah kesadaran peserta akan pentingnya nilai-nilai spiritual dalam pemberdayaan.

Diskusi berlangsung hangat dan interaktif, dipandu moderator Sitti Ummu Kulsum. Para peserta antusias mengajukan pertanyaan kritis dan berbagi refleksi seputar pengalaman serta pandangan mereka terhadap isu gender.

Suasana semakin hidup dengan penampilan UKM Teater Al-Fatihah yang membawakan pertunjukan bertajuk “Laki-Laki Itu Memenuhi Kepala Kami” .

Teater ini menggambarkan bagaimana konstruksi patriarki memengaruhi cara berpikir dan bertindak perempuan.

Baca Juga :  DPRD dan APH Sumenep Bersatu! Tambang Ilegal di Batuputih Akan Ditindak

Pertunjukan tersebut berhasil mengetuk emosi dan kesadaran kolektif audiens, memperkuat pesan utama seminar tentang pentingnya membongkar narasi-narasi lama yang membatasi ruang gerak perempuan.

Seminar Woman Movement tidak sekadar menjadi forum akademik, tetapi juga wadah konsolidasi gagasan dan semangat juang perempuan muda yang siap berkontribusi dalam perubahan sosial.

Melalui dialog lintas perspektif, peserta diajak memahami bahwa perempuan bukan lagi pelengkap dalam sejarah perubahan, tetapi pilar utama dalam menentukan arah masa depan.

Dari Universitas Annuqayah, semangat pemberdayaan ini tumbuh dan menyala, menjadi suara kolektif yang siap mengubah batas-batas lama menjadi ruang baru penuh peluang dan keadilan gender.

Loading

Penulis : Wafa

Berita Terkait

Pemerintah dan Akademisi Sepakat: KEK Madura Harus Berbasis Ekonomi Hijau
Seminar Nasional SMSI Kupas KEK Madura: Antara Harapan Ekonomi dan Tantangan Ekologi
Warga Gili Iyang Desak PLN, Target Listrik Normal 20 Desember 2025
Bupati Sumenep Apresiasi Penetapan Gus Dur dan Syaikhona Kholil Sebagai Pahlawan Nasional
Beladiri Polri Jadi Ujian Wajib, 78 Personel Sumenep Bersaing Menuju Pangkat Baru
Jangan Lupa! Besok SMSI Sumenep akan Menggelar Seminar Nasional Bahas Green Economy dan Tantangan Ekologis KEK Madura
Suara dari Pulau Gelap: Warga Saebus Menanti Terang Keadilan Energi
Alfian Marsuto Bongkar Hilangnya Pajak Rokok, Alasan Kemiskinan Sumenep Tak Beranjak
banner 325x300

Berita Terkait

Kamis, 13 November 2025 - 19:36 WIB

Pemerintah dan Akademisi Sepakat: KEK Madura Harus Berbasis Ekonomi Hijau

Kamis, 13 November 2025 - 17:38 WIB

Seminar Nasional SMSI Kupas KEK Madura: Antara Harapan Ekonomi dan Tantangan Ekologi

Kamis, 13 November 2025 - 16:48 WIB

Warga Gili Iyang Desak PLN, Target Listrik Normal 20 Desember 2025

Kamis, 13 November 2025 - 15:23 WIB

Bupati Sumenep Apresiasi Penetapan Gus Dur dan Syaikhona Kholil Sebagai Pahlawan Nasional

Kamis, 13 November 2025 - 10:18 WIB

Beladiri Polri Jadi Ujian Wajib, 78 Personel Sumenep Bersaing Menuju Pangkat Baru

Rabu, 12 November 2025 - 19:59 WIB

Jangan Lupa! Besok SMSI Sumenep akan Menggelar Seminar Nasional Bahas Green Economy dan Tantangan Ekologis KEK Madura

Rabu, 12 November 2025 - 06:12 WIB

Suara dari Pulau Gelap: Warga Saebus Menanti Terang Keadilan Energi

Rabu, 12 November 2025 - 05:54 WIB

Alfian Marsuto Bongkar Hilangnya Pajak Rokok, Alasan Kemiskinan Sumenep Tak Beranjak

Berita Terbaru